Home / Kesiswaan

Jumat, 24 Juni 2022 - 18:28 WIB

Cara Mengatasi Masalah Pembelajaran pada Peserta Didik

Masalah Pembelajaran – Tahun 2022, kebijakan pendidikan di negeri pasca pandemi menjadikan generasi perlu beradaptasi kembali dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ke Pembelajaran Tatap Muka (PTM) baik secara terbatas maupun dengan persentase kedatangan 100%.

Idealnya tentu para peserta didik akan merasa senang. Hanya saja, realitanya tidak semua demikian. Sebagian peserta didik merasa bahwa Pembelajaran Tatap Muka akan membuka tabir ketidakmampuan mereka dalam menyerap pembelajaran.

Namun bagi anda, tentu kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) akan menjadikan para guru memahami tingkat intelektualitas serta perkembangan para peserta didik selama mengikuti kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

Pada dasarnya sebagai guru anda pasti memahami bahwa tidak semua materi yang anda ajarkan dan pahamkan bisa diterima dan diserap dengan baik oleh peserta didik. Apalagi bila kebijakan pada saat pandemi menggunakan Pembelajaran Jarak Jauh. Kendala seperti sinyal, kekurangan dana, seringkali menjadi hambatan yang menyebabkan peserta didik kurang bisa menyerap dengan maksimal pembelajaran.

Namun bila kewajaran ini dibiarkan saja terjadi, maka permasalahan tersebut bisa terjadi pada peserta didik secara kolektif sehingga berdampak buruk pada lingkungan belajar yang tidak dapat mencapai target keberhasilan.

Selain itu, para peserta didik akan kehilangan motivasi bila senantiasa mendapat kesulitan dalam pembelajaran. Tentu ini akan menjadi permasalahan peserta didik yang kompleks.

Untuk menghindari terjadinya masalah pembelajaran pada peserta didik yang cukup fatal, maka terdapat beberapa strategi yang bisa guru lakukan:

1.    Melakukan Evaluasi Pembelajaran

Strategi pertama yang bisa dilakukan yakni dengan melakukan evaluasi setelah terjadinya pembelajaran.

Guru bisa menanyakan kepada para peserta didik terkait materi yang dijelaskan dapat diterima atau tidak. Salah satu cara mengukurnya, bisa dengan menggunakan pemberian tugas. Dalam pemberian tugas ini sebisa mungkin anda menyiapkan beberapa cadangan soal.

Tujuannya, jika anda menemukan terhadap peserta didik yang kemampuannya mumpuni, maka anda dapat memberi tugas tambahan untuk meningkatkan level kemampuannya. Di waktu yang sama, ketika anda menemukan terdapat sebagian peserta didik yang tidak bisa menyerap materi anda, maka anda juga bisa memberikan tugas tambahan.

Sesi ini bisa dilakukan pada saat evaluasi berlangsung. Dengan cara tersebut, maka kedua tipe peserta didik dapat sama – sama memahami materi yang sedang disampaikan.

2.    Mengarahkan Peserta Didik Memilih Waktu Belajar yang Tepat

Selain melakukan kegiatan evaluasi bersama, anda juga dapat mengarahkan peserta didik untuk bisa mengelola dan mengatur strategi belajar baik individu maupun kelompok dengan waktu yang tepat.

Baca juga:   Prinsip Penyusunan Silabus untuk Pembelajaran

Pertama, pahamkanlah pada peserta didik bahwa belajar bukanlah suatu beban bagi peserta didik. Namun belajar merupakan sebuah usaha untuk mendapatkan segala informasi. Jika para peserta didik senantiasa dimotivasi, maka mereka akan memiliki keinginan untuk belajar.

Selain itu, ajarkan mereka untuk dapat mengelola dan mengatur waktu dengan baik. Misal, dengan membuat to-do list. Mencatat keseluruhan jadwal akan menjadikan mereka terbiasa untuk mengatur waktunya sehingga tidak ada waktu luang yang terbuang cukup banyak.

Apalagi di era zaman teknologi sekarang. Jika generasi tak bijak dan cerdas dalam menyaring informasi, maka bisa saja ia terseret arus globalisasi dan malah tidak menjadikannya dekat dengan aktivitas belajar.

3.    Mengajak Orangtua Peserta Didik Komunikasi dan Kerjasama

Kemudian, strategi lainnya yakni anda perlu mengajak orangtua peserta didik bersinergi untuk bisa saling memahamkan terkait permasalahan yang dimiliki anaknya.

Hal ini penting, mengingat bisa saja keluarga menjadi faktor pendorong motivasi peserta didik untuk belajar.

Sebisa mungkin anda mencoba menggali kebiasaan peserta didik dar pernyataan kedua orangtuanya. Idealnya, keluarga akan menjadi orang yang paling tahu kebiasaan anak – anaknya bukan?

