Flipped Classroom– Pada era digital, penggunaan teknologi sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengubah cara pandang kita dalam menyikapi berbagai hal termasuk dalam dunia pendidikan. Adanya TIK dalam dunia pendidikan dapat menurunkan beban atau menjadi solusi untuk permaslahan yang ada.
Era modernisasi memunculkan banyak model pembelajaran di mana di dalam kegiatannya mengintegrasikan TIK untuk menunjang proses pembelajaran. Apalagi di zaman pandemi covid-19 yang menyebabkan pemerintah memberlakukan aturan social ditancing. Hal ini tentunya berdampak pada dunia pendidikan yaitu dengan adanya pembatasan pada kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik dirasa perlu mengenal model pembelajaran flipped classroom yang cocok digunakan pada masa pandemi covid-19 seperti sekarang ini. Mari kita simak beberapa informasi mengenai model pembelajaran flipped classroom pada artikel ini.
Apa itu model pembelajaran flipped classroom?
Menurut Johnson & Bergmann konsep model pembelajaran flipped classroom ini yaitu dengan meminimalkan jumlah instruksi langsung akan tetapi memaksimalkan interaksi satu-satu. Dalam proses pembelajarannya guru memanfaatkan teknologi yang mendukung untuk penyampaian materi pembelajaran tambahan bagi siswa yang dapat diakses secara online maupun offline kapanpun dan dimanapun. Sedangkan waktu pembelajaran di kelas digunakan siswa untuk berkolaborasi dengan teman proyek, keterampilan siswa dalam praktik, serta menerima umpan balik tentang perkembangan belajar siswa.
Model pembelajaran flipped classroom ini termasuk dalam blended learning atau gabungan antara pembelajaran daring (dalam jaringan) dengan pembelajaran tatap muka. Flipped classroom merupakan suatu model pembelajaran dengan konsep yang kegiatan pembelajarannya dilakukan secara terbalik. Jadi, sebelum pertemuan tatap muka secara langsung di kelas siswa sudah terlebih dahulu mempelajari materi yang ada dalam media pembelajaran secara daring dan ketika berada di dalam kelas guru berperan sebagai fasilitator lebih menekankan kegiatan yang berpusat pada siswa seperti praktik serta mendalami materi yang telah diberikan/dipelajari sebelumnya.
Nah, untuk itu dalam penerapan model pembelajaran flipped classroom ini membutuhkan media pembelajaran pendukung seperti e-learning untuk pembelajaran secara daring. Media pendukung yang dapat digunakan oleh guru antara lain seperti whatsapp group, zoom meeting, moodle, google classroom dan lain sebagainya. Penggunaan media pembelajaran tersebut digunakan untuk mendukung atau memudahkan guru dalam memberikan materi yang akan dipelajari oleh siswa sebelum masuk kelas.
Adapun tahapan atau langkah pembelajaran model flipped classroom terbagi menjadi tiga aktivitas antara lain yaitu yang pertama pre-class atau sebelum kelas di mulai, kedua yaitu in-class atau saat kelas dimulai dan aktivitas yang ketiga yaitu out of class atau ketika kelas telah berakhir. Pada tahap pre-class siswa mempelajari terlebih dahulu materi yang akan dibahas di dalam kelas melalui media pembelajaran yang diberikan oleh guru secara daring, dengan ini kemampuan yang diharapkan siswa dapat mengingat (remembering) dan mengerti (understanding) materi. Sedangkan pada tahap in-class siswa diharapkan dapat mengaplikasikan (applying) dan menganalisis (analyzing) materi melalui berbagai kegiatan interaktif seperti berdiskusi, latihan soal, quiz, praktik dan lain-lain di dalam kelas. Terakhir, pada tahap out of class dilanjutkan dengan kegiatan mengevaluasi (evaluating) dan mengerjakan tugas berbasis proyek tertentu sebagai kegiatan setelah kelas berakhir (creating).
Penerapan model pembelajan flipped classroom ini dapat membuahkan hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik. Hal ini dikarenakan siswa dalam kegiatan pembelajaran dituntut lebih aktif karena kegiatan belajar berpusat pada siswa. Sebelum pembelajaran di mulai harus mempelajari materi terlebih dahulu yang dilakukan secara mandiri. Banyak sekali manfaat dari penerapan model pembelajaran ini diantaranya yaitu dapat meningkatkan literasi siswa, meningkatkan pemahan siswa terhadap materi yang diberikan, kemampuan berkomunikasi lebih meningkat, kolaboratif atau dapat bekerjasama, serta mendorong siswa lebih berpikir kritis, kreatif dan inovatif.
Jadi setelah anda membaca artikel ini, apakah anda tertarik untuk mencobanya? Semoga model pembelajaran flipped classroom ini dapat menjadi solusi maupun alternatif untuk meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar untuk para guru di Indonesia apalagi pada masa pandemi covid-19 seperti sekarang.
Tingkatkan Skill Anda Untuk Menjadi Pendidik Yang Berkualitas Dengan Mendaftarkan Diri Anda Menjadi Member e-Guru.id dan Dapatkan Diskon Hingga 50% Dengan Berbagai Macam Pelatihan Gratis Dan Raih Bonus Lainnya Juga.. Jangan Sampai Ketinggalan Yaa
Inisial : DeLas