5 prinsip penting administrasi kurikulum awalnya berasal dari bahasa Latin “silabus” yang berarti mata pelajaran berlari dan bahasa Prancis “kurir” yang berarti “berlari”.
Istilah yang digunakan dalam dunia pendidikan yang dikenal dengan diploma untuk merujuk pada sekumpulan mata pelajaran atau mata kuliah yang harus diselesaikan agar dapat diberikan penghargaan. Pemahaman tentang kurikulum ini masih meluas, termasuk di Indonesia.
Dalam pengertian modern, kurikulum tidak hanya berkaitan dengan pemahaman sebagai mata pelajaran (kursus) tetapi juga pengalaman di luar sekolah sebagai laju pembelajaran.
Kurikulum awalnya berasal dari kata Yunani curicular, yang berarti gerbong atau jalur balap. Istilah tersebut digunakan dalam dunia pendidikan sebagai suatu cara, usaha, atau kegiatan untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran.
Kemudian diubah menjadi sejumlah mata pelajaran (kursus) yang ditawarkan oleh lembaga pendidikan untuk mencapai gelar tertentu. Dalam kamus, kurikulum dapat diartikan sebagai:
1. Seperangkat mata pelajaran yang harus diselesaikan atau dipelajari siswa di sekolah atau universitas untuk menerima ijazah tertentu.
2. Jumlah program studi yang ditawarkan oleh institusi atau departemen.
Administrasi Kurikulum
Proses perencanaan memiliki berbagai langkah untuk mengidentifikasi masalah. Selama fase identifikasi masalah, beberapa prinsip yang tercantum di bawah ini harus dipertimbangkan dan ditangani.
Berikut 5 prinsip penting administrasi kurikulum yang perlu dipertimbangkan ketika merancang dan mengimplementasikan kurikulum:
1. Prinsip Relevansi
Dalam hal ini, asas relevansi dapat dibedakan menjadi relevansi eksternal, yang berarti bahwa tujuan, isi, dan proses pembelajaran harus memenuhi kebutuhan, tuntutan, dan perkembangan masyarakat, dan relevansi internal, yang berarti kesesuaian atau koherensi antara komponen-komponen pembelajaran.
Artinya, antara penilaian yang menunjukkan tujuan, isi, proses, penyampaian, dan koherensi kurikulum.
2. Prinsip Efektivitas
Prinsip kinerja berkaitan dengan keberhasilan pelaksanaan program pendidikan kuantitatif dan kualitatif. Kurikulum adalah pengembangan rencana pendidikan berdasarkan kebijakan publik.
Ketika mengembangkannya, perhatian harus diberikan pada hubungan antara kebijakan nasional di bidang pendidikan dan aspek utama kurikulum: tujuan, isi, pengalaman belajar, dan evaluasi.
3. Prinsip Efisiensi
Prinsip kurikulum yang efektif harus praktis, mudah diterapkan, menggunakan alat yang sederhana dan murah. Dalam hal ini program dan pendidikan selalu dilakukan dalam batas-batas, baik dari segi waktu, biaya, alat dan tenaga.
4. Prinsip Continuitas
Prinsip kontinum berkaitan dengan perkembangan dan pembelajaran anak yang berkelanjutan, sehingga pengalaman belajar yang ditawarkan oleh program juga harus berkelanjutan dari satu tingkat kelas ke tingkat yang lain, dari satu kelas ke kelas lain, studi lain, antara tingkat pendidikan dan pekerjaan.
5. Prinsip Fleksibelitas
Prinsip fleksibilitas kurikulum harus mampu mempersiapkan anak-anak hari ini dan di masa depan, di sini dan di tempat lain, untuk anak-anak dengan latar belakang dan kemampuan yang beragam.
Dengan kata lain, kurikulum seharusnya memuat muatan yang padat, tetapi pada kenyataannya dapat disesuaikan dengan kondisi setempat, waktu dan kemampuan, serta asal usul anak.
Guna menambah pengetahuan kepala sekolah wajib baca berbagai literasi, serta dapat mengikuti pelatihan memahami model pembelajaran inovatif dan interaktif dalam mengoptimalkan proses belajar. DAFTAR SEKARANG!
More Info:
https://wa.me/6285161610200