Home / Kurikulum

Selasa, 23 Agustus 2022 - 22:41 WIB

Guru yang Belum Paham Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) di Jawa Tengah, mengaku prihatin dengan adanya laporan dari sejumlah Dinas Pendidikan, yang menerangkan bahwa masih sedikit guru yang dinilai siap mengimplementasikan Kurikulum Merdeka.

Menyikapi hal tersebut, PGRI Jateng akan membantu memberikan berbagai pelatihan dan workshop kepada guru-guru dalam penerapan Kurikulum Merdeka. Sejauh ini, berdasarkan laporan dari sejumlah Dinas Pendidikan, baru sebanyak 20 persen guru saja yang siap mengimplementasikan kurikulum tersebut. Artinya, persentase ini masih sangat kecil.

Melihat kondisi tersebut, Ketua PGRI Jawa Tengah, Muhdi menegaskan, perlu lompatan-lompatan agar semua guru bisa mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, seperti dengan mengadakan pelatihan atau workshop. Hal tersebut juga tidak lepas dari mepetnya waktu persiapan tenaga pendidik dalam nemahami dan mempelajari konsep Kurikulum Merdeka.

“Komunikasi kami dengan penyelenggara pendidikan, termasuk Dinas Pendidikan, para guru, mereka masih merasa sebagian kecil saja guru yang betul-betul siap melakukan implementasi Kurikulum Merdeka,” tutur Muhdi.

Muhdi juga menegaskan, pelatihan atau workshop tersebut sangat penting, agar guru mempunyai bekal kemampuan dalam menjalankan Kurikulum Merdeka.

5 Kendala Guru Hadapi Program Merdeka Belajar/kurikulum merdeka

Program Merdeka Belajar menjadi suatu kebijakan yang dianggap transformatif di dunia pendidikan, tentu ada berbagai perubahan akan dirasakan oleh guru. Perubahan yang dirasakan guru ini menghadapkannya pada berbagai kendala yang perlu diatasi dengan baik. Apa saja sih kendala guru dalam menghadapi program Merdeka Belajar?

1. Tidak Memiliki Pengalaman dengan Kemerdekaan Belajar

Pengalaman personal para guru terkait kemerdekaan belajar masih minim. Menurut Shintia Revina, peneliti dari SMERU Research Institute, sebuah lembaga yang bergerak di bidang penelitian sosial-ekonomi di Indonesia, menyebutkan telah banyak program pemerintah yang sebenarnya bertujuan untuk mempromosikan perubahan paradigma dari pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Beberapa program di antaranya  seperti Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) maupun Kelompok Kerja Guru (KKG).

Baca juga:   Cara Menyusun Rubrik dalam Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Menurut Revina, alasan guru belum mampu mengadopsi kemerdekaan belajar dipicu oleh cara dan pengalaman guru belajar di bangku kuliah. Kurangnya rujukan penyelesaian soal dengan variasi metode di buku teks pun diduga sebagai penyebabnya. Minimnya pengalaman pembelajaran dengan cara merdeka ini juga disebabkan saat guru masih menjadi siswa, sebagai mahasiswa calon guru, maupun ketika menjalani pelatihan sebagai guru dalam jabatan.

2. Keterbatasan Referensi

Buku teks yang ada saat ini dinilai masih berkualitas cukup rendah. Baik buku guru maupun siswa yang diterbitkan pusat perbukuan atau penerbit swasta belum memberikan referensi yang dapat membantu guru dalam memperoleh rujukan terkait bagaimana memfasilitasi pembelajaran berpusat pada siswa dengan efektif.

Keterbatasan dalam mendapatkan referensi pelaksanaan Merdeka Belajar inilah yang kemudian juga menjadi guru dalam menciptakan kegiatan pembelajaran yang sesuai.

3. Akses yang Dimiliki dalam Pembelajaran

Adanya perbedaan akses digital dan akses internet yang belum merata juga menjadi kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan merdeka belajar. Dalam wacana pelaksanaan merdeka belajar yang disampaikan Mendikbud, ada enam model pembelajaran yang dapat diterapkan. Salah satu model belajar yang dapat dilakukan ialah daring.

Kelancaran pelaksanaan belajar secara daring pastinya ditentukan dari akses digital dan internet yang dimiliki guru dan siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah yang belum memiliki fasilitas memadai atau guru dan siswa yang aksesnya terbatas mengalami kesulitan. Perbedaan fasilitas, sarana prasarana dan kemudahan akses teknologi menjadi kendala yang terkadang dihadapi guru.

Baca juga:   Mengenal Sekolah Luar Biasa dan Sekolah Inklusi

4. Manajemen Waktu/kurikulum merdeka

Dalam upaya transformasi proses pembelajaran, guru mungkin membutuhkan waktu lebih untuk belajar lagi supaya dapat adaptif dengan tuntutan perubahan yang diharapkan. Beberapa sekolah menentukan agenda yang cukup padat untuk melibatkan guru agar berpartisipasi aktif dalam berbagai kegiatan.

Belum tugas-tugas dan tanggung jawab lain yang menyertai. Guru sebisa mungkin bergerak dan menemukan cara kreatif inovatif dalam pembelajaran. Tidak semua guru mampu mengatur waktunya dengan baik, terutama dengan kesibukan atau persoalan yang lain yang sekiranya dihadapi.

5. Kompetensi (Skill) yang Memadai

Minimnya pengalaman dalam implementasi kemerdekaan belajar juga menentukan kualitas atau kompetensi yang dimiliki guru. Beberapa guru bahkan mengalami kesulitan untuk menguasai atau menerapkan keterampilan dasar untuk kebutuhan belajar di era digital seperti Ms. Word, membuat presentasi yang menarik dan menyenangkan, dan lainnya.

Padahal, untuk melaksanakan merdeka belajar guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dengan melibatkan berbagai media atau model pembelajaran yang mendorong siswa. Kompetensi yang masih minim ini juga menjadi kendala guru dapat menjalankan merdeka belajar dengan cepat.

Bukan tanpa alasan adanya perubahan selalu diiringi dengan berbagai permasalahan. Sistem pendidikan yang dianggap usang perlu diperbaiki karena hasil evaluasi yang dilakukan selama ini.

Guru sebagai garda terdepan dari berbagai perubahan tersebut mau tak mau harus siap mengambil berbagai upaya dan berani belajar maupun mencoba. Agar tidak hanya beradaptasi, namun juga mampu menyiapkan siswa sebagai generasi bangsa supaya mampu menjawab tantangan di masa depan.

e-guru.id menyediakan pelatihan dengan tema “Membuat video Pembelajaran Menarik Menggunakan Smartphone”

Segera daftarkan diri anda lewat link berikut ini

https://online.e-guru.id/product/membuat-video-pembelajaran-menarik-menggunakan-android-bulan-september-angkatan-ke-2/

(ans/rtq)

Share :

Baca Juga

Kurikulum

Mengenal Kurikulum Cambridge dan Manfaatnya

Kurikulum

Bagaimana Penerapan Kurikulum Merdeka SMA?

Kurikulum

Kurikulum Merdeka SMK sebagai Pusat Keunggulan: Antara Tantangan dan Harapan

Kurikulum

Cara Menyusun Kurikulum Operasional di Sekolah

Kesiswaan

Cara Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik

Admin Sekolah

Selain Jadi Guru, Sarjana Pendidikan Bisa Jadi ini, Loh!

Kurikulum

Kurikulum Baru Merdeka Belajar

Guru Honorer

Pentingnya Pembelajaran Social Emotional Learning (SEL) bagi Anak