Home / Kurikulum / Metode Pembelajaran

Jumat, 13 Mei 2022 - 01:41 WIB

Berbagai Jenis Metode Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Metode Pembelajaran Kurikulum Merdeka – Di tahun 2022, kondisi negeri semakin membaik pasca pandemi. Sehingga mau tak mau dunia pendidikan harus segera beranjak dari keterpurukan dan berbagai fenomena learning loss.

Kendati pemerintah dan jajaran terkait sudah mengusahakan memberikan panduan terkait pembelajaran online yang maksimal, namun daya resap siswa terhadap pembelajaran tidak sama dengan daya resapan saat pembelajaran luring.

Oleh karena itu, penting bagi sebagian besar pendidik untuk melakukan olah metode dan strategi pembelajaran di kelas agar suasana kelas semakin menarik. Apalagi di tahun ini, kemungkinan sebagian besar satuan pendidikan sudah akan menerapkan Kurikulum Merdeka. Sehingga penting untuk mengenal berbagai metode pembelajaran Kurikulum Merdeka.

Sebelum membahas metode pembelajaran yang bisa digunakan pada penerapan Kurikulum Merdeka, Anda perlu memahami mengapa harus ada metode pembelajaran. Bukankah mengajar sudah seharusnya mengajar saja?

Sayangnya, realita tidaklah demikian. Berikut beberapa pemahaman mengenai manfaat penggunaan metode pembelajaran.

Pertama, perlu dipahami bahwa metode pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk bisa tetap fokus dan mengikuti materi yang disampaikan oleh para guru. Selain itu, metode pembelajaran juga bisa menjadikan peserta didik untuk mengembangkan intelektualitasnya secara konstruktif.

Hal penting lainnya, metode pembelajaran akan membantu para guru dalam melakukan pengelolaan kelas. Biasanya, jika guru tak menggunakan metode akan ada banyak peserta didik yang berkeliaran di dalam kelas entah berlari atau ramai sendiri.

Hal tersebut tentu akan mengganggu teman lainnya yang sedang belajar. Nah, kehadiran metode pembelajaran akan berpengaruh pada aktivitas belajar peserta didik sehingga bisa lebih kondusif.

Jenis-Jenis Metode Pembelajaran Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka

Metode Pembelajaran Active Learning

Metode pertama yang akan diulas yakni metode Active Learning. Dari penamaannya saja, sudah dapat diketahui bahwa konsep yang diusung yakni menjadikan peserta didik lebih aktif dalam belajar.

Metode ini pun dapat menjadikan peserta didik lebih energik, getol, aktif dan tangkas. Sederhananya, ingin menjadikan peserta didik menjadi seseorang dengan jargon “sat set wat wet”.

Serangkaian proses yang mewadahi metode ini yakni dari proses memikirkan sesuatu (thinking), kemudian mendiskusikan (discussion), lalu menginvestigasi (investigation) dan pada akhirnya akan menciptakan sesuatu (creating). Keseluruhan proses ini akan berjalan pada saat penerapannya di dalam kelas.

Terdapat beberapa manfaat yang akan para guru dapatkan jika menerapkan metode Active Learning.Guru akan terbantu dalam hal penguatan materi. Kemudian, di sisi lain beragam keterampilan dan konsep yang penting juga dapat ditangkap secara menyeluruh oleh peserta didik sebab terbantu dengan serangkaian proses active learning.

Peserta didik akan memiliki kesempatan untuk bisa mendemonstrasikan beragam pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari. Semakin baik demonstrasinya, maka semakin dalam materi yang terserap. Selain itu, para peserta didik juga bisa mengekspor berbagai soft skill dalam belajar misal dengan melakukan kerjasama antar grup maupun antar individu.

Baca juga:   5 Cara Mendisplinkan Siswa di Era Kurikulum Merdeka

Untuk menerapkannya, berikut beberapa model yang dinaungi oleh metode Active Learning diantaranya yakni model Think, Pair, Share dan Jigsaw.

1.     Model Think, Pair, Share (TPS)

Model pembelajaran TPS pertama kali diimplementasikan oleh Mr. Frank Lyman salah sayu civitas akademika di Universitas Maryland. Pada awal penerapannya di tahun 80-an, ia sedang melakukan penelitian terkait konsep pembelajaran kooperatif dan relevansinya dengan strategi waktu tunggu.

Gabungan dari konsep ini akan mengarahkan peserta didik untuk lebih banyak belajar untuk fokus pada pemikiran tertentu atau bisa dikatakan membiasakan peserta didik berfikir. Hal ini merupakan elemen dasar untuk mengkonstruksikan pembelajaran kooperatif. Salah satu hasil yang menjadi dampak dari model tersebut yakni kemampuan peserta didik dalam merespon berbagai pertanyaan yang ada.

