Kurikulum Paradigma Baru – Seiring dengan bertambahnya tahun, setiap aspek dalam kehidupan tentu akan mengalami perkembangan, termasuk halnya dalam dunia pendidikan.
Salah satunya yakni berkaitan dengan wacana bahwa pada awalan tahun baru periode 2021 – 2022 akan diluncurkan Kurikulum Paradigma Baru untuk menyempurnakan jenis KTSP 2013.
Bagi sebagian sekolah yang belum siap untuk menerapkannya tidak perlu khawatir. Rencananya kurikulum ini hanya akan diterapkan pada sekolah yang sudah mengikuti tahapan Program Penggerak. Sekolah tersebut akan menjadi uji coba pelaksanaan program sekolah penggerak untuk bisa diterapkan pada satuan pendidikan di negeri.
Apa Itu Kurikulum Paradigma Baru?
Sebagian tenaga kependidikan tentu memahami bahwa kehadiran kurikulum sangatlah penting sebagai arah pandang dan salah satu komponen penting pendidikan. Tapi sebelumnya, sudahkah Anda memahami apa yang dimaksud dengan kurikulum?
Kurikulum sendiri berasal dari kata “currir” atau bisa diartikan seperti seorang pelari dan “currer” yuga dapat didefinisikan sebagai tempat untuk berpacu. Kedua istilah tersebut berasal dari Bahasa Yunani.
Definisi umumnya yakni keseluruhan peraturan yang berisikan proses perencanaan, tujuan maupun isi serta bahan materi.
Selain itu, terdapat pengaturan yang juga berisikan metode pembelajaran. Metode pembelajaran ini nantinya akan menjadi acuan bagi penyelenggaraan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Sebagian praktisi pendidikan menganggap bahwa kurikulum tersebut merupakan salah satu sarana untuk penyempurnaan bagi kurikulum dengan sasaran untuk meningkatkan kondisi mutu proses dan hasil belajar.
Pencapaian tersebut tentu berdasar pada 6 dimensi yang digagas di antaranya adalah aspek Profil Pelajar Pancasila yakni para siswa yang beriman sekaligus bertaqwa.Yang namanya ketaqwaan tentu akan muncul dari pembiasaan yang dilakukan para guru dan warga sekolah sehingga menjadi keteladanan.
Kemudian, ada juga aspek yang berkaitan dengan akhlak dan budi pekerti siswa. Selain itu, ada juga aspek Bhineka Global. Maksudnya pelajar tersebut memiliki jiwa kecintaan terhadap lingkungan negeri kendati terdapat perbedaan pada berbagai suku bangsa.
Kemudian aspek gotong royong, mempunyai nalar yang kritis, bersikap mandiri serta insan kreatif.
Selain itu kurikulum tersebut juga sangat memberikan dukungan bagi siswa – siswi untuk menyeimbangkan antara hard skill dan soft skill mereka.
Latar Belakang Kemunculan Kurikulum dengan Paradigma Baru
Berdasarkan beberapa sumber resmi, pencetusan Kurikulum Paradigma Baru tersebut merupakan rangkaian dari adanya peluncuran Sekolah Penggerak di tahun 2021 silam.
Gagasan ini merupakan hasil kajian matang dari Menteri Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Dia menjelaskan bahwa penerapan program pada kurikulum baru akan dapat membantu penyempurnaan sistem pendidikan yang selama ini telah dijalankan.Tujuannya yakni agar seluruhan kebijakan terkait pendidikan terfokus pada proses peningkatan pembelajaran maupun peserta didik sebagai target belajar.
Pun kurikulum tersebut juga berlandaskan pada filosofi dan semangat membara dari Ki Hajar Dewantara di mana setiap sekolah perlu untuk memberikan suasana dan energi positif dalam pembelajaran.Misalnya suasana kelas yang bahagia, berdaya, bebas perpendapat serta sarat akan beragam motivasi terkait kemuliaan para pencari ilmu.
Selain itu adanya peningkatan pada kualitas serta kompetensi Kepala Sekolah maupun guru juga sangat penting.
Keunikan lain yang dimiliki kurikulum baru tersebut yakni adanya proses dalam mengintegrasikan peningkatan teknologi informasi dengan era 4.0 secara global. Itulah kenapa kurikulum tersebut juga diistilahkan dengan Paradigma Baru.
