Home / Kesiswaan

Kamis, 11 Agustus 2022 - 17:24 WIB

Tantrum di Kelas? Simak 6 Tips Mencegahnya

Tantrum merupakan ledakan emosi seorang anak yang biasanya diwujudkan dalam perilaku yang mengganggu, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar. Pada umumnya perilaku ini diperlihatkan kepada orang yang terdekat. Tetapi tak jarang para pendidik yang mengampu di kelas 1 – 3 pun mengalaminya.

Tantrum pada umumnya diperlihatkan mereka yang yang masih memiliki emosi yang tidak stabil dan masih berkembang. Sehingga biasanya peserta didik kelas 1-3 yang masih berusia 7 sampai 10 tahun pun masih memiliki sifat seperti anak-anak yang belum siap untuk sekolah.

Oleh karena itu seringkali peristiwa tantrum ini dialami oleh para guru yang mengampu di kelas 1-3. Penyebabnya banyak bukan hanya karena perkembangan usia, tetapi juga lebih pada bagaimana lingkungan mempengaruhi kesiapan anak untuk sekolah pada hari itu.

Oleh karena anak yang tantrum akan berpotensi mengganggu proses pembelajaran maka guru pun perlu melakukan berbagai antisipasi agar peristiwa tersebut tidak mengganggu proses delivery materi pada hari tersebut. Lalu apa saja yang dapat dilakukan oleh pendidik ketika terjadi di kelas? Simak penjelasannya berikut ini.

Apa Itu Tantrum pada Usia Sekolah Dasar?

Tantrum merupakan perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik Karena ketidakmampuannya untuk mengatasi ledakan emosi. Umumnya perilaku tersebut ditandai dengan sikap yang keras kepala, tidak mau mendengarkan kata-kata guru, membangkang, ngambek, menjerit dan diam seribu bahasa, Bahkan adapula yang sampai mengganggu sekitar.

Pada umumnya memang peristiwa ini terjadi ketika anak belum memiliki perkembangan bahasa yang baik. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa perilaku tersebut tidak muncul pada peserta didik di sekolah. Terutama kelas kecil di mana usia merupakan peralihan TK menuju sekolah yang mulai ketat pembelajarannya.

Tantrum sendiri merupakan perkembangan normal yang cenderung diperlihatkan ketika peserta didik pada usia sekolah dasar merasa tidak nyaman dengan lingkungan. Oleh karena itu pendidik juga harus memperhatikan setiap indikasi yang menyertai dan bagaimana caranya agar peristiwa itu tidak terjadi berlarut-larut.

Tips Menghadapi Peserta Didik yang Tantrum

Oleh karena perilaku tantrum berpotensi untuk mengganggu proses pembelajaran Maka terdapat beberapa tips yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mengatasi hal tersebut. Apa saja tipsnya? Simak pembahasan di bawah ini.

Siapkan Peserta Didik Sebelum Pembelajaran Berlangsung

Tips pertama yang dapat dilakukan oleh pendidik untuk mencegah terjadinya tantrum adalah mempersiapkan peserta didik secara fisik dan mental sebelum melakukan proses pembelajaran. Hal ini penting karena bisa jadi siswa tersebut datang ke sekolah dalam keadaan yang tidak siap.

Baca juga:   Kriteria Siswa Eligible dan Ketentuan Terbaru SNMPTN 2022

Pendidik dapat melakukannya dengan cara yang sederhana yaitu bertanya jawab mengenai keadaan anak. Umumnya guru mampu mengenali dengan baik bagaimana keadaan siswanya sehingga akan langsung mengetahui gejala yang tidak biasa yang ditunjukkan oleh peserta didik tersebut.

Pahami Kondisi Psikologis Anak

Jika sudah terlihat pada pandangan pertama, maka lakukanlah tanya jawab untuk memastikan kesiapan anak melakukan proses pembelajaran. Karena bisa jadi ada sesuatu yang mengganjal di dalam dirinya sehingga ia merasa ketakutan bahkan enggan untuk melakukan proses pembelajaran.

Pendidik dapat bertanya dengan nada yang empati tanpa menuduh dan menggunakan nada yang halus. Tatap mata anak dan dan pastikan bahwa ia merasakan kenyamanannya. Sesekali sentuhlah tubuhnya secara pantas untuk menyatakan bahwa Anda mendukungnya melakukan proses pembelajaran di kelas.

Lakukanlah Pendekatan Emosional

Umumnya anak yang sudah merasa nyaman di kelas namun masih memiliki ganjalan emosi akan mencoba mencari perhatian pendidiknya. Oleh karena itu diperlukan kewaspadaan agar para guru dapat mengetahui gejala tersebut. Sehingga akan langsung tahu bagaimana cara menanganinya.

Perhatikanlah dengan seksama jika secara tiba-tiba siswa menghampiri Anda dan menceritakan seluruh keluh kesahnya. Dengarkanlah dengan sungguh-sungguh setiap perkataan anak yang menyatakan beban emosi di hatinya. Sebab seringkali yang menjadi penyebab tantrum bukanlah peristiwa yang terjadi di sekolah tetapi di rumah.

