Perangkat Pembelajaran – Dalam dunia pendidikan, keberhasilan capaian peserta didik bukan hanya berasal dari pendidik dan bahan ajar saja. Namun juga terdapat pengaruh dari kehadiran kurikulum. Di setiap negara, tentu memiliki model kurikulum pendidikan yang berbeda – beda.Sebab memang sangat urgen karena berkaitan dengan capaian keberhasilan dan output generasi di masa depan.
Di negeri ini, kurikulum adalah suatu komponen yang harus menjadi perhatian utama serta dikaji dengan matang khususnya oleh perwakilan para pakar pendidikan. Sebab bila salah dalam merumuskannya, yang terjadi yakni kekacauan generasi.
Selain itu, kehadiran kurikulum di dunia pendidikan adalah suatu dasar pada proses penyesuaian aspek kebutuhan pendidikan nasional.
Maka dari itu, seiring bertambahnya tahun, para pakar dan segenap praktisi pendidikan senantiasa melakukan inovasi dan modifikasi bahkan untuk kurikulum sendiri. Salah satu inovasi bergengsi yang cukup kompeten yakni adanya peluncuran Kurikulum Merdeka.
Pada mulanya, kurikulum tersebut digagas oleh bagian internal dari lingkup Kemendikbudristek. Sehingga pada saat peluncurannya, Nadiem Makarim yang menjabat sebagai menteri juga memberikan istilah baru yakni Kurikulum Prototipe. Kurikulum ini dihadirkan sebagai jawaban untuk perbaikan kondisi pendidikan pasca terjadinya pandemi Covid – 19.
Selain kurikulumnya, sebagai guru, anda juga perlu memahami segenap perangkat pembelajaran dari Kurikulum Merdeka agar penerapannya dapat terwujud sempurna.
Memaknai Kurikulum Merdeka
Eksistensi Kurikulum Merdeka adalah wujud perbaikan dari adanya kurikulum dalam rangka menghindari terjadinya peristiwa learning loss akibat terjadinya pandemi.
Di situs resminya, pihak Kemendikbudristek menjelaskan bahwa munculnya Kurikulum Merdeka dapat menjadi kurikulum yang sifatnya fleksibel dan bertujuan menjadikan fokus belajar hanya terarah pada materi secara esensial.
Sebagian pakar dan praktisi pendidikan mengklaim dan menegaskan bahwa penerapan kurikulum tersebut untuk bisa memberikan keleluasan bagi pendidik pada penggunaan beragam perangkat pembelajaran.
Maka hal itu pun harusnya linear dengan beragam perangkat pembelajaran berdasar adanya kebutuhan dari konten belajar serta kondisi dan karakteristik dari peserta didik.
Berdasar Nadiem Makarim, Kurikulum Merdeka tidak perlu langsung diterapkan secara keseluruhan. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesenjangan dan fenomena gaptek di dunia pendidikan. Sehingga, ia mengusulkan agar kurikulum tersebut diterapkan pada beberapa satuan pendidikan termasuk Pendidikan Tinggi yang sudah siap untuk membawa konsepnya ke dalam lembaga masing – masing. Sementara instansi yang lain, akan coba diterapkan secara bertahap. Hingga akhirnya seluruh wilayah Indonesia telah menerapkan Kurikulum Merdeka.
Keunikan lain yang tak dimiliki oleh kurikulum sebelumnya yakni terhadap subprogram untuk aspek penguatan generasi dengan kepribadian berdasar Profil Pelajar Pancasila. Supaya subprogram tersebut dapat terwujud dengan baik, maka terdapat beberapa program dan strategi dukungan dalam belajar sebagai penguat Kurikulum Merdeka.
Salah satu contohnya yakni dengan mengimplementasikan model belajar berdasar masalah atau disebut dengan Problem Based Learning. Selain itu, anda juga bisa mencoba untuk memaksimalkan lingkungan pembelaharan dengan model penerapan ala Project Based Learning dan Discovery Learning.
Ketiganya, merupakan model belajar yang cukup banyak menjadi referensi dan diimplementasikan pada satuan pendidikan yang mengusung konsep Kurikulum Merdeka.
Mekanisme penilaian pada Kurikulum Merdeka sendiri hanya berdasar pada penilaian kualitatif, sehingga para pendidik dapat mengkaji pola sikap dan belajar peserta didik sekaligus ikut mengembangkan metode berdasar evaluasi dari pelaksanaan model yang sudah dilakukan.