Karakteristik Kurikulum Paradigma Baru
Setelah memahami definisi terkait Kurikulum Paradigma Baru sekarang mari membahas terkait karakteristiknya. Memang ada apa saja, ya?
1. Struktur Kurikulum
Hal pertama yang masuk menjadi bahasan yakni terkait struktur kurikulumnya. Dalam kurikulum terbaru, kehadiran PPP alias Profil Pelajar Pancasila akan menjadi landasan maupun acuan pada adanya pengembangan SI (Standar Isi), SP (Standar Proses) maupun Standar Penilaian bahkan Struktur Kurikulum akan menjadi pertimbangan penting.
Selain itu CP atau Capaian Pembelajaran, prinsip pada pembelajaran dan juga asesmen pembelajarannya tentu sangat berbeda dengan kurikulum sebelumnya.
Keunikan lainnya yakni sekolah dapat memiliki keleluasaan agar pengembangan program kerja tambahan maupun kompetensi bisa selaras dengan visi misi sekolah.
Selain itu, kurikulum tersebut juga mengharuskan agar kuantitas pembelajaran tatap muka dan aktivitas proyek dapat berjalan beriringan.
2. Karakteristik Jenjang
Adanya kurikulum baru ini tentu juga akan sedikit memberikan perbedaan pada karakteristik per jenjangnya.
Misal, di tingkat PAUD atau istilahnya bisa dikenal dengan fase fondasi. Tujuan dari fase pertama ini akan dirumuskan dari wujud hasil analisis pada capaian pembelajaran per siswa.
Pun, tujuan tersebut juga perlu disesuaikan dengan acuan sesuai tingkatan level peserta didik. Serta juga perlu penyesuaian dengan lingkungan sekitar.
Nah, di tingkatan ini, para tenaga kependidikan pembuatan program dapat menjadikan kegiatan intrakulikuler akan melebur bersama kegiatan pembinaan Profil Pelajar Pancasila (PPP).
Sehingga, di setiap metode pembelajaran, tentunya guru akan memiliki berbagai kesempatan dalam proses merancang sekaligus mendesain tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran tersebut tentu akan mengacu pada tujuan pembelajaran yang sudah tersampaikan pada kurikulum operasional tiap sekolah.
Untuk tingkatan SD sendiri, beberapa guru dapat senantiasa meningkatkan beberapa ragam teknik maupun strategi untuk mengajar. Misal, permainan edukatif dengan menggunakan beberapa instrumen merupakan hal yang sangat menarik bagi para peserta didik. Di tingkatan SD sendiri, pelaporan hasil belajar peserta didik biasanya dilakukan selang 3 atau 6 bulan sekali.
Selain itu, di tingkat SD alias fase A,B,C kehadiran mata pelajaran IPA dan IPS akan dikolaborasikan bersama sehingga menjadi IPAS atau Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial. Untuk pembentukan Profil Pelajar Pancasila, kegiatannya terpisah dengan program intrakulikuler.
Untuk strategi pengajaran, semua guru memiliki hak untuk melaksanakan rancangan pembelajaran yang telah mereka susun sesuai dengan ketentuan pada kurikulum operasional sekolah.
Sedangkan di tingkatan SMP alias fase D, TIK yang sebelumnya dihapuskan menjadi mata pelajaran atau bahkan bersifat opsional, dalam kurikulum baru tersebut akan menjadikan TIK sebagai mapel wajib jenjang SMP.
Sama seperti jenjang SD, kegiatan untuk program Profil Pelajar Pancasila akan menjadi kegiatan yang terpisah dengan intrakulikuler.
Selain itu, guru juga bisa menentukan rancangannya sendiri untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menarik.
Sedangkan karakter di jenjang SMA, program kelas peminatan tidak dimulai sejak kelas 10 melainkan kelas 11.
Untuk kegiatan Profil Pelajar Pancasila-nya sendiri, tidak jauh berbeda dengan jenjang SD dan SMP. Guru pun juga berhak menentukan rancangan pembelajarannya sendiri.
Nah, demikian ulasan mengenai Kurikulum Paradigma Baru dan beberapa ulasan mengenai kehadirannya di tengah dunia pendidikan. Semoga kurikulum tersebut dapat menjadi solusi paripurna bagi masalah kesenjangan pendidikan yang ada selama ini.
Harapannya pergantian kurikulum akan semakin memudahkan tenaga kependidikan maupun peserta didik lebih giat dalam belajar. Semangat kawan guru semua!
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link INI atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)