Pembelajaran Tatap Muka Inovatif – Pendidikan merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan intelektualitas serta kepribadian peserta didik. Tolok ukur keberhasilannya terlihat dari aspek keduanya berjalan seimbang.
Namun, secara realita, tidak semua pendidikan memiliki kesempurnaan. Kadangkala guru harus menghadapi peserta didik dengan berbagai tipe dan latar belakang yang menjadikan keberlangsungan pembelajaran di dalam kelas berjalan tidak efektif dan bahkan tidak menyentuh target dan capaian yang diinginkan.
Oleh karena itu, beberapa pakar pendidikan melakukan kajian dan diskusi yang mendalam terkait kondisi generasi sekarang. Sehingga terwujudlah adanya konsep pembelajaran tatap muka inovatif.
Pemain utama dari konsep tersebut yakni para peserta didik dan guru kelas masing – masing. Keduanya adalah satu keterkaitan yang utuh dan sama – sama memiliki peran untuk menyeimbangkan.
Konsep Pembelajaran Tatap Muka Inovatif dan Interaktif
Berdasar dari beberapa kajian pakar pendidikan salah satunya yakni Mr. Mcleod, mengklaim bahwa sederhananya pembelajaran inovatif adalah segala upaya baru bisa dalam bentuk metode, perangkat pembelajaran, bahan maupun media pembelajaran. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa konsep pembelajaran tersebut yakni sebuah kehendak untuk menciptakan dan menghadirkan suasana baru dalam pembelajaran.
Meski sebenarnya hal baru yang dimaksudkan bukan berarti membeli perangkat pembelajaran yang baru maupun metode yang jarang diterapkan. Namun baru di sini dapat diartikan bahwa peserta didik memaknainya sebagai konsep belajar yang baru karena mereka masih baru mengenal saat diterapkannya pada atmosfir belajar di kelas mereka.
Sedangkan frasa “pembelajaran interaktif” yakni sebagaimana proses belajar yang mewujudkan lingkungan belajar di mana tidak berfokus dan berorientasi pada guru saja, namun menghadirkan sisi komunikasi antar dua subjek yakni peserta didik dan guru.
Penggabungan dari konsep di atas pada pembelajaran tatap muka tentu merupakan sebuah kombinasi sempurna dan mewujudkan cita – cita bangsa untuk mencetak generasi berpemikiran matang baik secara logika dan bersikap kritis.
Mengapa Perlu Penerapan Pembelajaran Tatap Muka Inovatif dan Interaktif?
Sulit rasanya bagi para guru untuk mewujudkan sebuah konsep, manakala tak memiliki keyakinan terkait filosofi penerapannya apalagi dari penerapan pembelajaran tatap muka inovatif dan interaktif.
Bagi guru, harus memahami bahwa segala upaya yang dilakukan di ruang belajar, di mana penghuninya adalah para peserta didik, untuk mewujudkan suasana dan lingkungan belajar yang menyenangkan.
Namun, modal senang saja juga bukan merupakan satu – satunya piliihan. Sehingga penting bagi guru untuk mewujudkan suasana belajar yang menyenangkan, menumbuhkan ide baru, mengaktifkan daya kritis peserta didik serta berbagai kegiatan positif lainnya.
Selain menjadi ruang yang menyenangkan bagi peserta didik, pada dasarnya ruang kelas juga merupakan tempat eksperimen di mana berlangsungnya berbagai upaya guru untuk membuat peserta didik merasa nyaman dalam belajar.
Strategi Mengkonstruksi Pembelajaran Tatap Muka Inovatif dan Interaktif
Pada awalnya, guru akan menghadapi beberapa kesulitan untuk menerapkan konsep di atas sebab daya serap peserta didik yang berbeda – beda. Selain itu, guru juga mungkin akan mengalami tiba – tiba ingin menyerah dan kembali pada konsep yang biasanya digunakan dibandingkan penggunaan konsep yang baru.
Hal ini lumrah terjadi sebab daya juang guru juga berbeda – beda. Ada yang tingkatannya lebih tinggi dan ada pula yang sedang bahkan hilang sama sekali. Faktor yang mempengaruhinya macam – macam.
