Home / Kurikulum

Rabu, 17 Agustus 2022 - 21:20 WIB

Pendidikan Inklusif : Pengertian, Tujuan dan Keuntungan

Pendidikan inklusif – Anda pasti sudah sering mendengar atau membaca kata “inklusif”, baik di media massa maupun melalui poster yang di tempel di suatu tempat. Biasanya, kata “inklusif” di kaitkan dengan ajakan kepada masyarakat untuk menyambut dan menghargai perbedaan. Karena negara kita multikultural, tentu ajakan untuk menciptakan lingkungan yang inklusif sangat penting.

Keberadaan lingkungan inklusif ini juga menemukan penerapannya dalam konsep pendidikan yang juga di dukung oleh negara melalui UUD. Jadi pendidikan inklusif adalah apa? Bagaimana penerapannya dalam konsep pendidikan yang di rancangkan negara? Nah, biar tidak bingung, yuk simak ulasannya berikut ini!

Pendidikan Inklusif Itu Apa?

Pendidikan inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang menawarkan kesempatan kepada siswa normal dan siswa penyandang cacat untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran di lingkungan yang sama.

Sistem tersebut memungkinkan siswa penyandang disabilitas yang tidak mengalami disabilitas intelektual untuk tumbuh dan berkembang di lingkungan sekolah reguler, bukan di sekolah luar biasa. Kecenderungan ke arah inklusivitas ini seharusnya dapat menjembatani kesenjangan pendidikan bagi siswa penyandang disabilitas.

Karena anak berkebutuhan khusus pun memiliki potensi dan kecerdasan yang harus di kembangkan. Sayangnya, selama ini belum banyak sekolah yang menerapkan sistem inklusif dan mau menerima siswa difabel dengan tangan terbuka.

Di khawatirkan kehadiran siswa penyandang disabilitas akan mengganggu kegiatan belajar mengajar (KBM) karena sulit menerima dan mencerna mata pelajaran yang di berikan oleh pendidik. Padahal pengalaman kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa normal dan siswa penyandang disabilitas dapat memberikan banyak manfaat yang tidak dapat di peroleh dalam sistem pendidikan biasa.

Keuntungan dari Pendidikan Inklusif

Untuk guru/kepala sekolah/administrasi sekolah

– Memfasilitasi proses belajar mengajar

– Mengembangkan kreativitas dalam manajemen pembelajaran

– Mengajar menjadi lebih menyenangkan dan efektif

– Tantang diri Anda untuk terus belajar melalui perbedaan yang di temui di kelas

– Melatih dan membiasakan diri dengan budaya kerja yang positif, kreatif, inovatif, fleksibel dan akomodatif terhadap semua siswanya dengan segala perbedaannya.

Bagi siswa

– Ciptakan suasana belajar yang kooperatif

– Mengembangkan sikap toleran

– Memfasilitasi interaksi sosial antar teman

– Membangkitkan kepercayaan diri melalui sikap penerimaan dan keterlibatan di dalam kelas

– Melatih dan membiasakan menghargai dan menerima perbedaan dengan menghilangkan budaya “labeling” atau memberi label negatif.

Untuk orang tua

– Mengetahui sistem pembelajaran di sekolah

Baca juga:   Pentingnya Pembelajaran Social Emotional Learning (SEL) bagi Anak

– Meningkatkan kepercayaan pada guru dan sekolah

– Memperkuat tanggung jawab pendidikan anak-anak di sekolah dan di rumah

– Mengetahui dan mengikuti perkembangan belajar anak

– Lebih terbuka dan bersahabat dengan guru

– Mempermudah mengajak anak belajar di sekolah

Bagi masyarakat

– Mengontrol penyelenggara pendidikan inklusif di lingkungannya

– Meningkatkan tanggung jawab pendidikan anak di sekolah dan di masyarakat

– Menjadi sumber belajar

– Kemitraan yang lebih terbuka dan bersahabat dengan sekolah

Untuk pemerintah

– Implementasi kebijakan pendidikan

– Anak berkebutuhan khusus mendapatkan hak yang sama atas pendidikan dan kesempatan pendidikan yang lebih banyak.

– Percepatan penyelesaian wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun; pendidikan di selenggarakan atas dasar prinsip demokrasi, keadilan dan tanpa di skriminasi.

Konsep Pendidikan Inklusif

Anda perlu tahu bahwa sikap ini telah di terapkan dalam konsep pendidikan yang di canangkan oleh negara kita. Ya, istilah pendidikan sebenarnya di cetuskan oleh UNESCO yang kemudian di ambil alih oleh banyak negara di dunia, salah satunya Indonesia.

