Model belajar inkuiri merupakan salah satu model belajar yang wajib dipahami secara detail oleh guru. Sehingga guru dapat mencetak generasi siswa yang mampu berpikir kritis, kreatif, di era modern seperti sekarang.
Era serba modern sekarang tentu memiliki dampak positif maupun negatif. Salah satu dampak positif yakni masifnya peningkatan teknologi yang akan memudahkan manusia untuk beraktifitas. Hanya saja, tak menutup kemungkinan bahwa segala informasi akan lebih cepat diakses oleh semua kalangan.
Yang menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan, yakni ketika siswa malah mengakses informasi tak penting dan bernilai sampah.
Lebih parahnya lagi bila mereka ikut dalam tren sehingga menghambat peningkatan kemampuan dalam aspek pendidikan karakter dan proses pembelajaran yang dilakukan.
Maka dari itu, segenap pakar pendidikan senantiasa melakukan perubahan pun juga menguji beberapa teori pendidikan demi mewujudkan output terbaik bagi bangsa.
Salah satu inisiatif model belajar yang sedang diupayakan untuk senantiasa diterapkan yakni model belajar inkuiri. Model pembelajaran tersebut berorientasi agar siswa dapat berfikir kritis.
Pemikiran kritis yang mereka miliki tersebut dapat digunakan sebagai filter dalam diri siswa supaya tidak mudah terombang – ambingkan oleh masalah pendidikan. Lantas, bagaimana menerapkannya?
Ragam Pola Belajar Inkuiri
Untuk menerapkannya, tentu setiap jenjang memiliki permasalahan masing – masing. Misal, jenjang TK tentu pelaksanaannya tidak bisa disamakan dengan jenjang SMA. Mana mungkin siswa TK bisa diajari langsung untuk belajar kritis?
Jangankan kritis, untuk belajar diperlukan usaha dan sinergi yang maksimal dari guru dan orangtua. Maka dari itu, belajar inkuiri terbagi ke dalam dua jenis. Simak ulasan detailnya di bawah ini.
1. Belajar Inkuiri Secara Terbimbing
Proses belajar inkuiri tahap awal yakni pembelajaran terbimbing. Guru masih memiliki peran sebagai pengarah dan memotivasi siswa dalam proses belajar mengajar. Pun guru dapat berperan sebagai penentu topik investigasi sederhana yang harus dilakukan. Pun mereka juga mengembangkan beberapa pertanyaan berkaitan dengan konten belajar.
Selain itu, proses belajar inkuiri terbimbing membutuhkan aturan prosedural maupun langkah – langkah yang harus dilakukan siswa. Aturan prosedural tersebut akan dibuat secara langsung oleh guru sebab tentu saja siswa belum terbiasa melakukannya.
2. Pembelajaran Inkuiri Terbuka
Selanjutnya terdapat pola belajar inkuiri terbuka sebagai tahap lanjut. Jika guru sudah mulai menerapkannya, maka jenjang tersebut sudah siap untuk melaksanakan proses investigasi sederhana melalui eksperimen yang dilakukan.
Sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator saja. Siswa pun memiliki kebebasan baik dalam investigasi terkait maupun memiliki insiatif sendiri untuk mengarahkan siswa lain terkait pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
Biasanya pola terbuka ini diterapkan pada siswa jenjang SMA maupun yang sudah menjadi mahasiswa.
Sebab pemikiran mereka sudah mulai bisa diajak berfikir logis dan kritis. Jenjang bawah seperti SD dan SMP tentu bisa bila guru dapat menyesuaikan konten belajar serta mengarahkan proses belajar.
Nah demikian ulasan yang berkaitan dengan ragam model belajar inkuiri. Semoga bermanfaat.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(rhm/shd)