Pertama, faktor dari lingkungan sekolah. Lingkungan sekolah biasanya tidak hanya membahas terkait konsep belajar saja, namun bagaimana strategi administrasi bisa berjalan dengan baik.
Biasanya, ketika guru sedang mempelajari konsep dan berkomitmen untuk menerapkannya, di waktu yang sama, guru juga akan banyak mengerjakan pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi kelas maupun sekolah. Tentu saja hal tersebut terkadang selalu menguras waktu.
Sehingga, alih – alih belajar menerapkan, terkadang waktunya terkuras untuk mengerjakan administrasi. Belum lagi jika ada tamu yang melakukan studi banding atau kemungkinan adanya proses revisi.
Kedua, faktor usia guru yang berbeda – beda. Perbedaan usia juga kerap kali menjadi kendala bagi para guru untuk membangun konsep baru pembelajaran inovatif dan interaktif. Sehingga konsep tersebut secara tidak sadar akan balik mengikuti konsep yang dilakukan sebelumnya.
Selain itu, bertambahnya usia, juga menjadikan tak semua guru mampu menyerap konsep baru dalam dunia pendidikan. Sebab fokus mereka terkadang lebih banyak untuk melejitkan potensi didik dengan strategi yang mereka kembangkan sendiri.
Ketiga, latar belakang peserta didik. Perbedaan yang amat mencolok pada latar belakang keluarga maupun peserta didik akan menjadi kendala tersendiri. Misal, di beberapa kelas tentu guru akan menemukan sebagian peserta didik kooperatif dengan penerapan belajar interaktif dan inovatif, sementara yang lainnya akan tetap pasif karena adanya beberapa pertimbangan.
Terlepas dari kendala yang ada, bagaimanapun juga guru akan selalu berusaha melepas belenggu kendala tersebut dan menemukan solusi terbaik. Sehingga, mereka akan tetap bisa mengkonstruksikan serta mewujudkan konsep belajar inovatif dan interaktif.
Adapun strategi yang bisa dilakukan adalah, pertama seorang guru harus bisa menjadi fasilitator baik sebagai sarana yang mewadahi karakteristik maupun kemampuan daya serap para peserta didik.
Sebagai hasil akhirnya, peserta didik akan lebih akrab dengan para peserta didik. Jika keakraban sudah mulai terbangun, maka guru dapat menjadi fasilitator sekaligus pengarah bagi para peserta didiknya.
Salah satu program yang bisa dilakukan yakni guru dapat mewujudkan program tutor sebaya. Program ini mengharuskan adanya proses interaktif serta memberikan tanggapan kepada teman sebayanya untuk bisa dijadikan bahan diskusi.
Penetapan tutor sebaya pun tidak boleh asal – asalan. Sebab guru harus mengetahui potensi dan level kecerdasan yang peserta didik miliki. Biasanya, di awal pertemuan guru akan melakukan beberapa strategi tambahan untuk memetakan level kecerdasannya.
Kedua, guru perlu mempelajari perkembangan kecerdasan peserta didik. Ya, guru perlu untuk belajar tentang konsep perkembangan kecerdasan peserta didik. Konsep ini sebenarnya sudah banyak diajarkan dan diseminarkan. Apalagi, dengan kondisi kecanggihan teknologi sekarang, akan sangat mungkin bagi guru untuk mempelajarinya kembali.
Sebagai permisalan, di kelas jenjang SMP, seorang guru harus memahami standar pemikiran yang dibangun harusnya pola pikir yang kritis.
Kemudian, di jenjang SMA, selain memiliki pola pikir yang kritis, mereka harus mampu mengkonstruksikan sebuah solusi untuk penyelesaian masalah yang sedang dihadapi baik di lingkungan sekolah maupun sekitarnya. Peningkatan kecerdasan tersebut tentu akan lebih terwujud bila guru ikut membantu.
Nah, demikian ulasan mengenai pembelajaran tatap muka inovatif dan interaktif bagi guru dan sebagai referensi dalam dunia pendidikan. Besar harapannya, eksistensi konsep pembelajaran yang baru dapat menjadi pendorong majunya dunia pendidikan dan para guru bangsa.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)