Tantangan Milenial
Siapa Sajakah Generasi Milenial?
Apakah rekan pembaca masuk ke dalam kelompok generasi milenial? Atau mungkin rekan pembaca masih menerka-nerka, kira-kira saya ini generasi milenial bukan ya? Untuk memastikan apakah kita masuk ke dalam generasi ini atau tidak, ada baiknya jika kita menyimak pengertian generasi milenial terlebih dahulu. Generasi milenial adalah sebutan lain dari generasi Y, yang mana frasa ini khusus untuk menggambarkan orang-orang yang lahir antara tahun 1980 dan 2000. generasi milenial
Ada 15 fakta generasi milenial yang mungkin belum pernah kita ketahui sebelumnya. Apa saja ya kira-kira? Yuk, kita simak penjelasan fakta-fakta generasi milenial berikut ini.
1. Istilah “Milenial” diciptakan pada tahun 1991.
Muncul pada tahun 1991, seorang sejarawan bernama Neil Howe dan William Strauss memutuskan untuk menggunakan kata milenial dalam buku mereka yang berjudul Generations. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa para generasi milenial yang paling tertua akan lulus jenjang pendidikan SMA pada tahun 2000.
2. Generasi Milenial Menghabiskan 85% Waktu dalam Sehari untuk Menggunakan Gadget.
Kami tahu mungkin ini tidak termasuk ke dalam fakta yang mengejutkan, karena hampir semua orang tahu generasi milenial tidak pernah bisa lepas dari teknologi. Itulah mengapa mereka dijuluki sebagai generasi tech-savvy. Bagaimana tidak, 85% waktu yang mereka miliki dalam sehari rela dihabiskan untuk menggunakan ponsel atau gadget-gadget lainnya.
3. Generasi Milenial adalah Orang-Orang yang Suka Membaca Buku.
Percaya tidak kalau generasi milenial terdiri dari orang-orang yang gemar membaca buku? Eits, ini termasuk ke dalam salah satu fakta generasi milenial loh, rekan-rekan. Pada tahun 2016, para milenial rata-rata membaca lima buku selama satu tahun. Mungkin ini terdengar cukup sedikit, namun nyatanya generasi lain membaca buku lebih sedikit per tahunnya dibandingkan generasi milenial. Tidak hanya itu, generasi milenial juga lebih sering mengunjungi perpustakaan umum daripada generasi lainnya. Contohnya saja generasi milenial Indonesia, jika kita pergi ke perpustakaan nasional, kita akan lebih sering bertemu dengan orang-orang y yang membaca buku disana.
Oh ya, ada satu fakta menarik yang masih berkaitan dengan poin ini yaitu, meskipun y sangat dekat dengan teknologi, namun mereka jauh lebih suka membaca buku cetak daripada membaca lewat ebook loh!
4. Dalam Hal Pekerjaan, Generasi l Meraih Pendapatan 20% yang Lebih Sedikit daripada Baby Boomers.
5. Sepertiga Generasi y yang Berusia 18-34 Tahun Tinggal di Rumah bersama Orang Tua Mereka.
Ini fakta yang cukup mengejutkan bukan? Mungkin banyak orang berpikir bahwa generasi milenial adalah orang-orang yang sangat ambisius dalam kehidupan mereka, sehingga milenial akan memilih untuk tinggal berpisah dengan orang tua mereka. Namun, ternyata tingginya biaya rumah atau tempat tinggal membuat milenial lebih memilih untuk tinggal bersama orang tuanya terlebih dahulu, sampai akhirnya nanti mereka memiliki tabungan yang cukup untuk membeli tempat tinggal pribadi.
6. Generasi l sangat Menyukai Pengembangan Diri.
Pengembangan diri atau self-improvement adalah salah satu hal yang sangat menarik perhatian gen Y atau generasi milenial ini. Sebuah studi yang dilakukan pada tahun 2015 menunjukkan bahwa 94% generasi milenial memiliki resolusi tahun baru untuk melaksanakan pengembangan diri agar dapat menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya. Misalnya, menghemat pengeluaran uang, sehingga bisa menabung uang lebih banyak. Ups, ini bukan sekedar resolusi semata loh, rekan-rekan. Karena kenyataannya, 76% generasi milenial mengatakan bahwa mereka telah berhasil mewujudkan resolusi tahun baru, terutama yang berkaitan dengan pengembangan diri.
7. Generasi Memiliki Pendidikan yang Lebih Tinggi daripada Generasi sebelumnya.
Mungkin ini fakta menarik yang jarang kita ketahui. Ternyata, generasi milenial bukan hanya tech-savvy loh, namun sekitar 40% generasi milenial juga memiliki tingkat pendidikan atau gelar sarjana yang lebih tinggi dibandingkan 30% Gen X di seusia mereka kala itu.
8. Generasi Milenial adalah Orang-orang yang Egois atau Self-Centered.
Ini bukan sekedar asumsi, namun ini adalah fakta. Bahkan, penelitian yang dilakukan pada tahun 2016 telah menunjukkan bahwa generasi milenial adalah orang-orang yang egois dan mereka menjadikan diri sendiri sebagai perhatian utama. Tak jarang mereka disebut sebagai generasi yang narsis.
9. Generasi l adalah Orang-Orang yang Peduli terhadap Lingkungan.
Sebuah penelitian berskala besar yang melibatkan lebih dari 20.000 responden milenial dari 181 negara menunjukkan bahwa generasi milenial sangat memberikan keprihatinannya terhadap lingkungan sekitar. Misalnya, perubahan iklim, efek global warming, dan lain sebagainya. Nah, jadi jangan heran ya kalau rekan-rekan pembaca melihat banyak anak yang berkoar-koar untuk mengurangi penggunaan plastik dan sedotan.
