Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum yang terhitung masih baru. Sehingga pemerintah melalui Kemdikbudristek selalu mengevaluasi penerapan kurikulum ini secara berkala. Karena beberapa tahun lalu sekolah-sekolah maupun lembaga pendidikan masih menggunakan kurikulum 2013 yang notabene juga masih seumur jagung. Selain itu pemerintah juga mempertimbangkan berbagai bidang, terutama dalam bidang teknologi. Era sekarang sudah tidak sama lagi dengan era dahulu kala yang serba manual. Di era revolusi industri 4.0 ini mau tidak mau lembaga pendidikan maupun tenaga pendidik perlu mengikuti perkembangan informasi teknologi (IT) yang selalu update. Hampir di segala sendi kehidupan masyarakat sekarang sudah terhubung dengan internet dan dunia digital. Sehingga guru dituntut untuk mampu menggunakan teknologi berbasis digital untuk menyokong kompetensi dan soft skill yang dimilikinya. Maka dari itu, untuk menuju terwujudnya pendidikan Indonesia yang maju, Kemdikbudristek mencanangkan tiga unsur penggerak sebagai berikut.
1. Program Sekolah Penggerak
Progam sekolah penggerak bertujuan untuk mewujudkan pelajar pancasila. Sekolah penggerak merupakan sekolah pilihan yang akan menjadi percontohan sekolah negeri dan swasta dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka Belajar. Harapannya sekolah penggerak mampu untuk memberikan pendidikan yang menyeluruh kepada siswa baik dari segi kompetensi (literasi & numerasi) maupun karakter. Untuk menjadi sekolah penggerak, perlu menyiapkan tenaga pendidik yang mampu untuk terus belajar dan cepat tanggap dalam menyikapi perubahan zaman. Karena nantinya sekolah penggerak akan ikut serta mengakselerasi pendidikan di Indonesia. Sekolah yang terpilih menjadi sekolah penggerak akan mendapat bimbingan dari Kemdikbudristek untuk melanjutkan program sebelumnya (transformasi sekolah). Sekolah yang terpilih, mau tidak mau harus segera meningkatkan kualitas pendidikannya. Sehingga sekolah-sekolah lain juga akan tergerak dengan perubahan atau peningkatan kualitas tersebut.
2. Organisasi Penggerak
Organisasi penggerak merupakan seluruh elemen masyarakat yang ikut mendukung terwujudnya kemajuan pendidikan di Indonesia. Mulai dari lingkup keluarga, guru, cendekiawan, budayawan, hingga penjabat daerah yang ikut membantu terlaksananya Kurikulum Merdeka Belajar. Kolaborasi perlu dilakukan antara Kemdikbudristek dengan berbagai elemen masyarakat guna menciptakan inovasi-inovasi di dunia pendidikan. Kesenjangan pendidikan tidak akan terselesaikan jika tidak ada kerjasama antar elemen. Organisasi penggerak inilah yang akan membantu memaksimalkan pembelajaran siswa. Sehingga kualitas belajar siswa meningkat sesuai dengan potensi masing-masing siswa. Siswa mampu belajar dengan enjoy dan lebih leluasa mengeksplorasi minat & bakatnya. Organisasi penggerak ini bisa memenuhi kebutuhan akan relevansi dalam pembelajaran yang belum tentu mampu diberikan oleh sekolah tersebut. Selain itu, semakin banyak kolaborasi akan semakin banyak pula alternaltif dan kreatifitas yang akan tercipta dalam lingkup pendidikan Indonesia.
3. Guru Penggerak
Guru penggerak diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan maupun kualitas belajar siswa. Dimana tujuan akhirnya adalah terwujudnya siswa yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Pelajar yang memiliki kompetensi dan karater yang baik dalam hidupnya. Guru penggerak akan memimpin proses pembelajaran sesuai dengan Kurikulum Merdeka Belajar sekaligus poros utama dalam menggerakkan ekosistem pendidikan. Maka dari itu perlu adanya kompetensi khusus. Guru yang ingin menjadi guru penggerak harus mendaftarkan diri sekaligus mengikuti tahap seleksi dan pendidikan Guru Penggerak. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah kemampuan untuk memahami keunikan masing-masing siswa dan memberikan proses pembelajaran yang tepat. Dengan begitu siswa tidak akan terjebak dalam fatamorgana atau rutinitas pembelajaran yang tidak efektif. Guru penggerak harus mampu beradaptasi dengan cepat dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masing-masing peserta didik.