Home / Kesiswaan / Metode Pembelajaran

Selasa, 19 April 2022 - 09:18 WIB

Mengenal dan Strategi Mendidik Generasi Alfa di Era Pendidikan Digital

Generasi Alfa – Semakin bertambahnya tahun, dunia tentu akan semakin berubah khususnya dalam dunia pendidikan. Di masa lalu, dunia pendidikan masih jauh sekali dari perkembangan teknologi sehingga di beberapa wilayah sampai mengharuskan para pembelajar melakukan perjalanan berkilo – kilo lamanya.

Namun, lihatlah hari ini. Dunia pendidikan mulai menunjukkan proses menyatunya dengan teknologi. Generasi zaman sekarang bahkan bisa menjadi hebat tanpa berlama – lama sekolah di satu bidang tertentu. Generasi sekarang akan sangat mudah untuk melakukan berbagai aktivitas menyerap keilmuan hanya dalam genggaman. Generasi inilah yang kemudian dikenal dengan generasi Alfa.

Siapa yang Disebut Generasi Alfa?

Melansir dari beberapa sumber, tentu akan sangat mudah untuk menemukan makna dari Generasi Alfa. Berdasar Howe dan Strauss pada bukunya yang berjudul Generations : The History America’s Future¸perubahan yang terjadi pada generasi di suatu perabadan berkisar sekitar 20 tahun.

Sehingga pasti sebagian besar guru dan tenaga kependidikan memahami bahwa istilah generasi X, Y atau milenial bahkan generasi Z adalah istilah yang dilabelkan pada generasi pada setiap pergantian periode tahun tertentu.

Di tahun berkembangnya kecanggihan teknologi sekarang, khususnya yang terlahir pada tahun 2010 – 2025 disebut dengan istilah generasi Alfa.

Kemunculan istilah generasi Alfa sendiri dicetuskan oleh Mark McCrindle, seorang pakar analisa sosial dan demografi. Selain itu, istilah generasi Alfa diambil sebab penamaan generasi sudah menggunakan huruf terakhir dari abjad pada huruf Romawi. Sehingga generasi berikutnya dipanggil sesuai dengan penggunaan pola abjad Yunani yakni huruf “Alfa”.

Mengenali Faktor Perubahan Generasi

Penting bagi guru dan tenaga kependidikan untuk memahami bahwa adanya perubahan pada generasi bukan hanya sekedar kesamaan kelahiran pada periode waktu yang sama. Setiap peradaban yang menumbuhkembangkan generasi tentu memiliki latar belakang dan karakter yang berbeda. Karakter tersebut tentu akan sedikit banyak terpengaruhi oleh unsur politik, budaya, maupun peristiwa yang telah terjadi pada peristiwa tersebut.

Misalnya, generasi Baby Boomers dikenal dengan latar belakangnya yang banyak dilahirkan pasca terjadinya peristiwa perang sekitar tahun 40-an sampai 60-an dengan mayoritas karakternya yang lebih menyukai dan menyenangi kestabilan. Pun generasi ini juga sangat menjunjung nilai kepemimpinan sehingga terkadang berbenturan dengan generasi yang jauh lebih muda.

Nah, disisi lain, pengaruh kebijakan politik maupun ekonomi juga dapat menjadikan generasi X bisa lebih terlihat berkarakter skeptis bahkan individualis. Dan berlanjut pada generasi Y yang karakter dan sifatnya lebih fleksibel serta lebih bersikap toleran pada adanya perubahan.

Baca juga:   Mengenal Fitur Canva dan Cara Menggunakannya Dalam Pembelajaran

Sejauh ini, karakter keseluruhan dari generasi Alfa masih belum terlihat jelas sebab usia mereka masih tergolong muda dan kanak – kanak. Hanya saja, satu hal yang pasti generasi Alfa akan lebih canggih dan mahir dalam menggunakan keragaman pada perkembangan teknologi.

Fenomena Generasi Alfa di Dunia Pendidikan

Di era pandemi sekarang, salah satu hal yang patut untuk tetap disyukuri yakni kehadiran teknologi yang super canggih. Bayangkan saja bila teknologi tak ada, tentu akan sangat kesulitan untuk meningkatkan serta mengoptimalkan pembelajaran. Malah akan terjadi fenomena learning loss.

Fenomena kemudahan ini ternyata menjadikan generasi Alfa menjadi generasi pecandu gadget terlepas dari kegiatan yang positif maupun negatif. Bahkan dari jenjang KB – TK sekalipun, mereka sudah mahir dalam menyerap pembelajaran melalui channel Youtube maupun media belajar yang sudah dibuat gurunya saat pembelajaran masih mengikuti kebijakan PJJ.

Untuk mendukung fenomena seperti ini, pemerintah mendukung dengan adanya pengimplementasikan pada kurikulum pendidikan agar pembelajaran teknologi dapat lebih diarahkan pada hal yang positif khususnya di jenjang sekolah dasar dan menengah.

