Indonesia Butuh 17 Juta Talenta Digital pada 2030, Ini yang Harus Dilakukan, “Mahasiswa kita akan dilatih
“Mahasiswa kita akan dilatih dan bisa mengajar, itu ada nilai lebih.
Pakar Pendidikan Vokasi Indonesia, Wikan Sakarinto mengatakan, “Mahasiswa kita akan dilatih Indonesia memerlukan 17 juta talenta digital di tahun 2030. Jumlah itu diketahui berdasarkan hasil riset dari SEA e-Conomy. Namun, saat ini Indonesia masih sangat kekurangan talenta digital sehingga perlu mengejar kekuragan tersebut dalam waktu cepat
“Mahasiswa kita akan dilatih
“Indonesia saat ini sedang sangat membutuhkan talenta digital. Kalau dari laporan riset dari SEA-e-Conomy tahun 2030 perlu 17 juta talenta digital. Dan kita sekarang sangat kekurangan dan harus bisa mencukupi dengan waktu cepat,” “Mahasiswa kita akan dilatih kata Wikan usai penandatanganan kerja sama LearningX Internasional dengan perguruan tinggi Indonesia di Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Depok, Rabu (24/8/2022). “Mahasiswa kita akan dilatih dan bisa mengajar, Untuk mengejar ketertinggalan tersebut, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengadopsi praktik sukses LearningX dari Korea. LearningX dicoba untuk diterapkan di SMK dan perguruan tinggi khususnya vokasi se-Indonesia. Nantinya, siswa dapat dilibatkan langsung di dunia industri dengan praktik lapangan di mitra perusahaan LearningX. “Sehingga masuk ke kurikulum termasuk Project Based Learning (PBL), basisnya e-learning, learning management system (LMS), tapi nanti PBL dan kolaborasi dengan mitra perusahaan LearningX untuk magang sampai ke dunia kerja. Jadi sebuah ekosistem yang sangat lengkap,” ujarnya. Agar tujuan tersebut tercapai, kata Wikan diperlukan kerja sama. Dirinya melihat potensi SMK yang dibina oleh perguruan tinggi vokasi dan politehnik sangat bisa menerapkan ekosistem tersebut. Mahasiswa di perguruan tinggi diberikan pelatihan dan mendapat sertifikat berstandar internasional.”Mahasiswa kita akan dilatih Selanjutnya, mereka akan melatih siswa-siswa di SMK bahkan SMP untuk pencapaian talenta digital. “Materi yang diajarkan adalah coding. Mahasiswa yang sudah dilatih akan menjadi instruktur dan kita akan kerahkan (melatih) anak SMK dan dilebarkan ke SMP. Kalau di Korea sudah diajari digital skill sejak SD,” tambahnya.
Direktur PNJ, Zainul Nur Arifin mendukung terciptanya jutaan talenta digital. Sebagai salah satu perguruan tinggi, kata dia, PNJ bertugas menghasilkan lulusan yang kompeten dan dibutuhkan dunia industri. “Kita mendukung inisiasi Pak Wikan dengan LearningX ini untuk menghasilkan talenta digital. Kita juga membina SMK, sehingga itu kewajiban kita untuk meningkatkan lulusan SMK di mana mereka memiliki nilai lebih dengan ikut pelatihan ini,” katanya. Sedangkan untuk mahasiswa PNJ yang mengikuti pelatihan ini juga memiliki nilai lebih. Yaitu dengan mengantongi sertifikat berstandar internasional.
“Mahasiswa kita akan dilatih dan bisa mengajar, itu ada nilai lebih. Karena punya sertifikat standar internasional,” tukasnya. Di tempat yang sama, Head of Education Technology LX International, Mr Shin Myung Jae mengatakan, program Edukasi LearningX merupakan teknologi edukasi yang dikembangkan oleh LX International. LX International secara proaktif telah bekerja sama dengan berbagai satuan pendidikan vokasi di tanah air sejak tahun 2021. Program LearningX ini hadir dengan memberikan edukasi yang berkaitan dengan Revolusi Industri 4.0 berbasis digital untuk menciptakan talenta digital yang berkualitas dan mampu bersaing di dunia kerja. “Program LearningX sudah diimplementasikan di Korea dan sangat sukses sebagai program pengembangan pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning). Harapannya, mahasiswa Indonesia yang mengikuti kegiatan ini nantinya bisa merasakan hal yang sama, dapat menciptakan website mereka sendiri, dan menjadi praktisi dalam bidangnya,” katanya.
Penulis : Ansisko Simbolon