Home / Kurikulum

Selasa, 28 Juni 2022 - 07:20 WIB

9 Cara Mengajarkan Toleransi pada Peserta Didik

Mengajarkan Toleransi – Selain meningkatkan intelektualitas, pendidikan juga sangat penting dalam memberikan bekal terkait peningkatan kepribadian dalam diri peserta didik. Salah satu topik penting dalam kepribadian yang perlu ditingkatkan yakni konsep toleransi.

Toleransi menjadi momok yang sangat menakutkan sebab bila tidak diasah akan mudah terjadinya fenomena rasisme di lingkungan sekolah. Memang, pada dasarnya sekolah merupakan tempat kedua setelah rumah dan orangtua. Idealnya, beberapa karakter kepribadian yang harus ditingkatkan oleh peserta didik dapat diajarkan oleh orangtua selama berinteraksi di rumah. Misal, dengan mengenalkan konsep toleransi sejak dini.

Mengajarkan toleransi dalam diri peserta didik sangat penting sebab akan mempengaruhi tumbuh kembang sikap kebaikan pada seorang anak. Pendidikan toleransi pertama tentu berasal dari orangtua yang mengajari para anaknya untuk bertoleransi selama di rumah. Sebab orangtua merupakan lingkaran yang paling dekat dengan objek yakni anak itu sendiri. Sehingga para orangtua harus tanggap dan sigap untuk mengajarkan prinsip toleransi.

Tujuannya agar sang peserta didik di masa depan dapat dengan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang mana senantiasa mengalami perkembangan. Di negeri sendiri, ada beragam suku, agama ras maupun budaya. Coba bayangkan? Jika seorang anak tidak belajar sejak dini, maka dikhawatirkan ia menjadi seorang anak yang kurang tanggap untuk beradaptasi di lingkungan yang baru.

Konsep toleransi tentu bukan hal yang mudah untuk diajarkan baik oleh orangtua dan guru. maka dari itu, di bawah ini terdapat beberapa strategi yang direkomendasikan untuk mendidik konsep toleransi pada sang peserta didik.

1.    Berikan Kasih Sayang pada Peserta Didik

Perlu diingat, bahwa salah satu strategi mengajarkan suatu hal yakni dengan dekat dan menjadi akrab. Keakraban tersebut akan menimbulkan rasa cinta berlebih baik antara orangtua maupun peserta didik. Idealnya, orangtua memang harus senantiasa memberikan rasa sayang yang maksimal serta menunjukkan pada peserta didik bahwa mereka mencintainya.

Pada fase demikian, peserta didik akan merasa bahwa dirinya dihargai dan diapresiasi oleh orangtua mereka. Sebisa mungkin jangan ucapkan kalimat yang tak sepantasnya didengarkan oleh peserta didik. Apalagi sampai mengomentari penampilan fisiknya.

Tentu hal tersebut merupakan tindakan yang tak bijak. Di lingkungan sekolah, guru pun bisa bertindak demikian. Sebab guru dan orangtua merupakan penjaga peserta didik di tempat yang berbeda.

2. Berikan Contoh Teladan pada Peserta Didik

Strategi kedua yakni memberikan contoh teladan yang baik pada peserta didik. Contoh tersebut tidak harus selalu bermakna kompleks. Namun bisa anda sampaikan dengan bahasa yang sesuai dengan jenjang dan kemampuan berfikir mereka. Sebab jika anda terlalu menggunakan bahasa tingkat tinggi, maka ditakutkan peserta didik tersebut tak memahami maksud penyampaian. Seorang peserta didik akan selalu belajar dan mengamati perilaku orang lain yang berhubungan dengan sekitar. Sehingga pastikan bahwa anda sebagai gurunya, dapat memiliki hubungan yang baik dengan teman sekitar anda sehingga mereka terus memiliki pandangan yang positif.

Baca juga:   Pentingnya Pembelajaran Social Emotional Learning (SEL) bagi Anak

Kendati anda melakukan beberapa kali kesalahan. Namun anda berusaha untuk memberikan yang terbaik.

3. Kenalkan Peserta Didik pada Adat dan Budaya Negeri

Hal selanjutnya yakni cobalah untuk senantiasa mengajarkan dan menjelaskan tentang adat maupun budaya di negeri.

Sampaikan bahwa seluruh masyarakat negeri terdiri dari berbagai latar belakang yang berbeda dan memungkinkan memiliki agama dan suku yang tak sama. Hadapkan peserta didik pada situasi mengenai peran yang harus dilakukan selama berinteraksi dengan para individu yang memiliki perbedaan. Dengan demikian peserta didik akan selalu beradaptasi dalam menerapkan toleransi dalam kehidupan.

4. Ajari Hormat pada Peserta Didik

Selanjutnya, anda harus mencoba untuk mengajarkan pada peserta didik untuk bisa menghormati orang lain. Hal ini tidak akan mudah dicontoh bila guru dan orangtua tak memberikan teladan demikian. Misal, orangtua memberikan contoh dengan menghormati keluarganya sehingga bisa ditiru peserta didik.

