Home / Kesiswaan / Kurikulum

Jumat, 19 Agustus 2022 - 21:05 WIB

Tidak Sulit, Berikut Strategi Mudah Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional

Sebagai seorang pendidik, guru diharuskan mampu melakukan pengembangan kurikulum dan metode pembelajaran sesuai dengan peraturan. Oleh karena itu, guru wajib mempunyai kompetensi profesional yang baik sehingga tidak akan kesulitan dalam melakukan penyusunan bahan pembelajaran, termasuk pula pembelajaran sosial emosional.

Pembelajaran Sosial Emosional atau PSE didefinisikan sebagai pembelajaran yang dikonsep untuk membentuk diri siswa supaya bisa menguasai kesadaran diri (self awareness), kemampuan berelasi, dan pengendalian diri yang baik. Seorang siswa yang berhasil menguasai PSE diharapkan mampu mempelajari sesuatu secara cepat, bersosialisasi, profesional, dan suka terhadap tantangan.

Tidak terbatas pada peran guru saja, penerapan pembelajaran PSE dapat didukung oleh keseluruhan peran yang ada di lingkup lingkungan sekolah, orang tua, dan lingkungan masyarakat. Dengan penerapan kolaboratif, anggota sekolah, orang tua, maupun lingkungan masyarakat diharapkan bisa saling berkontribusi satu sama lain.

Hal ini tentu lebih mudah untuk diaplikasikan mengingat PSE bukanlah sesuatu yang baru dan asing dalam lingkup dunia pendidikan. Sejak pendidikan dini hingga tingkat pendidikan lanjut dan pendidikan tinggi juga membutuhkan penerapan PSE dalam proses kegiatan belajar mengajarnya.

Kerangka CASEL, Pemahaman Lebih Dalam Terkait Pembelajaran Sosial Emosional

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pembelajaran sosial emosional merupakan suatu pola pembelajaran secara kolaboratif yang tak hanya berfokus pada guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik saja, tetapi seluruh pihak di dalam lingkungan sekolah. PSE diharapkan mampu menanamkan aspek sosial dan emosional yang baik bagi para pihak yang terlibat.

Ada pun tujuan yang ingin dicapai dari hasil PSE adalah kemampuan mengolah, memahami, serta mengekspresikan diri secara sosial dan emosional di dalam setiap aktivitas kehidupan. Jadi, hasil PSE ini bisa dinilai dari bagaimana peserta didik mampu membangun relasi, mempelajari hal baru, adaptasi, hingga mencari jalan keluar ketika menjumpai beragam permasalahan sehari-hari.

Dengan hadirnya pembelajaran sosial emosional, dunia pendidikan di Indonesia harus menyadari bahwa pembelajaran akademik saja ternyata belum cukup untuk dijadikan bekal seseorang dalam menghadapi kehidupan. Dibutuhkan keseimbangan berupa penguasaan sosial dan emosional yang tepat dan baik supaya seseorang juga bisa meraih kesuksesan dan kebahagiaan.

Penerapan PSE bisa diaplikasi dengan beberapa metode, salah satu yang paling sering berhasil diterapkan adalah kerangka CASEL. Apa itu kerangka CASEL? CASEL adalah singkatan dari Collaborative for the Advancement of Social and Emotional Learning. Kerangka ini lahir dari suatu organisasi yang berfungsi untuk mengkampanyekan dan mengadvokasi penerapan PSE yang didasarkan riset maupun bukti ilmiah yang telah dikaji sesuai dengan topik PSE.

Baca juga:   Ingin Siswa Belajar dengan Optimal? Pahami 7 Jenis Gaya Belajar

Ada 5 komponen yang tercantum di dalam satu kerangka CASEL, yaitu Self Awareness (Kesadaran Diri), Self Management (Pengelolaan Diri), Social Awareness (Kesadaran Sosial), Relationship Skills (Kemampuan Berelasi/Berinteraksi Sosial), dan Responsible Decision Making (Pengambilan Keputusan Secara Bertanggung Jawab).

Komponen yang disebutkan di atas merupakan kompetensi-kompetensi yang seharusnya bisa dikuasi oleh seseorang yang telah berhasil menerapkan pembelajaran sosial emosional. Ada pun penjelasan secara lebih rinci terkait masing-masing komponen adalah sebagai berikut:

Kesadaran Diri

Kesadaran diri yang dimiliki seseorang akan memberinya benang merah yang dapat mengaitkan keselarasan antara pikiran, perasaan, dan tindakan yang dilakukan. Seseorang yang berhasil mengelola kesadaran diri akan mampu mengenali serta memahami bagaimana emosi yang dirasakannya, bagaimana pikiran, dan apa value atau nilai yang ada pada dirinya.

Pengenalan kesadaran diri ini penting guna mendukung pengendalian diri, caranya bersosialisasi dengan orang lain, dan beraktivitas dalam berbagai aspek kehidupan. Selain cara mengidentifikasi emosi diri, komponen ini juga mencakup cara pengujian asumsi, prasangka, dan juga bias, kemampuan kultural, personal, dan juga linguistik.

