Strategi menghilangkan budaya mencontek perlu dilakukan. Budaya mencontek masih sering dilakukan khususnya oleh siswa ketika melaksanakan ujian atau ulangan. Nah, diperlukan strategi untuk menghilangkan budaya mencontek. Simak penjelasan di bawah ini :
Pengertian Mencontek
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata sontek yang berarti melanggar, mencontoh, menggocoh yang artinya mengutip tulisan, dan lain sebagainya sebagaimana aslinya, menjiplak. Bower mendefinisikan menyontek adalah perbuatan yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah dan terhormat yaitu mendapatkan keberhasilan akademik untuk menghindari kegagalan akademik atau dalam teks aslinya cheating is manifestation of using illigitimate means to achieve a legitimate end (achieve academic success or avoid academic failure).
Menurut Eric, dkk menyontek berarti upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak jujur. Sedangkan menurut Taylor dan Carol (Hartanto, 2012) menyontek didefinisikan sebagai mengikuti ujian dengan melalui jalan yang tidak jujur, menjawab pertanyaan dengan cara yang tidak semestinya, melanggar aturan dalam ujian atau kesepakatan.
Menurut Ronney dan Steinbach menyontek didefinisikan sebagai menggunakan cara apapun untuk mendapatkan sesuatu yang tidak adil, yang termasuk berbohong, menutupi kebenaran, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan. Pengertian lain menurut pendapat Wilkinson menyontek adalah menyalin dari siswa lain selama ujian, salah satu dari perbuatan yang tidak baik yang menjadi salah satu dari masalah yang serius dalam institusi pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian perilaku menyontek adalah kecurangan yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan cara yang tidak halal seperti membuka catatan, bertanya kepada teman, ataupun melihat langsung jawaban dari internet, dan perilaku lainnya yang tidak dibenarkan untuk dilakukan karena tidak hanya merugikan bagi orang lain, tetapi juga sangat merugikan dirinya sendiri sebagai pelaku sontek.
Faktor Penyebab Menyontek
Salah satu alasan yang mendorong individu untuk menyontek adalah untuk memuaskan harapan orang tua. Santrock (2003) mengatakan bahwa tidak jarang orang tua dalam mengasuh atau mendidik anak-anaknya dipengaruhi oleh keinginan atau ambisi dari orang tua tanpa melihat kemampuan anaknya. Orang tua bermaksud ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya, namun keinginan tersebut tidak memperhatikan kemampuan anak.
Agustin (2014) menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan siswa menyontek pada saat ujian. Faktor-faktor penyebab menyontek adalah:
- Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada “hasil studi” berupa angka dan nilai yang diperoleh siswa dalam tes formatif atau sumatif.
- Pendidikan moral, baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam kehidupan siswa.
- Sikap malas yang tertanam dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab.
- Anak remaja sering menyontek daripada anak SD, karena masa remaja bagi mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman-teman sekelasnya.
- Kurang mengerti arti dari pendidikan.
Selanjutnya menurut Brown dan Choong (2003), faktor-faktor perilaku menyontek ada empat, yaitu:
- Ingin mendapatkan nilai dengan cara yang mudah
Faktor pertama dari perilaku menyontek ini yaitu dimana siswa ingin mendapatkan nilai yang baik tanpa usaha yang keras, sehingga melakukan perilaku ini, bahkan dianggap tidak merugikan orang lain.
- Lingkungan Pendidikan
Pengaruh lingkungan di sekolah atau institusi pendidikan lain karena tekanan teman sebaya, budaya sekolah, budaya bersenang-senang, dan rendahnya resiko untuk ditangkap atau dihukum jika melakukan perilaku menyontek.
- Kesulitan yang dihadapi
Kesulitan yang dihadapi siswa dalam bentuk keterbatasan waktu yang mereka miliki untuk mengerjakan tugas dan pada kesulitan yang ada pada materi pelajaran. Ini merupakan kesulitan yang benar-benar dihadapi siswa
- Kurangnya kualitas pendidik
Kualitas pendidik juga merupakan faktor penyumbang terjadinya perilaku menyontek. Siswa melihat tugas, bahan yang tidak relevan dan sikap guru yang acuh tak acuh, yang menjadi faktor timbulnya perilaku menyontek
Bentuk-Bentuk Menyontek
Berhubungan dengan bentuk-bentuk menyontek, Hetherington and Feldman (1964; dalam Dody Hartanto, 2012:17) membagi perilaku menyontek ke dalam empat bentuk, yaitu:
- Individual-opportinistic yang dimaknai sebagai perilaku dimana siswa mengganti suatu jawaban ketika ujian atau tes sedang berlangsung dengan menggunakan catatan ketika guru keluar dari kelas.
