Kecerdasan Emosional Guru – Mendidik para siswa tentu tak seindah dengan model pendidikan ala drama maupun film yang banyak dipertontonkan. Faktanya, mendidik membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Untuk itu, seorang pendidik penting untuk meningkatkan kecerdasan emoasionalnya.
Sebagian besar model pendidikan yang sering diperlihatkan seringkali menggambarkan kondisi peserta didik dengan kemampuan rata – rata sehingga dapat menyerap pembelajaran dengan mudah. Namun realitanya, tak semua satuan pendidikan di penjuru negeri ini bisa merasakan fenomena yang demikian.
Malah selain harus mendidik mereka dengan beragam konsep yang baru, para peserta didik juga akan digembleng kepribadiannya. Agar terwujud pribadi yang sopan dan santun. Mengarahkan generasi sampai pada titik menjadi anak yang baik tentu tidak semudah yang dibayangkan, bukan?
Kadang para pendidik juga bisa diliputi oleh emosi bahkan sampai rasa kesal berhari – hari lantaran tak bisa membendung kenakalan peserta didik. Sehingga penting bagi para pendidik untuk lebih bisa mengendalikan dan senantiasa mengevaluasi emosi. Salah satunya yakni dengan memahami makna dari kecerdasan emosional guru.
Definisi Kecerdasan Emosional
Kecerdasan emosional merupakan suatu kemampuan untuk dapat memahami, mengendalikan sekaligus usaha dalam mengevaluasi kehadiran emosi. Kecerdasan ini tentu sangat berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam mewujudkan ekspresi emosinya kepada publik. Tentu saja hal ini sangatlah penting.
Dengan memiliki kecerdasan emosional (EQ) maka seseorang dapat berusaha untuk melatih dirinya dalam memahami, menafsir, serta menanggapi emosi atas suatu kejadian dari diri sendiri atau orang lain.
Mengenai asal usul kecerdasan emosional ini, sampai sekarang para ilmuwan masih mempelajarinya apakah termasuk faktor genetis atau bahkan sesuatu yang timbul dari diri seseorang itu sendiri dan terasah. Sebab akan ada banyak faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional.
Hanya saja, sebagian besar para pakar menegaskan bahwa kecerdasan emosional pada seseorang dapat dipelajari dan diperkuat. Apalagi dalam dunia pendidikan, seorang pendidik harus senantiasa terus berupaya untuk dapat mengendalikan serta mengekspresikan dirinya dengan sangat baik. Sebab guru adalah seseorang yang akan menjadi teladan bagi para peserta didiknya.
Dengan keadaan emosi yang terkendali, maka proses belajar mengajar akan tetap dapat mencapai targetnya. Bahkan keahlian sang guru dalam mengendalikan emosi akan menjadi hal baik untuk diamati dan ditiru oleh peserta didik.
Selain itu, kecerdasan emosional pada seorang pendidik akan sangat berpengaruh pada salah satu kompetensi yang harus mereka miliki untuk menjadi guru yang profesional yakni kompetensi sosial.
Pentingnya kecerdasan emosional bagi para guru yakni untuk dapat memberikan pemahaman pada diri sendiri dan orang sekitar dengan cara yang efektif. Mewujudkan suatu upaya untuk bisa berkomunikasi dan bersosialisasi dengan baik maupun beradaptasi pada lingkungan sekitar.
Di sisi lain, meningkatkan kecerdasan emosional dalam diri juga akan mengajarkan kepada para pendidik tentang daya juang yang tangguh serta cara untuk menghadapi berbagai tantangan dan kendala zaman.
Sejauh ini, sebagian besar para pendidik masih menganggap bahwa pengembangan kecerdasan emosional menjadi tanggung jawab seorang guru agama. Padahal tanggung jawab untuk membentuk kepribadian seorang peserta didik bukanlah tanggung jawab guru agama saja atau bahkan Wali Kelas saja. Namun harus melalui sinergitas bersama, Bbaik dari Wali Kelas, guru Agama maupun guru Mapel dan BK.
Semua warga sekolah harusnya bisa saling bekerjasama untuk menanamkan prinsip – prinsip kebaikan sehingga sang peserta didik dapat mengasah kemampuan kecerdasan emosionalnya juga.
