Home / Kesiswaan

Minggu, 8 Mei 2022 - 19:45 WIB

Begini Upaya Membangun Budaya Positif Pada Lingkungan Sekolah

Membnagun budaya positif pada lingkungan sekolah sangat penting untuk dilakukan untuk membangun motivasi dan karakter peserta didik. Tujuan pendidikan menurut KI Hajar Dewantara yakni untuk menuntun bakat dan minat anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat.

Oleh karena itu pendidik hanya dapat memberikan arahan dalam mendukung tumbuh kembang anak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki agar dapat memperbaiki perilakunya.

Dalam proses pemberian arahan tersebut anak diberi kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi bakat dan minatnya sebagai individu yang unik akan tetapi guru sebagai fasilitator juga harus memberi tuntunan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan diri mereka. Guru dapat memberikan tuntunan agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Sebagai pendidik guru diharapkan memiliki nilai-nilai positif yang dibutuhkan untuk membentuk karakter Pelajar Pancasila dengan memberi contoh (Ing Ngarso Sung Tulodho) dan melakukan pembiasaan baik secara konsisten di Sekolah.

Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk mengembangkan budaya positif di sekolah agar dapat menumbuhkan motivasi intrinsik dari dalam diri peserta didik untuk menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berbudi pekerti luhur.

Tujuan membangun budaya positif di sekolah yakni untuk menumbuhkan motivasi dan karakter anak. Tujuan penting dari sekolah adalah membentuk karakter. Maka dari itu banyak program sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter peserta didik. Misalnya program kantin kejujuran yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter jujur pada peserta didik dan program literasi yang bertujuan untuk menumbuhkan karakter kritis pada peserta didik.

Oleh sebab itu guru perlu membangun sebuah komunitas di sekolah untuk menyiapkan peserta didik di masa depan agar menjadi manusia yang berdaya tidak hanya untuk pribadi tetapi juga masyarakat.

Karakter yang diharapkan dalam pembangunan budaya positif yakni menjadi manusia dan anggota masyarakat untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan seperti tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam profil pelajar pancasila yaitu Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan YME, Berakhlak Mulia, Kreatif, Gotong Royong, Berkebhinekaan Global, Bernalar Kritis dan Mandiri.

Sehingga budaya positif yang ditanamkan di sekolah dapat menumbuhkan karakter positif karena budaya positif tidak hanya mendorong peserta didik untuk sukses secara moral maupun akademik di lingkungan sekolah tetapi juga untuk menanam moral yang baik pada diri peserta didik ketika berada di dalam masyarakat.

Baca juga:   Materi MPLS Pendidikan Karakter tahun 2022

Sebagai institusi dalam membentuk karakter sekolah dapat menerapkan budaya positif seperti menentukan posisi kontrol guru yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik, melakukan kesepakatan kelas serta penerapan disiplin positif di kelas.

Ada beberapa langkah dan strategi untuk mewujudkan budaya positif di sekolah secara efektif dalam mengembangkan karakter peserta didik yaitu:

1. Posisi Kontrol Guru

Hubungan antara guru dan peserta didik merupakan faktor penting untuk membangun budaya sekolah karena hubungan tersebut akan berpengaruh pada kualitas pendidikan di Sekolah.

Oleh karena itu sangat penting bagi guru untuk memahami bagaimana cara memposisikan diri saat berhadapan dengan peserta didik sebagai penggerak utama kegiatan pembelajaran.

Kontrol guru dalam proses belajar mengajar yang baik adalah guru sebagai pengedali dan fasilitator bagi peserta didik. Apabila ada peserta didik yang melakukan pelanggaran tata tertib maka guru harus menanyakan tentang alasan mengapa peserta didik tersebut melanggar aturan dan memnuat kesepakatan untuk langkah perbaikan. Guru juga akan bertanya tentang harapan peserta didik dalam KBM.

Sehingga dengan upaya tersebut peserta didik akan merasa didengarkan dan tumbuh disiplin dari dalam diri peserta didik tersebut. selain itu penerapan budaya positif tersebut dapat menumbuhkan motivasi intinsik dalam mengubah perilaku peserta didik untuk memperbaiki dirinya.

2. Membuat Kesepakatan Kelas

Kesepakatan kelas merupakan hal penting untuk membangun budaya positif. Kesepakatan kelas tersebut berisi beberapa aturan untuk membantu guru dan peserta didik bekerja secara bersama-sama untuk membentuk kegiatan pembelajaran yang efektif.

Kesepakatan kelas tersebut berisi harapan guru terhadap peserta didik dan harapan peserta didik terhadap guru. Untuk membuat kesepakatan kelas maka perlu penyusunan aturan yang jelas sehingga peserta didik dapat memahami sebuah perilaku yang diharapkan.

