Metode Resitasi – Bertambahnya tahun menjadi sebuah tanda bahwa semua aspek dalam kehidupan harus senantiasa berubah.
Sebagaimana halnya dalam lingkungan pendidikan. Jika ditilik lebih lanjut, perubahan dan perkembangannya semakin bertambah pesat.
Mulai dari bertambahnya strategi, pendekatan, model bahkan metode pembelajaran. Salah satu terobosan baru yang patut untuk dicoba dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) yakni metode resitasi.
Apa itu Metode Resitasi?
Metode resitasi yakni metode penugasan yang memberikan penekanan pada beberapa aspek yakni pengulangan, pembacaan, pengujian serta pemeriksaan atas diri sendiri.
Metode ini berjalan dari sejumlah tugas yang sudah diberikan oleh guru pada peserta didik namun di luar jam sekolah dengan waktu terbatas. Nanti, hasilnya akan tetap dipertanggungjawabkan peserta didik kepada guru mata pelajaran.
Metode ini bertujuan untuk menstimulus peserta didik agar lebih aktif belajar baik secara individu maupun bersama kelompok. Format tugas yang diberikan guru dapat berwujud rumusan pertanyaan terkait mata pelajaran tertentu atau berkenaan dengan satu perintah agar bisa didiskusikan bersama maupun dapat teruraikan saat membaca buku pelajaran dan bahan ajar.
Terkait tugasnya, tentu dapat dilaksanakan oleh peserta didik di luar kelas. Misalnya, mengerjakan di halaman sekolah, perpustakaan maupun rumah peserta didik. Adapun definisinya dari beberapa pakar pendidikan sebagai berikut :
Pertama, melansir dari Majid (2013), resitasi adalah suatu metode belajar ayng mengkombinasikan beberapa kegiatan yakni menghafal, membaca, mengulang, menguji serta melakukan pemeriksaan atas dirinya sendiri.
Kedua, menurut Djamarah dan Zein (2010) keduanya menegaskan bahwa metode resitasi merupakan upaya penyajian bahan belajar dimana guru terlebih dahulu memberikan tugas pada peserta didik agar mereka dapat melakukan kegiatan belajar. Tujuannya untuk memberikan rangsangan belajar pada peserta didik baik bekerja kelompok maupun individu.
Ketiga, menurut Slameto (1997), metode resitasi merupakan suatu upaya maupun cara penyajian bahan pembelajaran yang diwujudkan dalam bentuk pemberian tugas pada peserta didik.
Tujuannya agar peserta didik dapat mengerjakan tugas tersebut di luar jadwal pelajaran. Guru akan memberikan batas waktu tertentu namun peserta didik tetap harus mempertanggungjawabkan hasilnya.
Tujuan Metode Resitasi
Pada dasarnya, segala strategi, metode maupun pembelajaran yang hadir dalam dunia pendidikan memiliki tujuan tak terkecuali adanya metode resitasi. Lantas apa tujuannya? Mari simak bahasan berikut ini!
Beberapa pakar menyebutkan bahwa tujuan metode resitasi yakni untuk memberikan rangsangan pada peserta didik agar mereka bisa menjadi pelajar yang aktif dan melakukan kegiatan belajar baik sendirian maupun bekerjasam dengan teman sejawat.
Selain itu, peserta didik dapat saling menguji kemampuan masing – masing melalui kegiatan membandingkan hasil pekerjaan mereka dengan temannya untuk mencari tahu celah kesalahan sehingga tak diulangi lagi di masa depan.
Selain itu, peserta didik dapat memperluas, memperdalam bahkan memperkaya pengetahuan sekaligus pengalaman peserta didik. Tujuan lainnya yakni, metode tersebut dapat membantu peserta didik untuk memperdalam makna terkait suatu topik pembelajaran yang dibahas oleh gurunya.
Terlebih, metode tersebut juga melatih peserta didik untuk belajar menjadi seseorang yang mandiri dan bertanggung jawab.
Tujuan unik lainnya, peserta didik secara tidak langsung akan mulai melatih dirinya untuk bisa menemukan solusi maupun cara – cara penyelesaian tugas dengan cermat dan tepat serta dapat meluaskan pengetahuan umum dan memiliki pengalaman di sekolah melalui berbagai ragam kegiatan di luar kelas.
Jenis Metode Resitasi
Selain memahami definisi dan tujuannya, penting bagi anda untuk mendalami jenis dari metode resitasi. Adapun perinciannya menurut Nasution (2000) yakni :
1. Penugasan secara Individu
Jenis pertama yakni penugasan secara individu. Penugasan tersebut merupakan suatu penugasan yang bisa dibebankan pada masing – masing peserta didik.