Mengenal Ragam Aspek Kecerdasan Emosional
Untuk memberikan teladan berupa manajemen emosi tentu Anda perlu mengetahui beragam aspek yang ada pada pengelolaan kecerdasan emosional. Beberapa di antaranya yakni :
1. Aspek Kesadaran Diri
Aspek kesadaran diri merupakan salah satu kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi yang ada dalam diri.
Aspek ini merupakan hal yang penting dari manajemen kecerdasan emosional. Sehingga selain memahami jenis – jenis emosi, pendidik juga dapat memahami terkait segala tindakan, suasana hati sekaligus emosi yang terwujud pada orang lain terutama pada siswa.
Untuk mengasahnya, seorang pendidik perlu untuk senantiasa melakukan monitoring dan berupaya untuk mengenali keseluruhan reaksi emosional tertentu dengan cara yang efektif dan benar.
Sebagaimana pendapat seorang pakar bahwa orang yang mampu untuk mengontrol kesadaran diri memiliki jiwa humoris baik, kepercayaan penuh pada diri sendiri dan kemampuan, serta kemampuan dalam menyadari berbagai pandangan orang lain terhadap mereka.
2. Aspek Regulasi Diri
Aspek lainnya yakni aspek regulasi diri. Dengan meningkatkan kontrol terhadap kecerdasan emosional maka secara tidak langsung para pendidik akan berusaha untuk senantiasa mengatur dan mengelola emosi yang ada dalam dirinya.
Bukan berarti Anda harus mengunci emosi yang dimiliki atau bahkan sampai menyembunyikan perasaan yang sebenarnya. Maksudnya yakni, aspek regulasi diri ini akan mengajarkan pada pendidik untuk selalu menunggu waktu dan tempat yang tepat dalam mengungkapkan terkait segala tindakan dan kejadian yang menjadikan hati dilema maupun galau.
Sehingga aspek regulasi diri berkaitan dengan mengekspresikan emosi dalam diri Anda pada waktu dan tempat terbaik yang tepat. Seorang pendidik yang terampil dalam mengatur emosinya akan lebih fleksibel dan mudah dalam beradaptasi.
Bahkan para pendidik yang terampil dalam pengendalian emosi juga dapat mengelola konflik sampai tataran memberikan solusi atau dengan kata lain meredakan ketegangan pada situasi yang sedang berlangsung.
Sejumlah pendapat mengatakan bahwa seorang pendidik yang memiliki kemampuan terampil dalam mengatur diri sendiri akan berbanding lurus dengan level kesadarannya. Tentu mereka tak hanya berfikir terkait cara untuk mempengaruhi orang lain namun sekaligus memahami bagaimana mempertanggungjawabkan segala tindakan yang mereka perbuat.
3. Aspek Sosial
Keterampilan lainnya yakni berkaitan dengan mekanisme seorang pendidik bersosialisasi atau berinteraksi dengan pesertanya maupun orang sekitar.
Pemahaman secara emosional yang dimilikinya tentu akan melibatkan berbagai wujud emosi baik dari diri sendiri maupun orang lain.
Pendidik yang terampil tentu akan memanfaatkan pengetahuan tentang emosi diri sendiri dan orang lain sebagai bahan referensi untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari – hari.
Manfaat yang didapatkan tentu banyak di antaranya yakni, seorang pendidik akan dapat menjalin hubungan maupun koneksi yang baik dengan berbagai elemen mulai dari peserta didik, atasan, rekan bahkan keluarga.
Salah satu contoh penerapan aspek sosial yakni keterampilan dalam berkomunikasi secara verbal, non-verbal, kepemimpinan maupun persuasif.
4. Aspek Empati
Kemudian ada aspek empati. Aspek ini sederhananya merupakan kemampuan dalam memahami perasaan dalam diri orang lain. Kemampuan ini sangat penting ada dalam diri individu sebab tak hanya sekedar mampu untuk mengidentifikasi dan mengenali kondisi emosional orang lain.
Selain itu, pendidik yang memiliki kemampuan empati tingkat tinggi akan mampu untuk memberikan respon maupun tanggapan pada orang lain tanpa harus merasa canggung.
Nah, demikianlah ulasan mengenai urgensitas kecerdasan emosional guru dan beberapa aspek yang harus para pendidik pahami.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)