Dengan menerapkan TPS dalam periode pembelajaran tertentu, maka secara tidak langsung akan terbentuk sikap dan karakter peserta didik yang mampu bekerjasama dengan partner lainnya dan memiliki kemandirian.

Model Think, Pair, Share menargetkan pada perkembangan interaksi siswa. Dengan demikian, semangat dan rasa keingintahuan peserta didik terhadap konten pembelajaran bertambah. Sintaks sederhana pada model TPS ini dimulai dari menyajikan konten materi secara klasik.

Kemudian, guru akan memasangkan para peserta didik agar mereka bisa melakukan kerjasama (think-pair). Pada saat melakukan kerjasama, tentu akan ada banyak diskusi yang mereka lakukan. Setelah melakukan banyak diskusi, kemudian antar peseta didik dapat saling mendemonstrasikan hasil diskusi mereka.

2.    Model Pembelajaran Jigsaw

Model lainnya yang bisa menjadi referensi yakni model pembelajaran Jigsaw. Berdasarkan salah satu pakar pendidikan, Majid menyatakan bahwa model belajar Jigsaw merupakan model belajar kooperatif karena dapat menjadikan peserta didik dengan berbagai latar belakang dapat memiliki atmosfir belajar yang penuh pandangan positif dan rasa tanggung jawab tingkat tinggi.

Baca juga:   Antisipasi Pembelajaran Agar Tidak mengalami Learning Loss

Menurut Fathurrohman (2015) bahwa model Jigsaw menekankan pada pembelajaran kooperatif. Sintaks pembelajarannya sederhana yakni sang guru membentuk kelompok belajar yang terdiri dari beberapa peserta didik. Kemudian, setiap peserta didik pada kelompok tersebut akan memiliki tanggung jawab untuk bisa memahami secara keseluruhan materi yang akan didemonstrasikan di depan kelompok lain. Biasanya, guru akan memastikan terlebih dahulu pengelompokkan berdasar kemampuan di masing – masing sub bab terkait.

Setelah pembagian kelompok tersebut, guru akan memberikan waktu untuk bisa mendiskusikan terkait pertanyaan – pertanyaan yang sudah disediakan oleh para guru. Kemudian, setelah waktu yang diberikan guru sudah habis, maka kemudian sang guru meminta peserta didik untuk bersiap dalam mempresentasikan hasil diskusinya.

Tujuan dari penerapan model belajar Jigsaw yakni agar para peserta didik dapat mendalami konten materi yang diberikan oleh guru secara sempurna. Kesempurnaan itu dapat terlihat melalui bagaimana sang peserta didik mencoba menjelaskan kepada teman – temannya terkait materi yang dibawakan. Dengan penerapannya, harapan untuk menegaskan konsep student-centered dapat terwujud. Pun model pembelajaran ini diharapkan akan dapat meningkatkan aspek sosial maupun kognisi para peserta didik dan berbagai anggota kelompoknya.

  1. Metode Pembelajaran Project Based Learning

Kemudian, metode lainnya yakni metode pembelajaran Project Based Learning (PBL). PBL merupakan upaya pendekatan pembelajaran yang memberikan berbagai kesempatan siswa untuk dapat mengkaji dan mendalami ilmu pengetahuan yang sudah diajarkan sekaligus mengembangkan kemampuan melalui upaya problem solving dan investigasi.

Menurut J. Striver dan Brandon Goodman, keduanya memaknai bahwa PBL merupakan upaya pendekatan pengajaran yang berlandaskan pada kegiatan belajar dan pemberian tugas nyata yang akan menjadi tantangan bagi siswa untuk bisa dipecahkan oleh para anggota kelompoknya.

Nah, itulah berbagai metode pembelajaran Kurikulum Merdeka yang bisa dijadikan referensi bagi para guru. Dalam penerapannya, tak mudah memang untuk mencapai target sesuai dengan keunggulan metode tersebut. Namun tidak ada salahnya bila dicoba beberapa kali sebab penerapan sekali memang tak akan bisa memberikan dampak yang berpengaruh.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(shd/shd)

Share :

Baca Juga

Kesiswaan

Akibat PTM Tak Konsisten, Pendidikan Indonesia Mengalami Penurunan Kualitas

Karya Inovatif

Chat bot Telegram solusi pembelajaran interaktif

Kurikulum

Penyusunan KOSP (Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan) Dalam Kurikulum 2022 Untuk Jenjang SMK Pusat Keunggulan

Kesiswaan

Cara Mudah Membuat RPP kurikulum Merdeka
Tenaga Honorer

Guru Honorer

Peran Guru Menanamkan Sifat Nasionalisme Pada si Kecil

Metode Pembelajaran

Model Pembelajaran Problem Solving
motivasi belajar

Kurikulum

Mengenal Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penerapannya di Kelas

Metode Pembelajaran

Ternyata Ini Perbedaan Metode dan Model Pembelajaran