Home / Kesiswaan

Sabtu, 4 Juni 2022 - 02:41 WIB

Mengenal Psikologi Pendidikan Anak Sekolah Dasar

Psikologi Pendidikan – Dewasa ini, dunia pendidikan sudah mulai mendapatkan hati sebagian kalangan publik. Sebab pendidikan sudah tidak lagi dipandang sebelah mata dan diperuntukkan bagi kalangan berduit saja.

Keberhasilan capaian pendidikan pun setiap tahunnya perlu diapresiasi. Namun sosialisasi tentang pendidikan tetap harus berjalan seefisien dan seefektif mungkin.

Oleh karena itu, penting bagi setiap generasi untuk menyadari definisi pendidikan hingga akhirnya dapat bertindak sesuai dengan definisi yang dipahami. Idealnya, pendidikan adalah suatu modal atau landasan dasar bagi individu untuk mewujudkan generasi cerdas dan berkualitas.

Berdasar Undang – Undang Sisdiknas, pendidikan merupakan sebuah usaha yang dilakukan secara sadar dan dalam perencanaan yang matang untuk menciptakan kondisi belajar maupun proses kegiatan belajar mengajar yang nyaman.

Selain itu, pendidikan akan menjadikan peserta didik dapat mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya untuk meningkatkan aspek spiritual, pengendalian, kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia maupun keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya juga masyarakat serta bangsa dan negara.

UNESCO sendiri menegaskan bahwa idealnya pendidikan dibangun berdasar empat pilar yakni learning to know, do, be dan live together. Keempat pilar ini sangat berkaitan satu sama lain.

Psikologi Pendidikan di Lingkungan Pelajar

Selain peningkatan secara akademis, pendidikan juga senantiasa melibatkan aspek kejiwaan individu.

Maka dari itu, penting bagi guru untuk mempelajari psikologis pendidikan sebagai bagian integralnya. Sebab, jika guru dapat mengkaji dan menganalisis peserta didik dari sisi psikologis tentu hal tersebut merupakan penentu keberhasilan pendidikan.

Oleh sebab itu, hasil pengkajian pada penemuan psikologis pun dibutuhkan juga penerapannya di bidang pendidikan. Misalnya, pengetahuan tentang urutan pada psikologi pendidikan anak sekolah dasar.

Guru harus memahami bahwa pada dasarnya setiap individu memiliki kemampuan, kekuatan, minat maupun bakat serta adanya pola perkembangan yang cukup berbeda dengan lainnya. Sebagai bentuk implikasinya, tentu setiap peserta didik mendapatkan perlakuan yang berbeda.

Menurut Junaidi, penyusunan kurikulum harus diperhatikan sedetail mungkin pada penentuan jenjang. Penentuan jenjang tersebut harus berdasar pada pengalaman jenjang yang digunakan sebagai garis besar program pengajaran serta adanya tingkat perincian pada bahan belajar yang telah menjadi pokok garis besar.

Perlu diketahui, psikologi pendidikan setiap anak tentu berbeda – beda bergantung pada usia. Psikologi anak usia SD berbeda dengan psikologi pendidikan anak usia dini.

Untuk bisa memahami psikologi pendidikan anak usia sekolah dasar, maka anda harus coba memahami karakteristik anak – anak di usia tersebut.

Baca juga:   Membangun Pendidikan Indonesia ke Arah Lebih Baik dengan Strategi Jitu

Definisi Psikologi Pendidikan

Sebelum lebih jauh mengenal psikologi pendidikan, alangkah lebih baiknya bila anda mengenal makna dari psikologi.

Psikologi sendiri merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji dan mempelajari jiwa individu. Jiwa individu akan berkembang sejalan dengan adanya pertumbuhan jasmani.

Pada perkembangan jiwa maupun jasmaninya, anak – anak seharusnya lebih banyak belajar dan memiliki kepekaan yang tinggi. Oleh sebab itu, kehadiran layanan pendidikan pada anak – anak tersebut haruslah dibuat dengan model bertingkat supaya pelajaran tersebut mampu dipahami peserta didik.

Tingkatan yang dimaksud yakni adanya jenjang pendidikan mulai dari jenjang SD, SMP, SMA bahkan sampai perguruan tinggi. Bertambahnya tingkatan, tentu sejalan dengan pertambahan materi yang diajarkan malah semakin kompleks.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa psikologi dimaknai dengan keilmuan yang mempelajari perilaku individu pada pola interaksinya dengan lingkungan. Menurut Sukmadinata, psikologi perkembangan terbagi dalam 3 pendekatan yakni pendekatan penahapan, diferensial dan ipsatif.

Karakteristik Anak Usia Dasar

Sebelum memahami psikologi pendidikan, berikut karakteristik anak usia dasar yang bisa dipahami. Adapun perinciannya sebagai berikut :

1.    Senang Bekerja dalam Grup

Biasanya, anak usia SD lebih senang untuk melakukan sosialisasi dengan teman sekitarnya. Bentuk interaksi sosial tersebut secara tidak langsung akan mengajarkan pada mereka rasa setia kawan, kerjasama yang tinggi serta persaingan maupun kompetisi yang sehat.

