Home / Metode Pembelajaran

Selasa, 26 April 2022 - 03:21 WIB

Model Pembelajaran Kontekstual

Model Pembelajaran Kontekstual – Idealnya, belajar adalah hal yang menyenangkan sebab bisa menambah wawasan dan mencerdaskan kehidupan. Namun pada realitanya tentu tak semudah demikian. Nah, untuk membuat proses belajar jadi menyenangkan, salah satu model pembelajaran yang bisa diterapkan yakni menerapkan model pembelajaran kontekstual di kelas.

Kadangkala pendidikan dipandang sebagai hal yang membosankan. Bahkan ada anak-anak usia pelajar yang secara sengaja meninggalkan belajar lantaran lebih mengejar hal yang disenangi. Apalagi di tengah derasnya arus teknologi sekarang, malah lebih banyak lagi tantangan untuk membuat generasi belajar secara serius.

Untuk mengatasi hal tersebut, banyak sebagian guru yang berupaya untuk menerapkan pembelajaran agar target pendidikan bisa dicapai dengan maksimal.

Pada aspek penerapannya, guru merupakan main role sekaligus kunci keberhasilan pembelajaran yang ada di sekolah serta terlibat langsung dalam proses perencanaan dan pelaksanaan belajar supaya hasil belajar lebih terlihat berkualitas.

Apa Itu Model Pembelajaran Kontekstual?

Model pembelajaran kontekstual (Contextual Learning) adalah sebuah upaya untuk mensinergikan antara bahan ajar dengan kondisi nyata yang dialami para peserta didik dalam kehidupan sehari – hari, baik yang sedang terjadi lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

Model ini biasanya sering dikaitkan dengan kehidupan nyata sehingga para peserta didik lebih banyak mendapat pengalaman belajar secara langsung.

Model pembelajaran seperti ini tentu akan menjembatani peserta didik dalam mengoptimalkan berbagai pemahaman maupun kemampuan akademis dalam diri guna memecahkan permasalahan yang ada. Permasalahan yang dihadirkan dapat terwujud dalam sifat simulatif dan nyata dan bisa dilakukan oleh individu maupun secara berkelompok.

Pembelajaran dengan model kontekstual dapat menjadi wadah bagi peserta didik untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar seperti melakukan sesuatu, mencoba bahkan mengalami sendiri atau biasa dikenal dengan learning to do.

Hal ini disebabkan karena pembelajaran ini akan mengorientasikan pada aspek pengetahuan sekaligus kemampuan dalam menyerap pengalaman secara nyata (real world learning).

Peserta didik juga dapat terlatih untuk bisa berfikir setingkat lebih tinggi, memusatkan fokus, meningkatkan kekritisan, menjadikan lebih berpartisipasi di kelas dan tentunya suasana pembelajaran akan menyenangkan.

Pada penerapannya di dalam kelas, peserta didik akan jarang mengalami kebosanan sebab sumber belajar bisa didatangkan dari berbagai sumber. Pun, model kontekstual guru akan lebih banyak memeran sebagai peran pendukung bagi perserta didik untuk segera mencapai tujuan belajara.

Baca juga:   Berpikir Kritis dengan Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri

Nantinya, para guru akan lebih banyak melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penyusunan strategi dalam menyajikan informasi pada peserta didik sekaligus melakukan pengelolaan kelas agar tercipta suasana pembelajaran yang menyenangkan.

Karakteristik Model Pembelajaran Kontekstual

Untuk lebih memahami eksistensi pembelajaran kontekstual, berikut beberapa karakteristik yang perlu Anda pahami sebagai guru:

1.    Aspek Komunikasi yang Efektif (Meaningful Connection)

Aspek pertama yang wajib terpenuhi dalam karakteristik model pembelajaran kontekstual yakni aspek pelaksanaan komunikasi yang efektif. Pada penerapannya, peserta didik akan memposisikan dirinya sebagai seseorang yang senantiasa berkontribusi dan aktif pada pembelajaran.

Hal tersebut bertujuan agar peserta didik tersebut dapat mengembangkan minat masing – masing baik secara mandiri maupun berkelompok. Selain itu, mereka juga dapat belajar sambil melakukan alias learning by doing.

2.    Aspek Pelaksanaan Kegiatan yang Signifikan

Aspek kedua yakni terkait pelaksanaan beragam kegiatan yang melibatkan peserta didik untuk bersinggungan dengan lingkungan sekolah serta mempelajari berbagai konteks permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan nyata.

3.    Aspek Pembentukan Peraturan secara Mandiri

Kemudian aspek selanjutnya yakni berkaitan dengan kemampuan peserta didik yang mampu dalam melakukan serangkaian kegiatan yang memiliki tujuan, berkaitan dengan peserta didik lainnya serta dapat menentukan sendiri pilihannya terhadap kegiatan yang sedang dilakukan.

Selain itu, karakter pada model belajar kontekstual yang unik yakni dapat menjadikan peserta didik mampu untuk mengatur kegiatannya sendiri sampai bisa menghasilkan produk atau karya nyata dan dapat difungsikan untuk kehidupan.

