Terdapat 3 kebiasaan sehat pelajar Jepang yang menarik untuk ditiru. Kebiasaan ini merupakan slogan yang dibuat oleh Departemen Pendidikan Jepang dan selalu ditekankan oleh kepala sekolah setiap pidato penyambutan siswa baru. Slogan tersebut adalah hayane, hayaoki, dan asagohan.
Slogan hayane memiliki arti tidur cepat. Ada alasan mengapa tidur cepat menjadi hal yang ditekankan bagi pelajar di Jepang.
Pemerintah Jepang menemukan bahwa semakin banyaknya balita yang tidur di atas jam 10 malam. Tidur cepat dimaksudkan agar mereka dapat memperoleh tidur yang cukup.
Para orang tua di Jepang sangat disiplin dalam hal ini. Mereka juga ikut serta dalam membantu anak-anaknya tidur lebih awal dengan mematikan televisi, game, ponsel, dan hal lainnya yang dapat mengganggu tidur anak mereka.
Bagi pelajar, tidur yang cukup akan berpengaruh pada aktivitas mereka keesokannya. Siswa akan lebih bugar dan bersemangat ketika memperoleh tidur yang cukup.
Sebaliknya, tidur yang kurang akan berpengaruh pada aktivitas siswa pagi harinya. Mereka akan mudah mengantuk dan mood menjadi buruk. Hal ini tentu akan berakibat pada proses pembelajaran yang tidak terserap secara maksimal.
Dilansir dari BBC News, Jakke Tamminen yang merupakan seorang dosen psikologi Royal Holloway University memperingatkan bahwa begadang merupakan hal yang buruk untuk dilakukan. Kurang tidur dapat menyebabkan gangguan pada otak.
Selain itu, hasil penelitian Universitas Tuebingen Jerman menunjukkan bahwa tidur berperan dalam proses belajar dengan mengakses pengetahuan implisit dan kemudian membuatnya menjadi memori eksplisit.
Oleh karena itu, tidur yang cukup juga merupakan bagian penting dari belajar dan tidak dapat diremehkan.
Kebiasaan sehat pelajar Jepang yang kedua yaitu hayaoki atau cepat bangun pagi. Bangun pagi tentu akan mudah dilakukan ketika anak sudah memiliki waktu yang cukup untuk tidur. Artinya, ketiga kebiasaan sehat ini merupakan hal yang saling berkaitan satu sama lain.
Bangun pagi memungkinkan anak melakukan banyak hal sebelum berangkat ke sekolah. Sehingga membuat anak tidak terburu-buru untuk bersiap berangkat ke sekolah. Bangun pagi juga akan mempengaruhi produktifitas siswa.
Bangun pagi juga memiliki dampak bagi kesehatan siswa. Menurut profesor Phyllis C. Zee, MD, bangun pagi memungkinkan tubuh untuk mendapat kesempatan terpapar sinar matahari pagi yang memiliki kandungan vitamin D. Vitamin D ini yang akan membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Ketiga, Asagohan atau sarapan. Setelah bangun pagi terlaksana, maka tidak ada alasan untuk tidak sarapan.
Sarapan merupakan hal penting yang sering disepelekan para pelajar Indonesia. Padahal sarapan yang bergizi dapat memperkuat daya tahan tubuh siswa.
Menurut dr. Andry Hartono, sarapan bermanfaat dalam menyegarkan otak, meningkatkan daya konsentrasi, serta untuk mencukupi kebutuhan gizi.
Sarapan juga membantu daya berpikir (kognitif) yang mencangkup daya ingat serta kemampuan untuk memperhatikan pembelajaran dengan baik.
Apabila banyak dijumpai pelajar yang sering tertidur dalam kelas atau susah dalam memahami pembelajaran, ada kemungkinan bahwa hal ini karena tiga hal di atas tidak dipenuhi.
Maka sebaik apapun metode atau media pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru, apabila siswa tidak dalam keadaan siap maka pembelajaran juga tidak akan bisa berjalan dengan maksimal.
Menerapkan tiga kebiasaan di atas juga merupakan bentuk pengajaran kedisiplinan pada anak. Tidak hanya disiplin waktu, namun juga disiplin belajar dan bersikap.
Demikian 3 kebiasaan sehat pelajar Jepang yang penting juga diterapkan di Indonesia. Ketiga hal tersebut memang merupakan hal yang sering diabaikan oleh pelajar-pelajar Indonesia. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa tiga kebiasaan tersebut juga berpengaruh dalam kesuksesan belajar.
Anda ingin meningkatkan kompetensi dalam mengajar? Mari bergabung menjadi member e-guru.id. Dapatkan akses berbagai pelatihan guru setiap minggunya. Klik LINK INI untuk mendaftar.
Penulis: Agriantika Fallent