Home / Kesiswaan

Sabtu, 14 Mei 2022 - 01:28 WIB

Mengenal Lebih dalam Ujian AKM (Asesmen Kompetensi Minimum)

Ujian AKM – Semua orang sepakat bahwa pendidikan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Termasuk halnya membiasakan para siswa untuk selalu dekat dengan literasi maupun numerasi.

Padahal kedua aspek tersebut sangat berkaitan namun tak jarang didapati fenomena generasi saat iniyang masih buta huruf atau bahkan tak bisa berhitung secara tepat.

Mirisnya kondisi pendidikan negeri ini sekarang setidaknya menjadi pertimbangan bagi pemerintah dan dunia pendidikan untuk segera berbenah. Keterpurukan generasi di bidang literasi dan numerasi terbukti melalui adanya persentasi TIMSS dan PISA di mana Indonesia terletak pada posisi negara di bawah standar minimal.

Kondisi ini akhirnya menjadi bahan perenungan divisi pendidikan dan pemerintahan Indonesia untuk menyelenggarakan program yang dapat mendukung peserta didik meningkatkan kemampuan khususnya pada aspek literasi dan numerasi. Program yang sedang digagas dan dilaksanakan sekarang yakni ujian AKM.

Apa itu Program AKM?

Program AKM merupakan program unggulan pemerintah yang merupakan singkatan dari Asesmen Kompetensi Minimum. Tujuannya untuk mengukur capaian hasil pembelajaran berdasar kriteria pembelajaran terkait.

Prosedur pelaksanaannya, program AKM ini akan mengukur aspek kompetensi peserta didik sehingga bisa memberikan kontribusi positif kelak terjun di masyarakat. Kemudian program AKM ini akan dilaksanakan dan diterapkan pada jenjang SD sampai SMA yang ada di seluruh Indonesia.

Pada program Asesmen Kompetensi Minimum, penilaian yang diukur dari kemampuan peserta didik terdiri dari dua cakupan yakni cakupan numerasi dan literasi.

Pada cakupan numerasi, peserta didik akan diuji untuk dapat menerapkan dan mengaplikasikan beragam konsep bilangan yang sudah diajarkan serta aspek keterampilannya pada soal bertema operasi hitung dalam kehidupan peserta didik. Banyak yang bilang, cakupan numerasi berkaitan dengan mata pelajaran matematika. Tentu tidak.

Memang ada proses berhitung namun numerasi juga berkaitan dengan aspek keterampilan yang bisa dilakukan oleh peserta didik dan cara perhitungannya. Sehingga, ranah numerasi merupakan suatu hal penting yang akan dihadapi oleh peserta didik dalam kehidupan sehari – hari.

Sedangkan cakupan literasi, tidak hanya berkaitan dengan kemampuan peserta didik dalam membaca namun seberapa kuat peserta didik dapat memahami dan menalar konsep dari bacaan yang telah dibaca.

Aspek literasi sendiri mencakup beberapa kemampuan dasar di antaranya yakni, peserta didik dapat membantu mengarahkan untuk belajar baca tulis, berliterasi di bidang sains, digital, finansial bahkan kebudayaan maupun kewarganegaraan.

Baca juga:   Cara Penyusunan Program Semester Kurikulum Merdeka

Kemampuan literasi akan sangat dibutuhkan oleh peserta didik sebab berguna di kehidupan sehari – hari misalnya saat melakukan pembukaan usaha, seberapa banyak pemahaman finansial yang dipahami oleh peserta didik tersebut.

Prosedur Penyelenggaran AKM

Berdasarkan pelaksanaannya, program AKM akan diterapkan pada peserta didik yang sedang berada di jenjang SD dan SMP. Program ini nantinya akan menjadi pengukur serta alat untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar sehingga nantinya dapat terwujud adanya perbaikan pada mutu mata pelajaran.

Selain itu, AKM dijadikan alat pengukur kompetensi peserta didik dengan kajian yang mendalam bukan hanya sekedar dari aspek penguasaan konten.

Maka wajar, bila nantinya AKM akan senantiasa mengupayakan untuk mewujudkan berbagai soal yang bersifat HOTS (Higher Order Thinking Skill). Soal ini dirasa cocok digunakan untuk bisa menjadi alat ukur seberapa jauh peserta didik menalar jawaban dari soal yang tersedia.

Pada beberapa tahun terakhir, soal AKM sudah terlaksana dan menjadi asesmen nasional sekaligus menggantikan kehadiran Ujian Nasional. AKM ini nantinya akan diujikan bersama dengan asesmen nasional lainnya yang terdiri dari Survey Karakter dan Survey Lingkungan Belajar.

Selain menggantikan Ujian Nasional, AKM akan dijadikan penilaian dengan tujuan agar peserta didik bisa mendapatkan berbagai wawasan baru.