4.   Aspek Kerjasama antar Guru dan Peserta Didik

Aspek lainnya yakni terkait pembentukan kerjasama antara guru dan peserta didik di suatu mata pelajaran tertentu. Model belajar kontekstual dapat menjadikan terbentuknya hubungan yang saling berpengaruh dan memunculkan berbagai feedback.

5.   Aspek Pemikiran Kritis dan Kreatif

Kemudian, model belajar kontekstual akan melatih peserta didik untuk dapat berpikir secara kritis dan kreatif. Semakin banyak masalah yang dihadapkan peserta didik, maka semakin baik peningkatan kemampuan mereka dalam hal pembuatan analisis, sintesa, pemecahan masalah bahkan sampai membuat keputusan dengan berdasar logika yang jernih.

Hal ini tentu tidak terbentuk dalam kurun waktu yang singkat sebab terdapat beberapa kendala. Sehingga para orangtua di rumahnya juga perlu memberikan dukungan kepada sang peserta didik.

6.   Aspek Pemeliharaan Kepribadian  Peserta Didik

Dalam penerapannya, model belajar kontekstual dapat menjadikan peserta didik untuk lebih mudah dalam memelihara ranah pribadi. Misal, peserta didik dapat lebih banyak mendukung dan memotivasi dirinya sendiri untuk meningkatkan potensi dalam diri.

Baca juga:   Cara yang Bisa Dilakukan Guru untuk Memahami Gaya Belajar Siswa

7.   Aspek Pencapaian Standar Tinggi Mutu Pembelajaran

Selain keenam aspek tersebut, selanjutnya yakni terdapat karakteristik berupa peningkatan pencapaian standar yang tinggi dalam mutu pembelajaran.

Untuk mendukung hal tersebut, maka di sini guru berperan penting. Yakni bertugas dalam mengidentifikasi beragam tujuan dan motivasi peserta didik agar standar yang ditargetkan tercapai.

8.   Aspek Penilaian Otentik

Pada aspek penilaian otentik, model belajar kontekstual dapat digunakan sebagai model kelas yang menjelaskan mengenai berbagai pengetahuan akademik yang linear dengankehidupan nyata. Misal, seorang peserta didik dapat menggambarkan berbagai informasi akademik yang sudah dipelajari serta menyebarluaskan hal tersebut pada publik.

Perbedaan antara Model Pembelajaran Kontekstual dan Konvensional

Kendati model belajar kontekstual sudah banyak yang menerapkan, namun  masih tetap ada sebagian guru yang masih menerapkan pembelajaran secara konvensional.

Salah satu hal yang dapat membedakan antara kontekstual dan konvensional yaknipembelajaran konvensional lebih banyak menerapkan pada hafalan dan pemberian materi. Kondisi ini malah menyebabkan peserta didik lebih pasif dan tidak terlalu berkontribusi pada pembelajaran.

Kedua, pembelajaran konvensional lebih menjadikan siswa sering mendapatkan informasi serta lebih banyak mengerjakan tugas. Hasil belajar nantinya dalam bentuk tes berupa ujian dan ulangan harian.

Sementara itu, pada pembelajaran kontekstual materi akan senantiasa dikaitkan dengan kehidupan sehari – hari. Guru akan lebih banyak melakukan tanya jawab dan diskusi dengan para peserta didik.

Selain itu, siswa akan lebih banyak dilatih untuk menjadi peserta didik yang bisa berfikir kritis, mampu menemukan dan mengerjakan proyek dengan pemikiran sendiri sekaligus menemukan solusi melalui pembelajaran kontekstual.

Demikian  ulasan mengenai model pembelajaran kontekstual dan beberapa karakteristiknya. Semoga dengan banyaknya model belajar maupun strategi dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk terus melejitkan potensi dalam diri.

Seyogyanya model- model belajar yang ada dapat saling dikolaborasikan agar terwujud pribadi generasi yang unggul, memiliki daya kritis dan tertanam rasa tanggung jawab yang tinggi.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(shd/shd)

Share :

Baca Juga

Guru Honorer

Inilah 5 Manfaat Belajar Matematika Sejak Dini Bagi Anak
ide ice breaking SD

Kesiswaan

Membuat Suasana Belajar Lebih Kondusif dan Seru dengan Ice Breaking

Metode Pembelajaran

Mengenal Pendekatan STEM Supaya Pembelajaran Lebih Bervariasi

Metode Pembelajaran

Hybrid Learning Untuk Menghadapi Kurikulum Merdeka

Kenaikan Pangkat

Model Pembelajaran abad 21: Karakteristik dan Strategi

Metode Pembelajaran

Alasan Mengapa Guru Tidak Boleh Mengatakan Siswa “Bodoh”

Metode Pembelajaran

Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek Menghindari Kebosanan
Ilustrasi model pembelajaran inovatif

Media Pembelajaran

Tutorial Mengisi Contoh Isian Mempelajari Fokus Perilaku Observasi Di PMM