2.    Senang untuk Bermain

Kemudian karakter lainnya, anak usia SD akan lebih mendedikasikan waktunya untuk mengeksplor hal baru dan bermain dengan teman sekitarnya. Mereka akan menganggap bahwa setiap momennya adalah momen yang menggembirakan. Apalagi bagi anak di usia Sekolah Dasar.

3.    Senang untuk Bergerak

Karakter lainnya yakni para anak usia SD akan senang untuk bergerak dan berbeda dengan para orang dewasa yang lebih betah dan bertahan untuk duduk seharian. Namun anak usia SD tak bisa berlaku demikian. Sebab mereka cenderung aktif dan terus bergerak. Bagi guru, selama pergerakan mereka dapat teratasi, sebisa mungkin berikan kebebasan pada mereka agar bisa bereksplorasi sebanyak mungkin.

Biasanya anak usia SD hanya dapat duduk dengan tenang skeitar 30 menit saja. Itupun bila mereka merasa tertarik dengan mata pelajaran yang sedang dipelajari. Jika mereka bosan, 5 menit saja akan terasa lama bagi mereka.

4.    Senang untuk Melakukan Kebiasaan secara Langsung

Hal lain yang menjadi karakteristik dari anak usia SD yakni senang untuk bisa melakukan segala kebiasaan maupun aktivitas secara langsung.

Baca juga:   Pentingnya Pembelajaran Social Emotional Learning (SEL) bagi Anak

Malah anak usia SD akan senang bila mereka dapat ikut mempraktikkan segala hal yang sudah diberikan contoh oleh gurunya secara langsung. Maka dari itu sang guru dapat memantik potensi dan karakteristik seperti ini untuk diajak belajar memahami dan mengeksplorasi hal baru.

Landasan Psikologi Pendidikan Anak Usia SD

Adapun terkait landasannya, ada beberapa para pakar psikologis yang merumuskan bagaimana landasan pendidikan seharusnya.

Jean Piaget menitikberatkan bahwa pendekatan jenis penahapan yang dekat dengan aspek kognisi. Menurut beliau, tahap perkembangan aspek kognisi terdiri dari empat tahapan diantaranya yakni sensorik motor, tahapan pra operasional, tahapan operasi konkret dan tahapan operasi formal.

Tahapan Sensorik Motor

Tahapan ini terjadi pada usia anak sejak kelahiran sampai berusia 2 tahun. Pada pertumbuhannya, kemampuan anak akan terlihat mulai dari kegiatan maupun aktivitas motoriknya. Jadi pada tahapan sensori motor, kemampuan kognisi seorang anak sifatnya terbatas hanya pada reflek saja.

Sebab pemahaman mereka dibangun dari kemampuan berkoordinasi maupun pengalaman indera mereka. Yakni dengan melihat dan senantiasa mendengar adanya gerakan misalnya aktivitas menyentuh dan menggapai.

Tahapan Pre – Optional

Tahapan lainnya yakni tahapan pre-optional yang berada pada usia 2-7 tahun. Di usia perkembangan tersebut, generasi sudah mampu menggunakan ragam kata untuk mengekspresikan kalimat pendek yang ingin mereka sampaikan. Di tahapan ini, guru dapat melatih untuk meningkatkan kemampuan berbahasa mereka.

Tahapan Concrete Operational

Kemudian tahapan selanjutnya terjadi pada anak usia 7-11 tahun. Di masa tersebut, anak – anak akan mulai dilatih untuk menggunakan berbagai aturan secara jelas dan logis hanya saja perlu dibuktikan dengan benda – benda ynag konkret. Sebab mereka masih belum bisa berfikir secara abstrak.

Tahapan Formal Operational

Pada tahapan ini, anak – anak akan mulai berfikir secara logis terhadap permasalahan yang dihadapinya baik secara konkrit dan juga abstrak. Mereka pun juga mampu mengembangkan ide – ide brillian sehingga masa depannya lebih realistis.

Nah demikian ulasan mengenai psikologi pendidikan dan beberapa tahapan yang bisa anda pelajari.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(shd/shd)

Share :

Baca Juga

Kesiswaan

Cara Menciptakan Motivasi Belajar Peserta Didik
tips membuat best practice

Kesiswaan

Simak 6 Manfaat Menulis Bagi Seorang Guru
jenis metode pembelajaran untuk anak SD

Guru Honorer

Tips Bagi Guru SD Agar Menguasai Kelas Ketika Kegiatan Belajar Mengajar atau Menguasai Kelas
Model Pembelajaran Make a Match untuk Efektifitas Pembelajaran

Kesiswaan

Mengenal Lebih Dalam Sosial Emosional Learning

Karya Inovatif

Puzzlemaker Cara Mudah Membuat Teka-teki Silang untuk Pembelajaran

Kenaikan Pangkat

Jenis-jenis Kecerdasan Yang Harus Kita Tahu

Kesiswaan

Cara Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik

Kesiswaan

Begini Cara Menumbuh Karakter Jujur dan Amanah Pada Siswa