Hybrid learning untuk menghadapi kurikulum Merdeka – Dalam masa pandemi, semua aspek kehidupan dipaksa untuk merubah pola aktivitas yang ada. Mengurangi waktu untuk berkumpul, tidak ada dalam satu ruang yang sama dan juga mengurangi aktivitas-aktivitas sosial yang berhubungan dengan masyarakat luas.
Hal ini lakukan untuk menghentikan laju penyebaran virus, agar dapat dikendalikan sambil mencari solusi paten untuk mengatasi pandemi ini. Bukan hanya pada sisi bisnis yang terkena imbasnya, bahkan dunia pendidikan pun dipaksa beradaptasi dengan hal ini.
Guru dan murid dipaksa beradaptasi dengan sistem pembelajaran baru yaitu melalui cara daring dan luring. Sistem ini disebut dengan hybrid learning. Apakah yang dimaksud dengan hybrid learning ini?
Definisi hybrid learning
Hybrid learning adalah metode pengajaran yang menggabungkan pembelajaran jarak jauh (daring) dengan pembelajaran tatap muka. Sebelum masa pandemi, pendidikan di Indonesia lebih mengutamakan pembelajaran secara tatap muka.
Semua aktivitas dilakukan di sekolah. Guru menerangkan pelajaran secara langsung dengan murid. Tugas-tugas yang telah selesai dibahas bersama di sekolah. Lalu untuk mengatasi dan beradaptasi dengan kondisi new normal, sekolah-sekolah mulai menerapkan hyrid learning.
5 faktor terciptanya hybrid learning yang baik
Hybrid learning adalah metode yang baru dan banyak diaplikasikan dalam dunia pendidikan Indonesia saat ini. lima faktor yang mendukung terciptanya hybrid learning adalah sebagai berikut:
- Live event
Faktor ini adalah faktor utama terbentuknya hybrid learning yang baik. Harus ada pertemuan langsunhg antara guru dengan murid yang dilakukan secara berkala.
- Self paced learning
Pada faktor ini seorang siswa harus dapat belajar sesuai dengan ritmenya dan dilakukan secara daring dimanapun dan kapanpun dengan bantuan perangkat yang ada. self paced learning juga mengajarkan siswa agar lebih mandiri dalam belajar.
- Collaboration
Faktor kolaborasi adalah faktor yang menekankan kerja sama yang baik antara guru dan murid untuk mencapai tujuan bersama.
- Assesment
Assessment atau tugas adalah sebagai indikator bagi seorang guru apakah metode pengajaran yang dilakukan selama ini telah berhasil atau tidak. Seorang guru harus mampu menciptakan assessment yang berkaitan dengan pelajaran baik secara daring maupun luring.
- Performace Support Materials
Agar materi pelajaran dapat tersampaikan dengan baik, seorang guru harus menyiapkan materi-materi pendukung baik dalam bentuk digital maupun fisik, untuk mendukung pemahaman bagi muridnya.
Kelima faktor diatas harus dipenuhi agar tujuan hybrid learning dapat tercapai dengan baik.
Untuk memenuhi apakah target pendidikan telah terpenuhi atau tidak ujian juga harus disiapkan baik dalam bentuk online maupun offline.
Kaitan hybrid learning dengan Kurikulum Merdeka.
Hybrid learing dianggap metode pembelajaran yang paling cocok dilakukan pada masa pandemi. Ini adalah win win solution bagi orang tua dan juga guru. Pasti seorang orang tua akan was-was melepas anaknya ke sekolah di masa pandemi ini. dengan adanya hybrid learning, pendidikan tetap akan berjalan dengan baik walaupun harus beradaptasi dengan situasi terkini.
Kurikulum baru yang banyak menyerap adaptasi dari digital learning tentu sangat sepadan dengan tujuan hybrid learning. Karena dengan menggunakan metode hybrid learning pada penerapannya di kurikulum baru, siswa dapat belajar dengan memanfaatkan jaringan internet dan perangkat-perangkat yang ada.
Hybrid learning sendiri mencakup ke berbagai faktor sehingga pengaplikasian metode belajar ini dapat merangsang kemampuan siswa untuk lebih berkembang ke arah yang lebih baik.
Silahkan Bergabung dan Belajar Bersama Diklat 64 JP “Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP), Modul Ajar dan Modul Project“.Klik LINK INI untuk mendaftar jadi peserta.