Insekuritas – Sebuah penyakit yang menjangkiti dalam tubuh manusia, tentu akan membuat mereka tidak nyaman dan merasa khawatir. Apalagi jika penyakit itu lama tak bisa disembuhkan.
Bukan hanya soalan penyakit yang menyerang pada fisik saja, namun juga ada perasaan atau wujud pemikiran yang menyebabkan mental manusia terganggu. Tentu saja hal ini akan berefek pada aktivitas yang dilakukan dalam kehidupan sehari – hari.
Salah satu pemikiran atau perasaan yang kerap menyerang para peserta didik hari ini yakni perasaan insecure. Lantas, seperti apa pengkajian insecure dalam dunia Pendidikan? Simak ulasannya di bawah ini!
Insecure merupakan wujud pemikiran dimana seseorang akan mengalami kekhawatiran dengan tingkatan level yang berbeda seperti cemas ringan, sedang bahkan sampai akut.
Kecemasan ini biasanya berhubungan dengan ketidakmampuan diri dalam capaian tertentu seperti orang lain, dan merasa memiliki banyak kekurangan. Kecemasan ringan sebenarnya wajar terjadi.
Sebab memang semua manusia tak bisa mengendalikan kehidupan yang dimiliki. Mereka hanya bisa merencanakan.
Sehingga jika suatu saat mereka menemukan hal yang tidak sesuai ekspektasi, kadang mereka merasa insecure.
Namun hal tersebut akan menjadi masalah manakala peserta didik rentan menjadi korban insekuritas akut. Hal ini tentu akan mengganggu aktivitas terutama saat mereka menjalankan kehidupan di sekolah.
Mengenali Faktor Internal dan Eksternal yang Menjadi Penyebab Suburnya Insekuritas
Insekuritas berlebihan tentu bukanlah sebuah hal yang tiba – tiba ada. Pastilah ada sesuatu yang menjadi pemantiknya baik secara internal maupun eksternal. Faktor internalnya bisa saja berkaitan dengan peserta didik yang kerap merasa kurang percaya diri dengan penampilan fisik. Misal, jika peserta didik memiliki postur tubuh yang gendut dan terlalu berisi. Di era serba glow up hari ini, postur tubuh yang gendut dan terlalu berisi seringkali merasa tersingkir sebab konsep glow up sendiri yakni ramping, putih dan mulus.
Jika tidak demikian, berarti peserta didik tidak masuk kategori glow up. Tentu saja hal ini tidak bisa dibiarkan.
Guru dapat memberikan banyak motivasi pada peserta didik, untuk tidak canggung dan speak up more agar mereka tidak sampai menggubris trend glow up yang malah menyesakkan dada.
Jika faktor internal tersebut berhasil dihalau, maka besar kemungkinan peserta didik dapat beraktivitas kembali dan bisa jadi ketidak – glow up – annya menjadi suatu motivasi untuk bisa glow up dengan definisi lain.
Adapun faktor eksternalnya yakni peserta didik malah merasakan bullying dari teman – teman sekitar. Hal ini bisa saja lantaran si peserta didik memiliki kasta yang berbeda, atau termasuk peserta yang memiliki kecerdasan di bawah rata – rata.
Maka dari itu, penting bagi guru untuk senantiasa mengarahkan peserta didik semuanya agar dapat menerima teman – teman dan menganggappnya saudara.
Nah demikian ulasan mengenai cara mengatasi peserta didik yang memiliki tipe insekuritas akut di lingkungan pendidikan. Semoga bermanfaat.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(rhm/shd)