Home / Kurikulum

Kamis, 19 Mei 2022 - 13:18 WIB

Yuk Kenalan dengan Kurikulum Merdeka Belajar!

Kurikulum merdeka belajar merupakan kurikulum lanjutan dari kurikulum 2013 setelah dilakukan berbagai evaluasi. Agar lebih mudah memahami bagaimana kurikulum ini bekerja, maka pendidik perlu mengetahui hubungan antara murid dan guru. Pada kurikulum merdeka belajar ini lebih menitikberatkan pada siswa (student centered). Artinya guru tidak lagi fokus dirinya sendiri dalam mengajar di kelas. Akan tetapi lebih kepada bagaimana guru mampu menyesuaikan dengan keunikan masing-masing siswa. Sehingga pada akhirnya siswa senang (happy) ketika proses belajar mengajar dilaksanakan. Guru memiliki peran besar dalam mengeksplorasi minat serta bakat masing-masing siswa secara maksimal. Seperti namanya “Merdeka Belajar”, di sini guru bebas untuk memberikan pendidikan sesuai dengan karakteristik siswa. Maka guru perlu meningkatkan kreatifitasnya dalam mengajar siswa-siswa. Begitupula dengan siswa, siswa bebas untuk belajar sesuai dengan minat serta potensi bakat di dalam dirinya. Berikut ini benang merah pengembangan Kurikulum Merdeka Belajar:

1. Pembelajaran Berbasis Project

Project Based Learning (PjBL) merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana siswa melakukan riset maupun kegiatan-kegiatan untuk memecahkan suatu masalah yang kemudian menghasilkan suatu produk sebagai solusi. Model pembelajaran ini dapat memberikan siswa pengalaman dan kesan yang nyata dalam mendalami pembelajaran yang mereka minati dan tekuni. Siswa dituntut melakukan investigasi-investigasi guna memecahkan masalah serta merencanakan proyek sebagai bentuk ikhtiar pemecahan masalah tersebut.  Dari kegiatan-kegiatan tersebut siswa akan menemukan makna-makna dan memperoleh pembelajaran yang mendalam. Ada tiga poin karakteristik pembelajaran berbasis project, pertama adalah “Real-world problem“, kedua “Student choice Project“, dan ketiga “Project Goal“. Disinilah siswa-siswa akan mengembangkan soft skill dan karakter yang dimilikinya sesuai dengan bakat dan minat masing-masing.

Baca juga:   Program Guru Penggerak Angkatan 7: Tujuan dan Mekanisme Pendaftarannya

2. Fokus Pada Materi Esensial

Materi yang menjadi bahan ajar pada kurikulum 2013 dirasa masih terlalu padat sehingga memakan banyak waktu untuk menjelaskan. Sedangkan pada kurikulum merdeka belajar kali ini siswa lebih ditekankan untuk mengembangkan karakter Profil Pelajar Pancasila. Jadi selain materi, siswa perlu diberikan pendidikan berbasis karakter. Maka dari itu materi yang disampaikan guru perlu disederhanakan lebih ke esensinya saja. Selain menghemat waktu, guru juga dapat lebih fleksibel dalam mengajar. Guru tidak perlu sering-sering berceramah menyampaikan satu arah, tapi bisa dikemas dengan model pembelajaran yang lebih interaktif dari materi esensial tersebut. Dengan berfokus pada materi esensial juga dapat memudahkan siswa untuk lebih memahami materi sehingga tidak kesulitan dalam menguasai materi yang dijelaskan. Selain itu siswa juga tidak mudah jenuh karena penjelasan materi yang terlalu detail atau bertele-tele.

Baca juga:   Beragam Tujuan dan Manfaat Program Guru Penggerak

3. Fleksibilitas, Teaching At The Right Level (TaRL)

Fleksibilitas disini dimaksudkan bahwa guru perlu melakukan pendekatan yang lebih luwes untuk menyesuaikan dengan karakteristik masing-masing siswa. Sehingga guru mampu untuk mendidik masing-masing siswa sesuai dengan keunikan dan perbedaan yang dimilikinya. Ada tiga tahap dalam pelaksanaan konsep Teaching at The Right Level. Pertama, guru perlu melakukan asesmen guna mengetahui karakteristik, potensi, dan kebutuhan siswa. Sehingga guru mengetahui sampai mana tahap perkembangan dan capaian belajar siswa. Kedua, tahap perencanaan dimana guru menyusun rencana proses pembelajaran sesuai asesmen yang sudah dilakukan. Perencanaan bisa berupa mencantumkan perangkat ajar, metode pembelajaran, serta pengelompokan siswanya. Ketiga, tahap pembelajaran yaitu pengimplementasian rencana pembelajaran yang sudah guru buat. Setelah itu guru dapat melakukan evaluasi terhadap proses pembelajaran yang sudah dilakukan apakah sudah efektif atau belum. Dengan begitu guru akan dapat mengetahui sejauh mana ketercapaian pembelajaran untuk menyusun rencana pembelajaran berikutnya.

 

Share :

Baca Juga

Karya Inovatif

Strategi Penyusunan Buku Diktat
program literasi sekolah

Kesiswaan

Kemdikbudristek dan Twitter Mengembangkan Program Literasi Media Sosial Bagi Pelajar SMP
cara penilaian kurikulum merdeka

Kurikulum

Cara Penilaian Kurikulum Merdeka yang Perlu Diketahui

Kurikulum

Mari Mengenal Kurikulum Paradigma Baru untuk Pendidikan Indonesia

Kurikulum

KOSP: Bukan Lagi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Ini Pengganti KTSP di Kurikulum 2022

Kesiswaan

Ingin meningkatkan softskill guru? simak ulasan berikut ini
Penilaian Akhir

Kurikulum

Kriteria Guru Cerdas untuk Mengajar Generasi Alpha

Admin Sekolah

Kenali Google Workspace for Education sebagai Wujud dari Digitaliasai Pendidikan Era Merdeka Belajar melalui Teknologi