Home / News

Jumat, 2 Februari 2024 - 13:35 WIB

Etika Bermedia Sosial bagi Seorang Guru yang Wajib Diperhatikan

Kini adalah eranya bersosial media. Setiap hari, nyaris semua orang menghabiskan waktunya untuk bersosial media, baik yang menggunakan WhatsApp, Facebook, Instagram, atau yang lainnya.  Termasuk seorang guru.

Memang, tidak ada yang salah dengan media sosial. Karena pada hakikatnya, Anda bisa menemukan banyak ilmu baru di dalamnya. Yang menjadi persoalan adalah, bagaimana Anda bersosial media. Apakah sudah sesuai dengan etika, atau justru belum sama sekali?

Karena mirisnya, lumayan banyak orang yang kurang memahami bagaimana caranya bersosial media yang tepat. Sehingga tidak jarang menceritakan seluruh masalahnya ke media sosial.

Tentu, ini merupakan hal yang kurang tepat. Sehingga harus benar-benar dihindari. Khususnya oleh para tenaga pendidik. Sebab bisa merusak reputasi diri dan juga sekolah.

Oleh karena itu, agar tetap bersosial media sesuai dengan koridornya, berikut adalah beberapa etika dalam bersosial media bagi seluruh guru yang memang benar-benar harus dipahami.

Gunakan kalimat yang santun

Etika yang pertama adalah dengan senantiasa menggunakan kalimat-kalimat yang santun. Karena bagaimanapun, bertutur kata dengan kalimat yang santun seharusnya sudah menjadi ciri khas seorang guru. Yang mana, dalam bersosial media, kita memang harus bisa memberikan contoh yang baik. Salah satunya adalah dengan memposting kalimat yang santun saja.

Baca juga:   Program Guru Penggerak Angkatan 7: Tujuan dan Mekanisme Pendaftarannya

Gunkan kata-kata yang tepat dan tidak menyinggung siapapun. Sayangnya, masih lumayan banyak yang mengabaikan etika satu ini. Padahal, etika bersosial media satu ini adalah etika yang paling dasar dan paling umum.

Bahkan, akan lebih baik juga tidak berkeluh kesah di media sosial. Kecuali, jika Anda bisa mengemas keluh kesah tersebut menjadi sebuah motivasi.

Berdasarkan berbagai cerita, masih ada beberapa guru yang suka menyindir orang lain lewat statusnya. Tentu, hal ini bukanlah sesuatu yang patut untuk diapresiasi. Karena sejatinya, masalah yang ada harus segera diselesaikan, bertemu dengan empunya, bukan malah menyindir lewat akun media sosial.

Bagikan hal-hal yang baik saja

Etika bersosial media bagi seorang guru berikutnya adalah dengan membagikan hal-hal yang baik saja. Baik itu video, gambar, ataupun hanya sekedar kata-kata.  Untuk saat ini, ada banyak sekali video, gambar, dan kata-kata yang tersebar di media sosial.

Baca juga:   Guru Bukan PNS dan Serdik Tetap Bisa Dapat Tunjangan dari Pemerintah, Bagaimana Caranya? 

Maka, Anda harus memilah kembali. Mana yang kiranya pantas untuk diposting. Jika memang merasa video atau gambarnya bagus, mengandung unsur edukasi di dalamnya, maka bagikan, namun jika tidak, maka tinggalkan. Cari saja video atau gambar lain yang memang lebih pantas untuk diposting.

Kedua etika tersebut memang terlihat sederhana. Namun tetap saja masih banyak yang mengabaikan. Semoga kita bisa menerapkan kedua etika bersosial media di atas setiap harinya. Agar bisa menjadi nasihat untuk diri kita dan orang lain. Semoga bermanfaat.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(ant/shd)

Share :

Baca Juga

Kesiswaan

Cara Mendapatkan Beasiswa untuk Siswa Disabilitas (ADiK)

News

Pentingnya Pendidikan Seks pada Siswa Sekolah Dasar

News

Menarik, PNS yang Pindah IKN Bakal Dapat Tunjangan Transportasi dan Sederet Tunjangan Lainnya

News

Cara Menjadi Guru Idaman di Era Pendidikan Digital

News

Alhamdulillah, Tunjangan Sertifikasi Guru Triwulan 1 Resmi Cair Tanggal 5 Maret 2024, Ini Rinciannya

Kenaikan Pangkat

Istimewa! Ada 8 Kategori Guru Honorer Langsung Lulus Tanpa Mengikuti Tes Seleksi PPPK 2022

News

Penerapan Growth Mindset Yang Perlu Guru Ketahui Dalam Melaksanakan Asesmen

News

Kongres XXIII PGRI 2024 Mulai Usulkan 10 Rekomendasi Ke Pemerintah, Ini Rinciannya