Kurikulum yang dibuat tentu ditujukan untuk dapat membentuk siswa agar bisa menjadi seseorang yang kreatif maupun mampu dalam menggunakan berbagai teknologi untuk bisa menghadirkan solusi pada pemecahan masalah khususnya pembelajaran.

Dampak positif dari kehadiran teknologi yang super canggih tentu akan menjadikan generasi Alfa memiliki peran besar dan berapa di garda terdepan pada perubahan dunia industri negeri serta lebih banyak memiliki peluang untuk mewujudkan berbagai mimpi maupun inovasi untuk negeri yang sudah lama dicita – citakan.

Strategi Mendidik Generasi Alfa

Dalam mendidik generasi Alfa untuk memiliki peran dan kontribusi yang aktif untuk negeri, tentu membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan daya juang yang konsisten. Selain itu, diperlukan adanya berbagai elemen untuk bisa bersinergi bersama seperti orangtua, sekolah, masyarakat maupun kebijakan pemerintahan.

Sebab jika tidak, maka mereka akan menjadi generasi dengan negative vibes karena sudah terseret dengan arus teknologi yang super bebas akses.

Parahnya lagi, kondisinya bahkan sampai menjadikan generasi lebih memiliki risiko tinggi untuk mengalami kesehatan mental.

Baca juga:   Urgensitas Meningkatkan Kecerdasan Emosional Guru

Nah, berikut beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mendidik generasi Alfa:

1.   Memberikan Limitasi Waktu pada Penggunaan Gadget

Strategi pertama yang bisa dilakukan oleh orangtua sebagai lingkup terkecil yakni memberikan pengertian tentang batasan penggunaan gadget. Hal ini sangat penting agar generasi ini bisa lebih terlatih untuk bisa menggunakan gadget seperlunya dan tidak kehilangan kemampuan bersosialisasi di dunia nyata.

Manfaat lain yang bisa orangtua dapatkan ketika menentukan batasan penggunaan gadget yakni menyelamatkan kesehatan mereka. Seperti diketahui bahwa paparan radiasi dari gadget juga berisiko tinggi pada organ anak.

Salah satu cara untuk memberikan pengertian terkait batasan penggunaan adalah dengan memberikan tauladan pada anak untuk tidak selalu menggunakan gadget. Misalnya dengan mengajak mereka bertamasya atau bercengkrama bersama saat waktu luang dan liburan keluarga.

2.   Memberikan Pembelajaran sesuai dengan Kemampuan dalam Menggunakan Teknologi

Sebagai guru, penting untuk senantiasa memberikan pembelajaran sesuai dengan kemampuan penyerapan peserta didik.

Jika Anda menginginkan peserta didik untuk bisa mengakses pembelajaran lewat internet, pastikan Anda maupun orangtua memberikan pendampingan khusus agar periode awal penggunaan internet tak menjadikan peserta didik kebingungan sebab karakter internet yang bebas tanpa batas.

3.   Membuat Kebijakan Internet bagi Remaja

Di sisi pembuat kebijakan, penting untuk lebih banyak memberikan konsentrasi penuh pada remaja terutama dari segi aturan penggunaan internet.

Sebab faktanya, kecanggihan teknologi sekarang malah menjadikan generasi menjadi kaum yang toxic dan seringkali mengakses hal – hal yang negatif. Sayang sekali bukan bila waktu mereka hanya terbuang untuk mengakses hal tak bermanfaat seperti itu?

4.   Melakukan Monitoring dalam Mengakses Beragam Situs Pembelajaran

Hal lainnya yang bisa dilakukan bagi seorang guru maupun para orangtua yakni melakukan mekanisme monitoring pada anak manakala mereka mengakses situs pembelajaran. Strategi ini sangat penting mengingat mereka bisa saja tidak sadar diri dan lupa untuk mengakses hal – hal di luar pembelajaran.

Nah, demikian ulasan mengenai generasi Alfa dan beberapa strategi untuk mendidik mereka agar menjadi pribadi yang berbudi luhur dan berkarakter baik.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(shd/shd)

Share :

Baca Juga

Kesiswaan

Mengembangkan Kompetensi Guru melalui Sosial Emosional

Kesiswaan

Cara Mewujudkan Perkembangan Siswa dengan Baik
ide ice breaking SD

Kesiswaan

Membuat Suasana Belajar Lebih Kondusif dan Seru dengan Ice Breaking

Kesiswaan

Pembelajaran Kooperatif : Strategi, Tujuan dan Prinsip
7 Gaya Belajar Siswa yang Wajib Guru Ketahui

Metode Pembelajaran

Gunakan 4 Model Pembelajaran Efektif Ini di Sekolah

Kesiswaan

Menumbuhkan Kemampuan Belajar Mandiri bagi Siswa

Kesiswaan

Cara Mendapatkan Beasiswa untuk Siswa Disabilitas (ADiK)
Insekuritas Siswa

Karya Inovatif

Guru wajib tau pentingnya refleksi pembelajaran