Kesepakatan yang disusun tersebut hendaknya mudah dipahami dan dapat langsung dilakukan, dapat diperbaiki serta dikembangkan secara berkala. Kesepakatan kelas tersebut dapat berbentuk poster yang ditandatangani bersama guru dan peserta didik sebagai kesepakatan kontrak. Strategi lain yang dapat dilakukan yakni dengan mencetak kesepakatan tersebut di setiap buku laporan kegiatan peserta didik untuk meningkatkan komunikasi antara orang tua dan pihak sekolah.

3. Menerapkan Budaya Disiplin Positif

Disiplin pada lingkungan pembelajaran merupakan sebuah praktek mengajar atau melatih seseorang untuk mematuhi peraturan yang berlaku dalam jangka pendek dan jangka panjang. Disiplin bertujuan untuk mengembangkan perilaku peserta didik serta mengajarkan peserta didik tersebut mengenai kontrol dan kepercayaan diri serta fokus pada apa yang mampu di pelajari.

Baca juga:   Kriteria Siswa Eligible dan Ketentuan Terbaru SNMPTN 2022

Tujuan akhir dari penanaman disiplin yakni agar peserta didik memahami perilaku mereka sendiri, mengambil insiatif, menjadi bertanggung jawab atas pilihan mereka dan menghargai diri mereka sendiri dan orang lain. Pada penerapannya disiplin poisitif juga memberikan pemahaman kepada siswa mengenai konsekuensi logis apabila sebuah aturan dilanggar. Kesalahan merupakan kesempatan baik bagi peserta didik untuk belajar.

Mengembangkan Budaya Positif merupakan sebuah kebutuhan akan perubahan di Sekolah. Dengan mengembangkan budaya positif di sekolah maka seseorang sudah melakukan perubahan positif dalam mencapai visi sekolah yang ideal yaitu sekolah yang dapat mendukung penumbuhan belajar yang merdeka.

Sekolah perlu terus berupaya untuk meningkatkan kualitas, efisiensi serta kompetitif dalam mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung peserta didik. Perubahan positif tersebut dapat dicapai dengan mengembangkan budaya positif di sekolah.

Dalam melakukan perubahan tersebut guru dapat menggunakan paradigma Inkuiri Apresiatif (IA) yang merupakan teknik spesifikasi yang digunakan untuk membawa perubahan positif dalam sebuah sistem. Langkah operasional dalam Inkuiri Apresiatif tersebut dapat dilakaukan dalam tahapan BAGJA yakni Buat pertanyaan, Ambil  pertanyaan, Gali mimpi, Jabarkan rencana dan Atur eksekusi.

Ada tiga pertimbangan utama dalam membangun budaya positif di sekolah yang perlu diperhatikan. Pertama yakni menelusuri sumber masalah. Kedua yakni memperoleh kemenangan yang mudah lebih awal karena untuk memahami akar masalah dan mengubah pola pikir dominan membutuhkan waktu dan usaha. Maka dari itu mengambil langkah awal dengan cara menyelesaikan masalah-masalah yang tergolong mudah dapat meningkatkan semangat orang tua, siswa, dan guru karena adanya kemajuan yang terlihat. Ketiga, sebelum mengambil tindakan kepala sekolah harus mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kesuksesan, menetapkan target serta memantau hasilnya secara rutin.

Untuk mewujudkan budaya positif di sekolah diperlukan kerja sama dengan semua pihak untuk mengambil peran dalam mewujudkan visi sekolah inklusif yang mendukung peserta didik. Visi yang berhasil diterapkan untuk budaya sekolah hendaknya dapat diukur dengan data ataupun perilaku yang dapat diamati.

Untuk meningkatkan kompetensi Guru Ikutilah “Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Kompetensi Sosial Emosional” yang diselenggarakan oleh e-guru.id 

DAFTAR SEKARANG

Penulis : Erlin Yuliana

 

 

 

 

 

 

Share :

Baca Juga

Kesiswaan

Perilaku Membolos Siswa : Faktor Penyebab dan Dampaknya

Kesiswaan

Ingin Belajar Penyusunan Modul P5? Guru Wajib Tahu Hal Ini!
Merdeka Mengajar

Kesiswaan

Cara dan Tips Mengontrol Siswa dalam Kelas agar Kondusif
ide ice breaking SD

Kesiswaan

Membuat Suasana Belajar Lebih Kondusif dan Seru dengan Ice Breaking
tips membuat best practice

Kesiswaan

4 Kompetensi Ini Sangat Dibutuhkan Pada Abad 21

Kesiswaan

Teknik Bermain Peran (Role Playing) Untuk Penguatan Karakter Siswa

Kesiswaan

Jenis Wirausaha yang Cocok Untuk Siswa

Karya Inovatif

Guru Wajib Paham Gaya Belajar Siswa