Kemudian, orangtua dan guru senantiasa memperlakukan peserta didik dengan hormat sehingga mereka akan merasa jika diterima, dihargai bahkan dihormati selayaknya orangtua memperlakukan yang lain. Rutinitas terebut dapat menjadikan peserta didik belajar untuk mulai menghargai dirinya sendiri.

5. Ajarkan Peserta Didik untuk Membangun Harga Diri

Strategi lainnya yakni cobalah untuk mengajarkan peserta didik belajar terkait pandangan yang positif. Peserta didik yang memandang dirinya secara positif akan memperlakukan yang demikian pada orang lain.

Hal ini akan menjadikan sang peserta didik senantiasa merasa aman dan tak gampang merasa terancam bila sikap orang lain tak sesuai dengan dirinya. Sebab kebahagiaan yang dirasakan oleh peserta didik yakni dengan merasakan kenyamanan dalam mengeksplorasi segala hal. Pandangan seperti ini juga menjadikan peserta didik tak mudah menghakimi lainnya. Alaih – alih menghakimi, maka segera melakukan introspeksi pada diri.

Baca juga:   5 Manfaat Terbaik Program Merdeka Belajar Bagi Pendidik

6. Ajari Peserta Didik untuk Tidak Mudah Menilai Orang Lain

Kemudian, strategi selanjutnya yakni tidak mengajarkan peserta didik cara menilai orang lain. Penilaian peserta didik terhadap orang lain yang berlebihan, secara langsung akan mengajarkan mereka mudah membandingkan perlakuan. Jika bertemu dengan orang yang dirasa baik, maka perlakuannya juga baik. Jika bertemu dengan orang yang jahat, maka perlakuannya pun menyesuaikan. Padahal konsep toleransi tidak demikian.

7. Ajarkan Peserta Didik untuk Menghargai Tradisi

Strategi selanjutnya yakni mengajarkan peserta didik untuk senantiasa menghargai segala tradisi yang tidak bertentangan dengan keyakinan agamanya. Penghargaan yang diberikan tentu berwujud apresiasi dan memanjatkan rasa syukur.

8. Memberikan Kebebasan pada Peserta Didik untuk Beradaptasi

Selain itu, sebagai orangtua, pastikan bahwa anda senantiasa mewujudkan adanya rasa kebebasan bagi anak. Bagi guru, cobalah untuk senantiasa mewujudkan kebebasan agar peserta didik dapat membangun banyak interaksi sosial.

Hal ini sangat bermanfaat di masa depan bahkan ketika mereka terjun di masyarakat. Misal dengan mengajak peserta didik untuk kegiatan camping di luar atau semacam bakti sekolah. Kegiatan semacam ini akan menjadikan peserta didik senantiasa belajar untuk membangun interaksi dan mulai menghargai perbedaan pendapat yang terjadi di dalam proses komunikasi.

9. Berilah Peserta Didik Sumber Bacaan maupun Tontonan yang Baik

Selain strategi yang sudah dilakukan diatas, cobalah berikan rekomendasi pada peserta didik untuk senantiasa memilih sumber bacaan yang dapat mengantarkan pada kebaikan, bukan sekedar berisi hiburan semata. Sebisa mungkin bacaan tersebut meningkatkan intelektualitas yang dimiliki peserta didik. Hal tersebut juga berlaku bagi tontonan.

Perlu diingat, bahwa sumber bacaan dan tontonan yang dilihat akan menjadi sumber ide untuk melakukan aktivitas mereka selanjutnya. Sebisa mungkin guru dan orangtua saling bersinergi untuk bisa memantau informasi yang dipilih peserta didik baik dari sumber bacaannya maupun tontonan. Ajarkan tips untuk menghindari informasi yang tidak penting berikut tontonan tak bermanfaat yang bertebaran di media.

Nah, demikian ulasan mengenai cara mengajarkan toleransi dan strategi mendidik bagi para guru dan orangtua. Semoga bermanfaat.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(rhm/shd)

Share :

Baca Juga

Kurikulum

Mudahnya Mendapatkan Ribuan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka Secara Gratis, Begini Caranya!
merdeka belajar

Kurikulum

Yuk Kenalan dengan Kurikulum Merdeka Belajar!

Guru Honorer

Pentingnya Pembelajaran Social Emotional Learning (SEL) bagi Anak

Kurikulum

Penjelasan Lengkap tentang Kurikulum Baru 2022 untuk Pemulihan Pendidikan Pasca Pandemi

Kurikulum

3 Jenis Modul Ajar Yang Wajib Dibuat Oleh Guru Dalam Kurikulum Merdeka 2022

Kurikulum

Bukan Teori, Ini 5 Langkah Teknis Persiapan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) 2022 Bagi Guru di Sekolah
Mulai Juli 2022, Pancasila Menjadi Mapel Wajib di Sekolah

Kurikulum

Keunggulan Kurikulum 2022 Dіbаndіng Kurіkulum Sebelumnya

Kesiswaan

Cara Meningkatkan Kreativitas Peserta Didik