Home / Kurikulum

Kamis, 30 Juni 2022 - 06:11 WIB

4 Dimensi Karakter dalam Program Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila – Sebagian guru tentu anda sudah memahami bahwa ciri khas Kurikulum Merdeka yakni dengan adanya penerapan kebijakan Profil Pelajar Pancasila.

Tujuannya untuk membentuk kepribadian bangsa dengan mengimplementasi nilai – nilai Pancasila. Dalam pelaksanaanya, anda pun harus mengenali dimensi karakter yang dilingkupi serta pedoman teknis pelaksanaan.

Adapun dimensi karakter yang ada pada panduan penerapan Profil Pelajar Pancasila yakni sebagai berikut :

1.    Membentuk Pelajar yang Beriman dan Bertaqwa

Karakter pertama yang akan tertanam dan menancap kuat dalam diri peserta didik yang memiliki keimanan dan ketaqwaan. Seharusnya, kedua aspek ini tidak hanya meningkat manakala peserta didik berada di pesantren, namun di lingkungan sekolah biasa juga harusnya demikian.

Besar harapannya, bila keimanan dan ketaqwaan mereka meningkat, maka mereka dapat menjadi pribadi berintelektualitas tinggi dan memiliki akhlak perbuatan yang terpuji. Sebab hari ini, masih banyak dijumpai fenomena peserta didik yang berkompeten namun jauh dari akhlak terpuji. Sungguh sangat disayangkan bukan?

Baca juga:   Simak 6 Manfaat Menulis Bagi Seorang Guru

2.    Membentuk Karakter Gemar Gotong Royong

Karakter kedua yakni berkaitan dengan kegemaran akan gotong royong alias melakukan suatu aktivitas bersama – sama. Hal ini bertujuan agar peserta didik memiliki jiwa sosial yang tinggi sehingga tidak cenderung bersifat individual serta bisa memiliki interaksi sosial bersama sesama teman lainnya. Beberapa spek yang difokuskan pada karakter gotong royong yakni kolaborasi, peduli sesama dan senang berbagi.

3.    Membentuk Pelajar yang Mandiri

Kemudian karakter ketiga yakni upaya dalam membentuk pelajar mandiri. Kemandirian sangat penting untuk dimiliki peserta didik sebab mereka tidak boleh selalu menggantungkan diri pada orang lain.

Di masa depan, para peserta didik mandiri akan memberikan sumbangsih terbaik bagi negeri termasuk halnya dapat ikut berkontribusi untuk memecahkan masalah pelik yang ada di dalam negeri.

Namun, mungkin pada awalnya pembentukan pelajar yang mandiri akan sangat sulit sebab melihat fenomena generasi manja dan lebih suka bermain sosmed dibandingkan bersikap mandiri. Maka dari itu, diperlukan kesabaran yang super ekstra dari para guru untuk mendidik dan mengarahkan para peserta didik.

Baca juga:   Pendaftaran Guru Penggerak Dibuka Kembali, Begini Cara Mendaftarnya

4. Membentuk Pelajar Kritis

Kemudian membentuk karakter kritis dalam diri peserta didik. Hal ini bertujuan agar peserta didik akan senantiasa berfikir dan tidak asal menerima pandangan, doktrin maupun pengetahuan yang tidak linear dengan kepribadian bangsa maupun sila dalam Pancasila.

Memiliki daya pikir kritis merupakan sebuah hal yang mulia sebab tidak semua bangsa dapat memilikinya. Maka beruntung bila seandainya kebijakan profil pelajar pancasila bisa diterapkan dengan baik.

Nah, demikian ulasan mengenai dimensi karakter dan penjelasannya dalam  kebijakan Profil Pelajar Pancasila.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(rhm/shd)

Share :

Baca Juga

Kurikulum

3 Dokumen Administrasi Guru Era Kurikulum Merdeka yang Harus Dipahami

Kurikulum

32 Perubahan Pendidikan Dilakukan Kemendikbudristek Dalam Kurikulum Merdeka
Mulai Juli 2022, Pancasila Menjadi Mapel Wajib di Sekolah

Kurikulum

Mulai Juli 2022, Pancasila Menjadi Mapel Wajib di Sekolah
video pembelajaran

Kesiswaan

Mengenal Fitur Canva dan Cara Menggunakannya Dalam Pembelajaran

Kurikulum

Kurikulum Merdeka Belajar dan Keunggulannya dalam Media Pembelajaran

Kurikulum

Mari Mengenal Kurikulum Paradigma Baru untuk Pendidikan Indonesia

Kurikulum

Berbagai Jenis Metode Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Mulai Juli 2022, Pancasila Menjadi Mapel Wajib di Sekolah

Kurikulum

Yuk Intip, Sejarah Kurikulum Yang Pernah Diterapkan di Indonesia