Ice breaking – Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuan. Interaksi yang berlangsung harus dua arah (timbal balik), melibatkan kedua belah pihak secara aktif berpartisipasi di dalam suatu kerangka kerja dan dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir yang dipahami dan disepakati bersama.
Dalam proses pembelajaran ada komponen guru mengajar dan siswa belajar. Mekanisme belajar siswa melalui tiga tahap, yaitu tahap penerimaan input informasi, mengolah informasi tersebut, dan mengungkapkan hasil pengolahan tersebut. Keberhasilan setiap tahap berdampak pada keberhasilan tahap berikutnya.
Berikut 4 hal yang mempengaruhi keefektifan perilaku belajar
- Motivasi
- Perhatian dan tahu sasaran
- Usaha
- Evaluasi dan pemantapan hasil
Motivasi, perhatian, dan usaha siswa dalam belajar dipengaruhi banyak hal, salah satu yang cukup mendasar adalah suasana ketika belajar. Suasana belajar yang kurang kondusif akan memberikan pengaruh psikis maupun fisik siswa. Suasana belajar yang tegang akan menimbulkan rasa sakit kepala dan kecemasan yang hebat.
Suasana belajar yang membosankan karena kurang adanya variasi akan menimbulkan kejemuan atau membosankan pada siswa dan akan mudah menimbulkan keletihan. Jika kondisi ini terjadi, maka siswa akan mengalami kejenuhan belajar. Pada saat seperti ini siswa mengalami penurunan daya ingat dan tidak mampu lagi mengakomodasikan informasi atau pengalaman baru
Sebagai sosok pengganti orangtua di sekolah guru harus mampu mengendalikan situasi semacam ini, melihat berbagai faktor yang dapat mengganggu kondisi belajar, baik secara internal maupun faktor eksternal, maka sebagai seorang guru upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pemberian stimulus atau rangsangan yang baik untuk mengembangkan aspek siswa. Salah satu stimulus bagi lingkungan siswa adalah dengan metode permainan Ice Breaking yang tepat dan menarik bagi siswa.
Ice breaking merupakan aktivitas yang dapat dilakukan untuk memecahkan kebekuan, kekalutan, kejemuan dan kejenuhan suasana sehingga menjadi mencair dan suasana bisa kembali lebih kondusif. Jika aktivitas ini diterapkan pada proses pembelajaran di kelas, maka besar kemungkinannya siswa kembali pada kondisi (semangat, motivasi, gairah belajar, kejemuan dan lain sebagainya) yang lebih baik. Hal ini juga bertujuan agar materi-materi yang disampaikan dapat diterima.
Ice breaking dapat dilakukan dalam berbagai bentuk aktivitas, misalnya dalam bentuk cerita lucu dan bermakna dari guru, tebakan berhadiah, ataupun game-game. Aktivitas bisa dilakukan dalam waktu antara 5– 15 menit tergantung pada kebutuhan. Ice breaking bisa dilakukan pada saat kapan saja tergantung pada kondisi dan keperluan, serta bisa dilakukan oleh guru siapa saja. Dalam pelaksanaannya memang membutuhkan keterampilan dan kreativitas guru, terutama dalam memilih aktivitas yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Jika anda tertarik menerapkan ice breaking di sela sela pembelajaran namun belum menemukan aktivitas yang cocok. Anda bisa mengikuti Pelatihan bersertifikat 32 JP “Ice Breaking seru, No Boring & Anti Garing Agar Pembelajaran Menjadi Menarik & Menyenangkan” yang akan dilaksanakan mulai tanggal 17-26 September 2022 menggunakan aplikasi Zoom Meeting dan Telegram.
Jadi tunggu apa lagi? Daftarkan diri Anda sekarang juga sebelum kuota peserta penuh!
(fas/rtq)