10. Gen Y atau Ml juga sangat suka Beramal.
Bukan hanya peduli terhadap lingkungan, namun ternyata generasi milenial juga sangat suka beramal. Menurut sebuah survei yang dilakukan baru-baru ini, 84% dari generasi milenial selalu memberikan sumbangan amal tahunan. Bahkan, 70% generasi milenial rela menyumbangkan waktu dan bakat mereka untuk tujuan-tujuan sosial yang mereka anggap sangat berharga. Misalnya, mengajarkan anak-anak kurang mampu untuk bisa membaca, menulis dan menghitung. Tentunya, sikap generasi milenial ini sangat diapresiasi oleh para generasi sebelumnya.
11. Generasi sudah Menjadi Generasi Terbesar di Dunia Profesionalisme.
Pada tahun 2017 saja sudah tercatat ada 56 juta generasi yang sudah bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Sedangkan, hanya 53 juta Gen X dan 41 juta Baby Boomers yang ada di dunia profesionalisme atau dunia kerja. Intinya, generasi milenial sudah mulai mendominasi dunia kerja di negara manapun nih, rekan-rekan.
12. Generasi Milenial sangat Memikirkan Pekerjaan Mereka.
Ada yang bilang gen Y acuh dengan pekerjaan mereka? Wah, salah besar. Sebuah studi yang dilakukan oleh Happify pada tahun 2016 menunjukkan bahwa gen Y atau generasi milenial dengan rentang usia antara 25 sampai 34 tahun sangat memikirkan pekerjaan mereka. Mereka memikirkan inovasi apa yang harus diberikan pada pekerjaan mereka, bagaimana mereka bisa meraih pencapaian kerja yang membanggakan, dan lain sebagainya.
13. Gen Y atau Jarang Mengambil Cuti untuk Berlibur.
Dalam satu survei yang dilakukan pada tahun 2016 menunjukkan bahwa 48% karyawan milenial sangat ingin bos atau pemimpin mereka menganggap dan memandang mereka sebagai “karyawan yang profesional dan berdedikasi tinggi”. Berlanjut dengan studi yang dilakukan oleh LinkedIn pada tahun 2018 menunjukkan bahwa 16% generasi mengatakan mereka tidak ingin sering-sering meminta cuti kepada bos mereka.
14. Masih Banyak yang Menerima Bantuan Finansial dari Orang Tua Mereka.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Lynch atau Age Wave tahun 2019 ini, sekitar 7 dari 10 generasi milenial masih mengandalkan orang tua mereka untuk meminta bantuan finansial. Meskipun populasi dari generasi milenial dan generasi Z semakin mendominasi populasi warga dunia. Bahkan, dikabarkan jumlah populasi generasi Z akan melebihi generasi milenial. Namun, tetap saja generasi milenial masih menjadi bahan perbincangan yang digemari orang banyak.
15. Generasi atau Gen Y sangat Mendambakan Perkembangan Karier yang Melejit dengan Cepat.
Sudah banyak makalah generasi milenial dan essay tentang generasi milenial yang menyatakan bahwa karyawan milenial tidak suka jika karier mereka berkembang dengan sangat lambat. Dalam studi tersebut menunjukkan bahwa 90% generasi milenial menginginkan perkembangan karier yang melejit dengan cepat.
Tantangan Gen y
Terlepas dari beberapa fakta positif dan negatif tentang generasi milenial, kita juga perlu mengetahui tantangan-tantangan apa saja yang dihadapi para generasi milenial. Hampir 70% para pemimpin dan pengusaha di dunia percaya bahwa fakta-fakta negatif yang dimiliki para gen Y disebabkan karena ambisi mereka yang terlalu tinggi. Dari ambisi yang tinggi inilah muncul konflik-konflik antara generasi milenial dengan para generasi sebelumnya.
34% generasi X dan 24% generasi Baby Boomers setuju bahwa konflik-konflik tersebut telah menjadi tantangan tersendiri bagi generasi . Jadi, apa saja yang menjadi tantangan generasi milenial? Yuk, kita simak pembahasan berikut ini.
1. Budaya Organisasi atau Perusahaan yang Buruk.
Menurut laporan Robert Walters, 73% karyawan milenial telah meninggalkan pekerjaan karena budaya organisasi atau perusahaan yang buruk. Ini menjadi salah satu tantangan bagi generasi milenial untuk tetap bertahan dan berusaha mengubah budaya perusahaan yang buruk, atau mencari perusahaan lain yang budayanya sesuai dengan harapan mereka.
2. Teknologi.
Dikarenakan hubungan milenial dengan teknologi sangat erat, hal ini membuat mereka mudah kesal dengan generasi-generasi lain yang tidak mahir dalam teknologi. Data menunjukkan bahwa 34% pekerja yang lebih tua tidak memahami teknologi sebaik generasi milenial dan hal ini membuat gen Y menjadi semakin frustasi.
3. Pengalaman dan Pendidikan yang Tinggi.
Seperti yang sudah kita bahas dalam fakta-fakta generasi milenial sebelumnya, generasi milenial memang memiliki gelar pendidikan yang paling tertinggi dibandingkan generasi-generasi sebelumnya. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi gen Y, apakah mereka mau berusaha untuk berbaur dan bekerjasama dengan generasi sebelumnya atau malah bersikap acuh dengan mereka?
Penulis : ansisko