Home / Kurikulum

Jumat, 19 Agustus 2022 - 21:21 WIB

Kriteria Guru Cerdas untuk Mengajar Generasi Alpha

Menjadi guru tentu membutuhkan kompetensi khusus. Terlebih, saat ini, tantangan semakin menantang. Salah satunya adalah menghadapi generasi baru, yaitu generasi alpha. Lantas, apakah mengajar generasi alpha sama dengan mengajar generasi sebelumnya? Tentu saja tidak. Kenapa? Karena anak-anak ini sangat khas dan istimewa.

Generasi ini tergolong generasi yang paling cerdas. Kenapa demikian? Ini karena mereka tumbuh bersama perkembangan teknologi. Mereka sudah mengenal dan akrab dengan gadget sejak kecil. Sehingga, generasi alpha tumbuh menjadi pribadi yang transformatif.

Untuk menghadapi siswa seperti ini tentu bukanlah hal mudah. Guru dituntut untuk menguasai kompetensi tertentu agar mampu mengoptimalkan potensi anak-anak. Lantas, bagaimana ciri atau karakter guru yang ideal untuk menghadapi generasi alpha? Well, sebelum itu, simak terlebih dahulu penjelasan secara umum terkait generasi alpha!

Mengenal Generasi Alpha Secara Global

Pelopor istilah generasi alpha adalah Mark Mccrindle, seorang analist dalam bidang sosial dan demografi. Anak-anak yang masuk dalam kategori generasi alpha adalah mereka yang lahir di tahun 2010-2025. Secara global, mereka lahir setelah generasi z, tepatnya di abad 21.

Generasi ini lahir dan tumbuh di dunia digital, bersamaan dengan pertumbuhan teknologi yang semakin canggih dan pesat. Sehingga, mereka tidak asing dengan segala bentuk gadget sejak kecil. Meski demikian, tidak semua anak milenium ini kecanduan teknologi. Namun, dibanding generasi sebelumnya, generasi alpha mampu berpikir lebih kritis, pandangannya lebih luas dan terbuka.

Umumnya, anak milenium ini mempunyai karakteristik khas, seperti bagaimana mereka berinteraksi dan belajar. Oleh karena itu, orang tua dan pendidik harus bekerja sama dengan baik. Yang perlu dilakukan adalah mengenali semua karakteristik anak, memahami kecenderungan perilaku, dan pola pikir.

Karakteristik Guru untuk Menghadapi Generasi Alpha

Mengajar generasi abad 21 tidak semudah mengajar generasi 20. Anak-anak yang lahir di jaman digital ini cenderung kritis dan sangat melek teknologi. Maka dari itu, guru harus bisa bersaing dengan baik guna meningkatkan kompetensi. Dengan begitu, guru mampu mengajar generasi alpha dengan baik dan mencetak prestasi-prestasi gemilang.

Well, di bawah ini adalah beberapa kriteria atau sikap yang harus dimiliki guru agar sukses mendidik anak-anak milenial:

Berpikiran Terbuka (Open Minded)

Untuk mengajar dan mendidik generasi alpha, guru harus open minded atau berpikiran terbuka. Artinya, seorang guru siap menerima perubahan apapun di jaman ini sehingga kualitas pembelajaran tetap bertahan bahkan meningkat.

Baca juga:   Tidak Sulit, Berikut Strategi Mudah Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional

Pada jaman yang serba mesin dan teknologi ini, guru seharusnya mampu beradaptasi dan mengikuti perkembangan baru dari waktu ke waktu. Maka, pendidik tidak lagi mengusung cara kolonial dalam proses belajar mengajar. Dalam artian, guru akan lebih kreatif dalam mengajar, seperti  memanfaatkan teknologi sebagai media ajar dan lain sebagainya.

Cerdas dalam Berteknologi

Generasi alpha memang sudah terbiasa bergandengan dengan teknologi. Gaya hidupnya sangat erat dengan dunia digital sehingga mereka cukup multitasking. Meskipun begitu, ternyata, ada penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi generasi alpha ini cenderung pendek. Mereka butuh sesuatu yang selalu menarik perhatiannya agar bisa lebih fokus.

Faktanya, generasi ini mudah bosan. Mereka umumnya menyukai hal-hal yang unik dan berbau digital. Dalam hal ini, guru harus bersikap cerdas dan memanfaatkan teknologi dengan baik. Salah satunya yakni merancang metode mengajar dan media pembelajaran berbasis teknologi.

Sekarang, ada banyak referensi media pembelajaran dan bahan ajar. Untuk menyusun semua itu memang butuh waktu. Namun, jika melek teknologi, semua akan terasa mudah. Bahkan, guru bisa langsung mengunduh di internet atau media sosial lainnya. Contohnya adalah power point, aplikasi mind map, Digibook 3D Pagefilp, dan masih banyak lagi.