Pengelolaan Diri

Komponen kedua ini berkaitan dengan cara seseorang memanajemen atau mengelola emosi, perilaku, dan pikiran yang dimilikinya. Seseorang dengan pengelolaan diri yang baik akan lebih mudah dalam mengelola stres, menahan nafsu dan hasrat, menyaring pikiran negatif, memberikan motivasi untuk dirinya sendiri, disiplin, mengatur goal yang akan dituju, hingga kemampuan berorganisasi yang baik.

Kesadaran Sosial

Kemampuan akan kesadaran sosial yang baik dapat membimbing seseorang untuk menumbuhkan perasaan empati dan simpati terhadap sesama. Komponen ini mempunyai keterkaitan yang erat terhadap norma serta etika berperilaku. Orang dengan kesadaran sosial yang rendah akan dipenuhi rasa benci, pikiran negatif, sifat mudah men-judge, serta tidak berpikiran terbuka.

Kemampuan Berelasi Atau Berinteraksi Sosial

Komponen ke-4 dalam kerangka CASEL ini berfungsi untuk membantu seseorang memelihara relasi sosial yang baik dengan pihak lain, baik secara individu maupun kelompok. Kemampuan berinteraksi harus diiringi dengan kemampuan berkomunikasi yang jelas dan baik, bekerja sama, mendengarkan, menahan diri, membentuk respon yang baik, kemampuan diskusi, serta kerelaan untuk mengajukan diri membantu orang lain.

Baca juga:   Administrasi Sekolah Semakin Mudah dengan Microsoft Excel

Pengambilan Keputusan Secara Bertanggung Jawab

Komponen yang terakhir ini berfungsi untuk membantu seseorang membuat pilihan tepat dan bersifat membangun. Ada pun yang harus dilatih adalah cara bertindak atau berperilaku yang sesuai norma sosial, etika, dan keselamatan orang banyak. Seseorang harus bisa menganalisa kondisi, mengidentifikasi konflik, mencari solusi, bertanggung jawab, serta mau untuk mengevaluasi dan intropeksi diri.

Teknik dan Strategi Penerapan Pembelajaran Sosial Emosional

Dalam keberhasilan pembelajaran sosial emosional, terdapat beberapa teknik yang bisa dijadikan pilihan untuk diterapkan. Teknik-teknik tersebut terdiri dari teknik STOP atau Stop, Take a deep breath, Observe, and Proceed), membuat kolase diri, PSE dengan basis Mindfulness, membuat jurnal diri, mindful eating untuk tingkat pendidikan SD, membuat puisi aktrostik, kegiatan role play, dan sebagainya.

Apa pun teknik atau strategi yang diterapkan, diharapkan memenuhi 3 ruang lingkup penting yang terdiri dari Rutin, Protokol, serta diintegrasikan ke dalam mata pelajaran. Anda juga bisa menerapkan sekaligus beberapa teknik PSE supaya peserta didik tidak merasa jenuh dan tetap antusias mengikuti pembelajaran yang diberikan oleh tenaga pendidik.

Meskipun mengambil beberapa teknik, Anda tetap harus membuat jadwal yang disiplin dan konsisten supaya peserta didik tetap dalam lingkaran minat yang baik untuk mempelajari penguasaan PSE. Hal ini bisa Anda rumuskan ke dalam lingkup Protokol sehingga peserta didik juga mengetahui bahwa ada protokol atau tata tertib yang harus dipatuhi.

Demikian beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan strategi pembelajaran sosial emosional kepada peserta didik. Pastikan bahwa para pihak yang terlibat sudah betul-betul memahami apa itu PSE dan bagaimana konsepnya sebelum terjun lebih lanjut dalam proses pengenalan dan bahkan pembelajaran kepada peserta didik.

Guru dapat memilah teknik pembelajaran sosial emosional sesuai dengan tujuan pembelajaran, kebutuhan siswa, jenjang pendidikan siswa, kompetensi sosial emosional mana yang akan dilatih, serta kemampuan siswa. Guru pun bebas memodifikasi dan mengkombinasi beberapa teknik PSE sesuai cara mengajar masing-masing demi memperlancar proses pembelajaran secara tepat.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(RAW)

Share :

Baca Juga

Kesiswaan

Pembelajaran Kooperatif : Strategi, Tujuan dan Prinsip

Kesiswaan

Mengenal Psikologi Pendidikan Anak Sekolah Dasar

Kesiswaan

Begini Strategi Menumbuhkan Karakter Cinta Tuhan pada Siswa
Penilaian Akhir

Kurikulum

Masalah Pendidikan Di Indonesia 2022

Kurikulum

Cara Mendesain Projek Tahap Awal untuk Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Kesiswaan

Strategi Membuat Peraturan Kelas agar Terbentuk Suasana yang Kondusif

Kesiswaan

Menyusun Program Penguatan Karakter saat Kebijakan PTM Berlangsung
cara membuat promes

Kurikulum

Kurikulum Merdeka dan Model Pembelajaran yang Tepat!