Pada dasarnya pendidikan inklusif ini bersifat ramah anak, karena fokusnya pada anak berkebutuhan khusus agar dapat melanjutkan pendidikan di sekolah seperti anak lainnya. Istilah pendidikan di cetuskan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) alias organisasi pendidikan,keilmuan dan kebudayaan perserikatan bangsa-bangsa dengan jargonnya yaitu Education for all.

Artinya, pendidikan ini harus ramah kepada semua orang dan menjangkau semua orang tanpa terkecuali. Setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari pendidikan.

Hak dan kesempatan tersebut tidak di bedakan atas dasar fisik, mental, sosial, emosional bahkan status sosial ekonomi, sehingga setiap orang, siapapun mereka, dapat mengakses pendidikan. Nah, ini jelas sejalan dengan filosofi pendidikan nasional negara kita, yang tidak membatasi akses ke sekolah oleh siswa dari semua latar belakang.

Istilah “inklusif” dalam pendidikan inklusif bukan hanya untuk mereka yang berkebutuhan khusus, tetapi untuk semua anak. Menurut seorang profesor pendidikan ia mengatakan pendidikan inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang mengharuskan anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar di sekolah terdekat dengan teman sebayanya.

Biasanya, lembaga pendidikan sekolah yang menjalankan sekolah ini mampu menampung semua siswa dalam satu kelas. Sekolah ini juga akan menyediakan program pendidikan yang sesuai dan menantang, namun tetap di sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan masing-masing siswa. Tidak hanya itu, sekolah inklusif juga memberikan pendampingan dan dukungan dari guru agar siswanya bisa sukses.

Baca juga:   Yuk Intip, Sejarah Kurikulum Yang Pernah Diterapkan di Indonesia

Atas dasar itu, konsep pendidikan inklusif adalah sistem pelayanan pendidikan yang mengikutsertakan anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dengan teman sebayanya di sekolah normal di sekitar tempat tinggalnya. Tujuan dari sekolah ini adalah untuk memastikan bahwa semua anak dapat mengakses pendidikan yang seluas-luasnya tanpa diskriminasi.

Karena pendidikan inklusif “menyatukan” anak berkebutuhan khusus dan anak reguler, maka sekolah yang menyelenggarakannya juga harus menyesuaikan dengan kebutuhan siswa, mulai dari kurikulum, struktur pendidikan, hingga sistem pembelajaran. Bagi pendidik, mereka berusaha menjadi orang yang terlatih dan profesional di bidangnya sehingga mereka dapat mengembangkan program pendidikan secara objektif.

Tujuan Pendidikan Inklusif

Pendidikan inklusif ini di selenggarakan di Indonesia bukan hanya karena negara lain juga melakukannya, tetapi dengan tujuan yang berdampak pada masyarakat Indonesia, yaitu:

  • Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua anak, termasuk anak berkebutuhan khusus, untuk mengakses pendidikan yang sesuai dengan kebutuhannya.
  • Membantu mempercepat program wajib belajar 12 tahun.
  • Berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah dengan mengurangi jumlah tinggal di kelas dan putus sekolah.
  • Mewujudkan amanat UUD 1945 khususnya pasal 31 ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara berhak atas pendidikan”, sedangkan ayat 2 berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membayarnya” .
  • Pelaksanaan UU no. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional, khususnya pasal 5 ayat 1 yang menyatakan “Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu”.

Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Inklusif

Orang tua memegang peranan penting dalam melaksanakan pendidikan inklusif bagi anak berkebutuhan khusus. Berikut ini peran orang tua dalam pendidikan inklusif.

  • Sebagai pendamping utama dalam membantu pencapaian tujuan pendidikan inklusif.
  • Menjadi pembela yang membela dan mempertahankan hak anak untuk memperoleh layanan pendidikan inklusif sesuai dengan kebutuhannya.
  • Sebagai sumber data akurat tentang anak dalam upaya memperlancar pendidikan anak.
  • Berprofesi sebagai guru yang mendidik anak pada saat di luar jam sekolah.
  • Sebagai penentu karakteristik dan jenis terapi anak di luar sekolah.

Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!

(RAW)

Share :

Baca Juga

Kurikulum

Peran Guru, Kepala Sekolah, Siswa dalam Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Kurikulum

KOSP: Bukan Lagi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Ini Pengganti KTSP di Kurikulum 2022
tips lulus guru penggerak

Kesiswaan

Terapkan Kegiatan Ini untuk Proyek P5 Jenjang SD

Kurikulum

Cara Menyusun Kurikulum Operasional di Sekolah
cara penilaian kurikulum merdeka

Kurikulum

Cara Penilaian Kurikulum Merdeka yang Perlu Diketahui

Kesiswaan

Materi Pendidikan Anti Korupsi

Kurikulum

Kurikulum Merdeka SMK sebagai Pusat Keunggulan: Antara Tantangan dan Harapan

Kurikulum

Mengenal 7 Paradigma Kurikulum Baru 2022