- Independent-planned yang diidentifikasikan sebagai menggunakan catatan ketika tes atau ujian berlangsung, atau membawa jawaban yang telah lengkap atau dipersiapkan dengan menulisnya terlebih dahulu sebelum berlangsungnya ujian.
- Social-active yang merupakan perilaku dimana siswa mengcopi atau melihat atau meminta jawaban dengan orang lain.
- Social-passive yakni mengizinkan seseorang melihat atau mengcopi jawaban.
Strategi Agar Tidak Mencontek
Berikut merupakan strategi menghilangkan kebiasaan mencontek, diantaranya sebagai berikut :
- Belajar, itu mutlak harus dilakukan. Ingat! jangan belajar pas saat mau ujian, “ketinggalan kereta” nantinya, nati ujung-ujungnya nyontek lagi kalau belajarnya nanggungbegitu.
- Rajin beribadah seperti sholat, berdoa dan kegiatan-kegiatan yang bisa mengingatkan kamu bahwa ada Tuhan yang selalu menjawab usaha para hambanya. Selalalu belajar bersyukur atas usah yang kita kerjakan.
- Jika tidak bisa mengurangi kebiasaan, mulailah sedikit demi sedikit dan lama-lama akan menjadi hilang sama sekali.
- Usahakan jangan duduk dengan teman yang lebih pandai, kurang lebih 80 % akan menarik perhatian kamu untuk menyontek.
- Ingatlah kedua orang tua saat mengerjakan ujian yang memliki harapan besar pada kamu. Pasti jadi terharu dan akhirnya mengurungkan niatmu untuk mencontek.
- Jauhkan benda-benda yang dapan memediasi kamu untuk menyontek seperti buku, tempat pensil yang berisi contekan, hand phone, dan yang lainnya.
- Bayangkan guru kamu yang killer saat mengerjakan soal, walaupun yan mengawas saat itu adalah guru yang bukan killer.
Selain itu berikut ada empat cara agar tidak mencontek saat ujian :
- Jadilah Siswa yang Aktif
Tips yang pertama yaitu kita harus mempelajari materi yang akan disampaikan dosen terlebih dahulu. Dengan demikian akan menjadikan kita mengetahui tentang apa saja yang akan dipelajari dan tentunya akan menjadikan kita lebih aktif saat pembelajaran berlangsung. Apabila kita aktif tentu saja dosen akan menandai nama kita sebagai mahasiswa yang aktif dan ini akan berdampak juga pada nilai akhir yang didapat
- Jangan Tidur Saat Pembelajaran di Kelas
Kedua, perhatikan guru saat menerangkan materi. Dengan memperhatikan materi yang disampaikan guru akan membuat kita mengingat apa saja materi tersebut. Setelah dingat tentu saja kalian harus menyimpan materi ini dengan baik-baik. Agar saat kita ujian kita dapat mengingat kembali materinya.
- Mencatat Bagian Penting
Tips yang ketiga, pelajari lagi materi yang disampaikan guru saat dirumah. Hal ini jarang sekali dilakukan. Dengan berbagai alasan seperti kecapaian saat sampai dirumah atau tidak punya catatan sehingga tidak tahu materi yang mana yang harus dipelajari. Maka dari itu selain memperhatikan guru saat menerangkan, kita juga harus mencatat bagian-bagian yang penting untuk dipelajari lagi di rumah.
- Membuat Catatan Berwarna
Setelah mencatat bagian yang penting, ada tips yang keempat yaitu membuat ringkasan. Semua materi yang dipelajari tentu saja akan sangat membebani kita dalam belajar. Jadi, lebih baik kita membuat ringkasan yang terdiri dari bagian-bagian yang penting. Dalam ringkasan tersebut kita juga bisa membuat ringkasan yang terlihat menarik untuk dibaca. Dengan membubuhkan warna-warna yang eye catching tentu dapat membuat kita lebih semangat untuk belajar.
Nah, ayo untuk kamu para siswa latihan untuk tidak mencontek ya. Semoga artikel ini bermanfaat.
Penulis : Gesti R.