Lantas apa perbedaannya dengan UN? Letaknya terlihat jelas jika menilik pada aspek kompetensi yang akan diukur. AKM menitikberatkan pada literasi dan numerasi. UN berorientasi pada sejauh mana tingkat intelektualitas dan daya serap peserta didik dalam menguasai mata pelajaran tertentu.

UN memang sudah banyak mendapat berbagai respon dari pengamat pendidikan yang menegaskan bahwa UN tidak bisa dijadikan satu satunya asesmen nasional sebab kondisi pendidikan yang memang belum tersebar secara merata mulai dari materi pembelajaran serta penguasaan konten materi.

Mengenal Jenis Soal AKM

Dalam wujud soalnya, AKM terdiri dari berbagai format soal:

1.   Soal Pilihan Ganda

Jenis soal pertama yakni pilihan ganda. Berdasar realita, soal tersebut merupakan soal paling mudah untuk dikerjakan di antara soal lainnya. Selain itu, para peserta didik juga dapat melihat beberapa bantuan pilihan jawaban untuk menemukan dan meastikan jawaban yang benar. Agar soal tetap bisa dijadikan sebagai alat pengukuran, maka tim pembuat soal tetap memasukkan unsur HOTS.

Biasanya, dalam satu soal pilihan ganda tersebut 3 dari semua pilihan jawaban seolah – olah merupakan jawaban yang benar padahal hanya ada 1 yang paling benar. Di tahap inilah peserta didik akan dinilai seberapa jauh tingkat literasi yang mereka miliki.

Baca juga:   Strategi Guru BK dalam Menghadapi Aksi Bullying pada Siswa

Agar Anda mudah dalam membayangkan serta mengarahkan peserta didik, ada baiknya bila berkunjung ke website resmi Kemendikbud untuk melihat contoh soalnya.

2.   Jenis Soal Uraian

Kemudian, ada jenis soal uraian yang sangat membutuhkan kejelian dan nalar dari setiap peserta didik yang mengikuti AKM. Biasanya, peserta didik akan mulai bingung untuk menjawab sebab tidak ada kata kunci sebagaimana jenis soal sebelumnya.

Maka dari itu, penting bagi tiap satuan pendidikan untuk menyiapkan seluruh peserta didik agar melatih diri dalam penyelesaian AKM sebab akan ada banyak jawaban yang dikosongi bila tak memahami teknis soalnya. Terutama menggenjot di bidang literasi dan numerasi.

3.   Jenis Soal Pilihan Ganda Kompleks

Setelah uraian, ada jenis soal pilihan ganda kompleks. Jenis soal ini memang sama dengan sebelumnya, namun tingkat kompleksitas pada penentuan jawaban akan lebih diperketat. Dengan artian, peserta didik diharapkan untuk dapat lebih memahami dan menggunakan nalarnya dengan baik.

4.   Jenis Soal Menjodohkan (Matching)

Kemudian ada jenis soal Matching. Soal ini penting untuk sering diujicobakan pada peserta didik agar mereka terbiasa dalam menalar serta mencocokkan jawaban.

5.   Jenis Soal Isian Singkat

Jenis soal isian singkat biasanya akan menjadi penyeimbang setelah peserta didik harus banyak menggunakan nalarnya. Di bagian ini, para peserta didik dapat mencoba untuk mendapatkan petunjuk berdasar soal yang diberikan. Soal yang diberikan dalam bentuk pilihan sehingga peserta didik tidak merasa kesulitan dalam menjawab.

Nah, demikian ulasan mengenai ujian AKM dan beberapa jenis soalnya. Idealnya, AKM dapat terselenggarakan dengan lancar dan sempurna apabila para peserta didik sebelumnya sudah bersiap dan memiliki bekal literasi dan numerasi yang cukup banyak. Sebab bila tidak demikian, tentu para peserta didik akan mengalami tekanan melihat berbagai jenis soal yang ada sebab tidak semua ujian akan menghadirkan beragam format atau jenis soal seperti AKM.

sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
Ingin mendapatkan informasi mengenai pendidikan bisa langsung gabung melalui chanel telegram >>> https://t.me/gurubelajarmerdeka (Shd/ Shd)

Share :

Baca Juga

Kesiswaan

Resmi ! Mulai Agustus, Asesmen Nasional (AN) 2022 Akan Segera Dilaksanakan, Catat Jadwalnya

Kesiswaan

Akibat PTM Tak Konsisten, Pendidikan Indonesia Mengalami Penurunan Kualitas

Kesiswaan

Pentingnya Memahami PSE Bagi Guru

Kesiswaan

Pendidikan Usia Dini Dalam Perspektif Islam
Tenaga Honorer

Guru Honorer

Tips dan Trik Menjadi Guru Hebat di Pasca Pandemi

Kesiswaan

Ini Dia Kriteria dan Standar Kelulusan Siswa Terbaru di Tahun 2022

Kesiswaan

Ingin Membuat LKPD Lebih Menarik? Simak Tips Berikut Ini

Kesiswaan

Ajarkan Siswa Untuk Hormat Kepada Orang Tua Melalui 10 Cara Ini!