Home / Kesiswaan

Rabu, 9 Maret 2022 - 21:09 WIB

Mengenal Lebih Dalam Sosial Emosional Learning

Sosial emosional learning merupakan bagian dari pendidikan karakter. Aspek sosial emosional adalah bagian yang tak kalah penting dalam perkembangan siswa. Sebab aspek sosial emosional dapat mempengaruhi bagaimana perilaku siswa.

Sosial emosional learning menjadi penting karena ia membantu mengembangkan siswa dari sisi aspek ketrampilan, sikap, serta nilai yang diperlukan dalam rangka mendapatkan kompetensi sosial emosional yang akan menjadi modal siswa berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.

Pengertian sosial emosional learning sebenarnya adalah sebuah proses pembentukan diri siswa yang terkait dengan kesadaran diri, kontrol diri, serta kemampuan relasi.

Apabila sosial emosional ini berkembang dengan baik dalam diri siswa, maka siswa akan memperoleh berbagai dampak positif. Diantaranya, siswa akan lebih mampu menerima tantangan, dapat lebih mudah dalam belajar, mampu bersosialisasi serta bersikap profesional. Dengan kata lain, sosial emosional learning membentuk kemampuan siswa dalam jangka pangjang.

Mengulik mengenai sejarahnya, konsep sosial emosional learning (SEL) pertama kali digagas oleh Daniel Goleman pada tahun 1985.

Berdasarkaan Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning (CASEL) ada lima komponen inti dari pengembangan pembelajaran sosial emosional ini.

Pertama, self awareness atau biasa disebut kesadaran diri. Kesadaran diri erat kaitannya dengan kemampuan seseorang mengidentifikasi emosinya, persepsi diri yang tepat, kemampuan mengenali kelebihan atau keunggulan dirinya, kepercayaan diri, serta keyakinan diri.

Baca juga:   Pentingnya Mengenali Kepribadian Peserta Didik Bagi Guru

Memiliki kesadaran diri yang baik akan membantu siswa dalam hidup bersosial. Kesadaran diri membuat seseorang akan mampu mengaitkan perasaannya dengan pikiran dan tindakannya.

Tidak hanya itu, kesadaran diri yang tinggi membentuk siswa menjadi pribadi yang mampu menilai kekurangan dan kelebihannya secara objektif. Hal ini akan membantunya dalam mencapai tujuan. Siswa akan lebih percaya diri dan optimis.

Kedua, self management atau manajemen diri. Komponen manajemen diri meliputi kemampuan menahan nafsu yang berkaitan dengan kapan harus bertindak dan kapan harus menahan diri, kemampuan memanajemen stress, pendisiplinan diri, pengaturan tujuan, memotivasi diri, serta kemampuan dalam organisasi.

Ketiga, social awareness atau kesadaran sosial. Kesadaran sosial memiliki arti bahwa seseorang dapat berempati terhadap orang lain. Tidak hanya memandang sesuatu dari prespektif pribadi, namun juga mampu melihat dari sudut pandang orang lain.

Wujud dari kesadaran sosial adalah seseorang dapat menghormati orang lain dengan baik.

Bentuk penghormatan terhadap orang lain tersebut dapat berupa menghormati perbedaan, berpikiran terbuka terhadap orang lain, tidak membenci kelompok tertentu, dan tidak menghakimi orang lain.

Keempat, relationship skill atau kemampuan berelasi. Kemampuan berelasi merupakan kemampuan untuk membangun hubungan dengan orang lain baik individu maupun kelompok. Oleh karena itu, kemampuan ini biasanya terkait erat dengan komunikasi.

Baca juga:   5 Faktor Internal yang Menjadi Hambatan Peserta Didik dalam Belajar

Apabila dijabarkan lebih lanjut, kemampuan relationship skill ini meliputi komunikasi yang jelas dengan orang lain termasuk kemampuan membaca gesture tubuh, mendengar dan merespon dengan baik, kerja sama, ketahanan atas tekanan sosial, perundingan masalah dengan konstruktif, menawarkan dan mencari bantuan saat dibutuhkan.

Kelima, pembuat keputusan yang bertanggung jawab (responsible decision making). Bagi siswa yang berada di taraf umur belum dewasa, pembentukan karakter ini memerlukan arahan guru dan orangtua mengenai mana hal yang baik dan buruk.

Responsible decision making adalah bagaimana sesorang dapat mengambil keputusan yang konstruktif dan benar, tidak melanggar norma dan aturan yang ada.

Kemampuan responsible decision making yang baik tercermin dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi masalah, mampu menganalisa situasi, menyelesaikan masalah yang dihadapi, mengetahui dan mempertimbangkan tanggung jawab dari setiap keputusan yang diambil, serta mampu mengevaluasi diri atas setiap hal yang telah diambil.

Demikian penjelasan mengenai sosial emosional learning (SEL). Membentuk karakter siswa merupakan pekerjaan yang tidak mudah. Maka dari itu mulailah dari hal sederhana, hal terkecil, dan hal terdekat di sekitar Anda.

 

Mari tingkatkan kompetensi Bapak/Ibu guru dengan bergabung dalam “Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Kompetensi Sosial Emosional”. Klik LINK INI untuk mendaftar pelatihan.

Penulis: Agriantika Fallent

 

Share :

Baca Juga

Tenaga Honorer

Guru Honorer

Tips dan Trik Menjadi Guru Hebat di Pasca Pandemi

Kesiswaan

Mengembangkan Kompetensi Guru melalui Sosial Emosional

Kesiswaan

Cara Mudah Membuat RPP kurikulum Merdeka

Kesiswaan

Ini Dia Kriteria dan Standar Kelulusan Siswa Terbaru di Tahun 2022

Kesiswaan

8 Hukuman yang Mendidik bagi siswa yang Nakal di Sekolah
7 Gaya Belajar Siswa yang Wajib Guru Ketahui

Kesiswaan

Cara Mengenali Bakat Peserta Didik

Kesiswaan

Menyusun Program Penguatan Karakter saat Kebijakan PTM Berlangsung
Pentingnya Peran Guru dan Orang Tua Dalam Mencegah Kasus Perundungan /unsplash.com

Kesiswaan

Pentingnya Peran Guru dan Orang Tua Dalam Mencegah Kasus Perundungan