Tatap mata anak dan berilah pesan bahwa Anda memahami kesulitan yang di alami oleh siswa tersebut. Sekali dengan gesture yang lembut Anda bisa menyatakan bahwa tidak apa-apa untuk menangis jika memang diperlukan agar emosi anak tidak meledak. Berilah waktu dan kesempatan yang tepat selama pembelajaran.

Buatlah Suasana Pembelajaran yang Menyenangkan

Tujuan dari kegiatan pembelajaran di kelas adalah bagaimana caranya mengembangkan minat dan bakat anak untuk mencapai kompetensi dasarnya. Namun bukan berarti prosesnya menjadi kaku dan patuh kepada rencana pembelajaran yang telah disiapkan oleh guru.

Oleh karena itu pendidik wajib membawakan suasana yang menyenangkan ketika dalam proses pembelajaran agar emosi anak berubah dari yang tadinya tertekan menjadi bahagia. Terlebih lagi ketika peserta didik dilibatkan dalam seluruh pembelajaran yang yang terjadi pada hari itu.

Tegurlah dengan lembut jika peserta didik melakukan kesalahan agar tidak malu dan dan membuat harga dirinya hilang. Pujilah dengan sepantasnya ketika siswa nenunjukkan prestasi yang yang sangat baik. Perlu diingat adalah bukan hanya pencapaian nilai Tetapi bagaimana ia berinteraksi sosial dengan temannya. Misalnya sering menolong atau bahkan berlaku baik.

Baca juga:   Kepercayaan Diri Siswa : Pengertian, Aspek, Ciri dan Faktornya

Dokumentasikan Tantrum Peristiwa yang Terjadi Di Kelas

Sebagai pendidik, Anda perlu untuk mendokumentasikan seluruh peristiwa yang terjadi di kelas terutama yang mengganggu pembelajaran. Salah satu merupakan perilaku yang berupa berpotensi mengganggu ke kegiatan. Tuliskan secara rinci agar dapat dijadikan bahan analisis dan diskusi bersama dengan para guru atau kepala sekolah.

Kendati demikian, jangan hanya peristiwanya saja yang dituliskan secara lengkap tetapi juga bagaimana telah menanganinya selama pembelajaran. Sebab hal itu menjadi suatu data yang penting jika nanti dibutuhkan pada saat mengkomunikasikan hal tersebut dengan orangtua. Terutama jika tantrum itu terjadi berkali-kali dan sudah dalam taraf yang mengganggu.

Komunikasikanlah dengan Orang Tua

Langkah selanjutnya adalah berkomunikasilah dengan orang tua untuk membahas perilaku tantrum peserta didik. Bawalah catatan yang telah dibuat sebelumnya dengan berbagai tindakan pedagogis yang telah dilakukan oleh guru. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan orang tua menolak adanya kenyataan tersebut.

Sebab pada umumnya orang tua mengatakan anaknya baik-baik saja dan pergi ke sekolah dengan gembira. Tetapi jika Anda sebagai guru memiliki dokumentasi yang lengkap hal maka akan membantu orangtua untuk melihat adanya perspektif lain dari apa yang diperlihatkan anak ketika berinteraksi dengan mereka.

Selanjutnya, buatlah komitmen dengan orang tua untuk lebih memperhatikan perilaku perilaku siswa ketika akan berangkat ke sekolah. Terutama yang berhubungan dengan keadaan lingkungannya. Selanjutnya secara berkala, Anda perlu untuk memperhatikan bagaimana kemajuan emosi anak tersebut.

Kini setelah mengetahui apa saja penyebab tantrum, maka saatnya untuk mencoba melakukan berbagai macam tips yang telah diberikan di atas untuk mengatasi hal tersebut. Terlebih lagi jika peserta didik sudah memperlihatkan gejala tidak mampu mengatasi emosinya sendiri.

Pasalnya, kejadian tantrum yang terjadi di kelas tentu saja akan berpotensi mengganggu kelancaran proses pembelajaran. Sehingga yang dirugikan tidak hanya dirinya sendiri tetapi juga seluruh peserta didik dan guru dan pendidik yang berada pada jam pelajaran tersebut.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(RAW)

Share :

Baca Juga

Kesiswaan

Cara Mengatasi Peserta Didik yang Tidak Percaya Diri (Insecure)

Kesiswaan

Hal yang Disiapkan Sekolah untuk SPAN-PTKIN 2022

Kesiswaan

Kuasai Tips Ini Agar Jago Public Speaking
Penjelasan ANBK 2022, Tujuan, sampai Tanggal Pelaksanaannya: Siswa kelas 5 MI Miftahul Huda sedang berlatih soal-soal ANBK, Rabu (17/11/2021). [Ninda Novita Arieani/dok.pribadi]

Admin Sekolah

Computer Based Test Menguntungkan atau Merugikan?

Kesiswaan

Yuk Pahami Dampak Positif dan Dampak Negatif Media Sosial

Kesiswaan

Pembelajaran Kooperatif : Strategi, Tujuan dan Prinsip

Karya Inovatif

Kenali Hubungan Kepribadian, Karakter, Dan Perilaku Dalam Lingkup Pendidikan
Model Pembelajaran Inkuiri

Guru Honorer

Khusus guru, ubah akun menjadi Canva pro dengan tanpa biaya