Nantinya, peserta didik akan ikut berpartisipasi secara aktif pada proses pembelajaran dengan berbagai rangkaian kegiatan mulai dari proses mengapresiasi, mengasah kemampuan diri sampai proses evaluasi dengan teman sebayanya.
Perlu diketahui, bahwa Kurikulum Merdeka maish tergolong kurikulum yang baru. Sehingga sangat wajar, apabila anda menemukan sebagian pendidik bahkan instansi pendidikan belum memahami secara sempurna terkait prosedur dan mekanisme penerapannya. Faktor Kemungkinannya Bisa Jadi Sosialisasi Kurikulum Merdeka masih belum terlalu dilakukan pada wilayah demikian.
Maka dari itu, pemerintah senantiasa terus ingin mensosialisasikan serta mengarahkan para pakar pendidik maupun pelaksana untuk bisa memahami secara sederhana Kurikulum Merdeka. Tujuannya agar target peserta didik dapat terlaksana dengan optimal.
Perangkat Pembelajaran Kurikulum Merdeka
Sebagai guru, wajib bagi anda mengenal lebih dalam mengenai perangkat pembelajaran untuk menunjang capaian dan keberhasilan pembelajaran bagi peserta didik.
Secara bahasa, perangkat pembelajaran didefinisikan sebagai suatu upaya kesatuan pada aspek perencanaan dan pengadministrasian serta keduanya perlu disusun berdasar format yang ditentukan.
Perangkat pembelajaran bertujuan sebagai wujud dari sarana pendukung agar misi pembelajaran serta prosesnya berhasil dicapai oleh peserta didik.
Hal ini serupa dengan pernyataan yang disampaikan oleh Kunandar (2014:6) di mana ia menegaskan bahwa setiap guru di lembaga atau instansi pendidikan wajib mengikuti proses untuk menyusun perangkat belajar berdasar bidang masing – masing.
Idealnya, perangkat belajar tersebut harus disusun secara lengkap, sistematis, interaktif bahkan jelas sehingga menjadi perangkat yang diidolakan peserta didik. Selain itu, para peserta didik dapat lebih aktif berpartisipasi pada kegiatan belajar mengajar.
Pada dasarnya, semua kurikulum beserta perangkatnya tidak sepenuhnya berbeda. Misal, kehadiran kurikulum 2013 merupakan penyempurna dari kurikulum sebelumnya agar capaian keberhasilan pendidikan dapat semakin terwujud sempurna. Sama halnya dengan kehadiran kurikulum Merdeka, yakni untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya yang notabene dirasa kurang cocok diterapkan apalagi saat pasca pandemi. Sehingga kehadiran kurikulum prototipe merupakan sesuatu yang urgen.
Biasanya, perangkat kurikulum akan terbagi dalam beberapa hal, di antaranya yakni terdapat silabus, RPP, dan dokumen administrasi pembelajaran yang lain. Hanya saja, pada Kurikulum Merdeka terdapat penekanan pada pengkajian yang lebih mendalam mengenai penggunaan aspek teknologi. Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Perangkat berupa Silabus
Perangkat pertama yang harus dan perlu ada dalam Kurikulum Merdeka yakni silabus. Idealnya, silabus tersusun berdasar format terbaru dari laman resmi maupun anda bisa meminta informasi melalui sumber yang anda miliki.
Biasanya format isiannya terdiri dari identitas dan profil sekolah, identitas adanya satuan pendidikan, tema yang diambil, penulisan materi ajar dan keterangan pada alokasi waktu.
Selain itu, anda juga perlu menyisipkan tambahan tulisan semacam poin indikator maupun capaian untuk poin tertentu berdasar kebijakan satuan pendidikan di setiap wilayah.
Penyusunan silabus sendiri akan memudahkan guru untuk bisa melakukan proses pemetaan agar target ketercapaian belajar bisa berjalan.
2. Perangkat RPP
Kemudian perangkat lainnya yakni RPP. RPP ibarat panduan bagi seorang guru untuk mulai menjalankan seluruh rangkaian kegiatan belajar mengajar bersama peserta didik. RPP sendiri hampir sama dengan silabus pada bagian pengenalan identitas awal.
Di RPP, guru perlu mendeskripsikan langkah – langkah pembelajaran mulai dari opening – closing-nya. Perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, penulisan KD akan berganti istilah capaian pembelajaran (CP). Kemudian CP tersebut akan guru sesuaikan dengan indikator yang menjadi target output terwujudnya Profil Pelajar Pancasila.
Demikian ulasan mengenai perangkat pembelajaran Kurikulum Merdeka dan beberapa sub bahasan lainnya. Semoga ulasan ini bermanfaat.
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(shd/shd)