Biasanya, tugas individu akan lebih cenderung berorientasi pada pembinaan untuk beberapa aspek yakni kognitif, afektif maupun psikomotor.
Dengan adanya tugas tersebut, besar harapan bahwa peserta didik dapat mengerjakan semaksimal mungkin dengan kemampuan yang mereka miliki.
Hanya saja, meski pengerjaannya secara individu, namun guru tetap akan membuka ruang kebebasan bila mereka ingin melakukan diskusi bersama teman sejawat. Fokus utamanya, peserta didik dapat menjawab dan mengerjakannya secara personal.
2. Penugasan Kelompok
Jenis lainnya yakni penugasan kelompok dimana guru membantu peserta didik untuk senantiasa berlatih dalam teamwork supaya berguna ketika terjun di masyarakat.
Sebisa mungkin guru berlaku adil dalam pembagian kelompok. Selain itu, guru perlu memastikan bahwa pembagiannya bukan berdasar teman satu geng maupun teman dekat. Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat saling berinteraksi lebih dalam supaya nanti mereka bisa membaur bersama dalam satu kelas belajar.
Langkah – Langkah Penerapan Metode Resitasi
Untuk menerapkannya di kelas, berikut beberapa langkah – langkah yang perlu dilakukan :
1. Tahapan Pemberian Tugas pada Peserta Didik
Tahapan pertama yang dilalui yakni proses pemberikan tugas. Sebagaimana yang sudah dibahas diatas, sebisa mungkin tugas yang diberikan sesuai dengan tingkat kemampuan dan daya serap peserta didik dengan tetap mempertimbangkan tujuan dan target yang akan dicapai.
Usahakan untuk memberikan instruksi maupun buku saku petunjuk yang jelas agar pengerjaannya dapat dilakukan dengan maksimal. Selain itu, guru perlu memastikan bahwa tugas yang diberikan disesuaikan dengan tenggat waktu yang diberikan.
2. Tahapan Pelaksanaan Tugas
Meski tugas tersebut dilaksanakan di luar jam sekolah, namun guru tetap ikut memantau pengerjaan tugasnya. Kalau bisa, seorang guru harus mampu memotivasi dan senantiasa mendorong peserta didiknya sehingga mereka mau melaksanakan dan mengerjakan pekerjaannya.
3. Tahapan Pertanggung-jawaban Tugas
Tahapan lainnya yakni para peserta didik mempertanggungjawabkan pekerjaannya baik dalam bentuk pelaporan tertulis maupun lisan.
Selain itu, guru bisa memanfaatkan adanya sesi tanya jawab maupun diskusi yang bertujuan dalam menambah poin penilaian pada hasil pekerjaan peserta didik. Jika memungkinkan, guru dapat menambah sesi pemberian tes maupun non-tes untuk menambah poin penilaian.
4. Tahapan Penentuan Tema Tugas
Tahapan lainnya yakni tahapan dalam penentuan tema tugas. Sebisa mungkin guru memastikan bahwa tema yang diambil untuk dijadikan sebuah tugas merupakan pengetahuan yang bertujuan untuk memperluas keilmuan peserta didik. Sehingga mereka dapat mengeksplor segala informasi berkaitan dengan tema tersebut.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Resitasi
Setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing – masing.
Adapun kelebihan dari metode tersebut yakni dapat membantu peserta didik memupuk rasa percaya diri dalam dirinya, kemudian dapat mendorong kebiasaan peserta didik untuk mengelola informasi, mencari maupun mengkomunikasikan dengan dirinya sendiri. Selain itu, metode tersebut dapat senantiasa mendorong peserta didik untuk memiliki semangat dan motivasi belajar.
Pun juga dapat membantu mereka meningkatkan rasa tanggung jawab dan meningkatkan kedisiplinan. Kemudian dapat juga mengembangkan kreativitas dalam diri peserta didik. Keuntungan utama lainnya yakni dapat mengembangkan maupun meningkatkan pola berpikir serta keterampilan yang dimiliki peserta didik.
Adapun kekurangannya hanya beberapa hal kecil saja dan dapat diatasi. Misalnya, guru bisa saja merasa kesulitan untuk membedakan peserta didik yang aktif maupun pasif jika tugas yang diberikan bersifat kerjasama atau kelompok. Pun terkadang guru tak dapat mengontrol apakah peserta didiknya sudah mengerjakan tugas dengan benar. Selain itu, guru juga mengalami kebingungan untuk mengatur perbedaan tugas berdasar karakteristik peserta didik.
Demikian ulasan mengenai metode resitasi dan beberapa tahapan pelaksanaannya. Semoga bermanfaat!