Orangtua sebisa mungkin harus dan wajib memiliki waktu untuk bisa menemani pembelajaran anaknya. Sebab mereka juga bisa menjadi motivasi terbaik. Selain itu dengan kehadiran orangtua di tengah aktivitas pembelajaran, akan menjadikan peserta didik merasa tenang dan dapat bersegera menyelesaikan pekerjaan rumah bila ada.

Namun, hal ini tidak berlaku bagi semua keluarga. Bisa saja ada keluarga yang mengalami permasalahan tersendiri sehingga aktivitas anak tidak bisa terpantau.

Setelah mendapatkan informasi mengenai aktivitas belajar anak, sampaikan dan komunikasikan rencana sederhana yang sudah disusun untuk mengatasi peserta didik yang memiliki permasalahan dalam menyerap pembelajaran.

4.    Menyampaikan Pembelajaran dengan Cara Intensif

Kemudian, strategi lain yang bisa dicoba yakni sewaktu terjadinya pembelajaran di dalam kelas. Guru menyusun waktu tersendiri bagi pembelajar yang memiliki permasalahan serupa. Bisa saja jika guru berusaha untuk mengelompokkan mereka dalam satu forum sehingga bisa lebih dekat.

Sementara untuk peserta didik yang tidak memiliki permasalahan, maka sang guru bisa memberikan mereka tugas tambahan atau pembelajaran di luar kelas secara mandiri. Hanya saja, guru harus benar – benar memastikan bahwa peserta didik yang sudah terppilih sebagai pelajar bermasalah, memang kelompok yang tidak paham dengan pembelajaran.

Baca juga:   Memahami Cara Penggunaan Platform Rapor Pendidikan Indonesia

5.    Memeriksa Secara Berkala Buku Catatan

Hal penting yang tak bisa dilakukan seorang guru pada kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh yakni mengecek buku peserta didik. Buku catatan mereka merupakan hal yang sangat urgen untuk senantiasa terisi sebagai bukti bahwa mereka memahami konten yang disampaikan.

Kendati generasi sudah memasuki generasi 4.0, tentu hal tersebut tak menjadi masalah. Sebab banyak para pakar pendidikan yang telah membuktikan bahwa cara mengikat ilmu yang terbaik yakni dengan senantiasa menuliskannya.

Pada awalnya memang tak mudah. Namun guru bisa meminta peserta didik secara terus menerus agar tangan mereka sudah terbiasa menulis kembali. Salah satu dampak negatif PJJ yakni ketidakbersegeraan sebagian peserta didik dalam menyalin kembali pembahasan ke dalam buku catatan. Sebab mereka merasa sudah menghafal bab maupun materi pelajaran tersebut.

6.    Menambah Waktu Belajar Peserta Didik

 Jika dirasa permasalahan yang dialami peserta didik terlalu serius, maka guru dapat mengambil langkah serius yakni dengan memberikan tambahan jam bagi peserta didik di luar jam kelas bersama teman – temannya.

Hal ini berguna sebab guru tak selamanya bisa menahan pembelajaran hanya pada satu topik saja sementara peserta didik lainnya sudah memahami. Selain itu, idealnya, target pembelajaran setiap minggu pasti ada.

Sehingga guru akan merasa kesulitan tersendiri jika membiarkan beberapa peserta didik mengalami permasalahan tak menyerap konten belajarnya.

Hal ini juga harus dikomunikasikan kepada orangtua terlebih dahulu sehingga orangtua dapat memahami mengapa anaknya harus dipulangkan terlambat.

Selain itu, hal ini akan menjadikan kedua orangtua ikut menyesali sebab tidak pernah atau bahkan jarang menemani anaknya belajar.

Demikian ulasan mengenai masalah pembelajaran pada peserta didik dan beberapa strategi untuk mengatasinya. Semoga masalah – masalah di dunia pendidikan dapat segera terselesaikan sehingga tidak menimbulkan dampak negatif.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(rhm/shd)

Share :

Baca Juga

Sekolah

Kesiswaan

Mengenal Sekolah Luar Biasa dan Sekolah Inklusi

Kesiswaan

7 Cara Menyampaikan Pendapat yang Baik Bagi Siswa

Kesiswaan

3 Cara Meningkatkan Kesehatan Mental Siswa di Lingkungan Sekolah

Kesiswaan

Inilah Tanda-Tanda Pembelajaran Berkualitas
program literasi sekolah

Kesiswaan

Kemdikbudristek dan Twitter Mengembangkan Program Literasi Media Sosial Bagi Pelajar SMP
Model Pembelajaran Make a Match untuk Efektifitas Pembelajaran

Kesiswaan

Mengenal Lebih Dalam Sosial Emosional Learning
Kiat-kiat menjadi siswa berprestasi

Kesiswaan

Kiat-kiat Menjadi Siswa Berprestasi di Sekolah!

Kesiswaan

Strategi Mengatasi Kasus Bullying di Sekolah