Selain di sekolah, guru juga harus mengupayakan agar kegiatan anak-anak terkontrol selama di rumah. Seperti yang kita ketahui, hampir setiap waktu, siswa terikat dengan smartphone. Maka, guru harus memanfaatkan hal ini dan mengubahnya menjadi kegiatan yang bermutu. Misalnya, guru memberikan tugas berbasis media sosial seperti facebook, youtube, twitter, dan lainnya. Dengan begitu, anak akan tertarik dan semangat mengeksplorasi pengetahuan.

Berkolaborasi

Seperti yang Anda ketahui, kerja sama yang bagus akan menciptakan hasil yang bagus pula. Itulah sebabnya, setiap pendidik harus bisa berkolaborasi dengan pihak manapun, khususnya dengan peserta didik. Artinya, guru harus bisa mengaplikasikan dan juga menggandeng para siswa untuk menguasai salah satu keterampilan abad 21 ini.

Saat proses belajar mengajar berlangsung, pendidik tidak seharusnya menggunakan metode yang monoton. Siswa pun harus ikut terampil. Maka, guru harus pintar mengajak peserta didik untuk ikut andil dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Dengan begitu, efektivitas kegiatan akan meningkat.

Dalam dunia pendidikan, guru yang cerdas adalah guru yang bisa bekerja sama dengan teman sesama pendidik. Dalam hal ini, para pendidik bisa saling bertukar pikiran untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi selama mengajar atau segala hal terkait pendidikan.

Baca juga:   Kurikulum Merdeka Bukan Sebagai Pengganti Kurikulum 2013, Begini Penjelasannya

Sejatinya, untuk menghadapi dan mengajar generasi alpha, guru membutuhkan partner terbaik. Partner tersebut adalah wali murid. Maka, guru juga perlu berkolaborasi dengan orang tua siswa. Ketika guru dan orang tua sudah bersatu, segala kendala akan teratasi dengan baik. Bahkan, siswa juga cenderung mudah diatur dan semangat dalam belajar.

Berprinsip Kuat

Pribadi yang handal biasanya memiliki prinsip yang kuat. Prinsip tersebut busa berupa visi, misi, harapan, keinginan, tujuan, atau mimpi. Itulah yang nantinya akan membedakan Anda dengan yang lain. Semua itu menjadi motivasi tersendiri, terlebih bagi seorang guru. Dengan menjadi guru yang berprinsip atau visioner, hati dan otak akan bekerja dengan baik untuk maju demi mencapai sebuah tujuan pembelajaran.

Guru visioner selalu memegang teguh prinsip pendidikan, bersandar pada landasan UUD 45 terkait filosofis dan tujuan pendidikan, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Jika sudah demikian, guru pasti siap mengajar generasi alpha dengan selalu meningkatkan kinerja serta potensi. Sehingga, proses pembelajaran dan hasil belajar siswa semakin berkualitas.

Belajar Sepanjang Hayat

Guru adalah teladan bagi siswa-siswi. Untuk mendorong semangat peserta didik, guru juga harus menjadi pembelajar seumur hidup atau biasa disebut long-life learner. Tujuannya adalah agar anak-anak meniru kebiasaan baik tersebut, berpegang teguh bahwa belajar tidak ada habisnya. Dengan begitu, apapun yang telah guru ajarkan tidak hilang dan usang dimakan jaman.

Sebagai long-life learner, guru harus lincah dan memotivasi diri untuk terus mengembangkan skill, sikap, dan pengetahuan. Tiga komponen itulah yang nantinya akan berperan dalam pengoptimalan pembelajaran baik siswa maupun diri sendiri. Jika semua itu terlaksana, maka, tidak hanya derajat guru yang meningkat, tetapi juga kesuksesan peserta didik dalam belajar.

Dari lima karakteristik di atas, guru harus menguasai dan mengaplikasikannya baik di sekolah maupun di rumah. Ini karena tanggung jawab dalam mengajar generasi alpha tidak serta merta hanya pada saat prises belajar mengajar berlangsung, tetapi kapanpun dan di manapun. Satu yang harus diingat bahwa generasi alpha sangat berpengaruh terhadap masa depan Indonesia. Maka, pendidik harus terus mengupayakan yang terbaik untuk putra-putri bangsa.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(RAW)

Share :

Baca Juga

Kesiswaan

Cara Mudah Membuat RPP kurikulum Merdeka

Karya Inovatif

Guru Wajib Paham Gaya Belajar Siswa

Kurikulum

Mengenal Kurikulum Paradigma Baru

Kurikulum

Mudahnya Mendapatkan Ribuan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka Secara Gratis, Begini Caranya!

Kesiswaan

Pembelajaran Berdiferensiasi untuk Mengembangan Potensi Siswa

Kurikulum

Kurikulum Merdeka SMK sebagai Pusat Keunggulan: Antara Tantangan dan Harapan

Kurikulum

Cara Penerapan Projek Kurikulum Merdeka Tema “Aku Sayang Bumi” di Tingkat PAUD
Penilaian Akhir

Kurikulum

Masalah Pendidikan Di Indonesia 2022