Home / Kesiswaan

Sabtu, 21 Mei 2022 - 11:41 WIB

Pendekatan Solutif untuk Mengatasi Bullying di Sekolah!

Permasalahan yang seringkali terjadi di sekolah adalah perundungan/bullying. Bullying adalah tindakan mengintimidasi baik secara verbal maupun fisik untuk menindas atau menyakiti orang lain. Tindakan intimidasi ini bisa terjadi karena pelaku merasa memiliki kekuasaan dan superior dari pada siswa lain. Sedangkan penyintas/korban biasanya adalah orang yang terlihat lemah, memiliki status sosial rendah, atau memiliki kekurangan fisik. Perilaku bullying bisa terjadi perorangan maupun oleh sekelompok siswa. Biasanya pelaku bullying melakukan tindakan tersebut hanya untuk mencari kesenangan sesaat. Sedangkan penyintas/korban bullying terkadang merasa tersudutkan dan tidak memiliki teman karena selalu tertindas. Jika bullying dilakukan terus menerus akan berakibat pada kesehatan mental pelaku maupun penyintas bullying. Berikut ini beberapa dampak negatif bagi pelaku maupun korban bullying.

Dampak Negatif Bagi Pelaku

  1. Empati semakin rendah. Jika pelaku terus-menerus melakukan bullying rasa empati akan terus terkikis. Jika seperti itu siswa yang melakukan bullying akan sulit peduli dengan orang lain dan cenderung egois.
  2. Memiliki sifat sombong. Perilaku bullying merupakan perilaku yang sangat merugikan bagi orang lain karena merendahkan orang lain. Kesombongan tidak akan membuat hidup pelaku bullying bahagia, justru akan merasakan kehampaan.
  3. Susah diatur dan emosional. Pelaku bullying sulit untuk diatur dan akan melampiaskan dorongan agresinya kepada orang lain. Apabila hal tersebut berlanjut akan sulit untuk dinasehati.
Baca juga:   Ranking Itu Bukanlah Urutan Kecerdasan Seorang Murid di Dalam Kelas

Dampak Negatif Bagi Penyintas

  1. Tidak mau sekolah. Bullying bisa menyebabkan penyintas bullying merasa enggan untuk berangkat ke sekolah karena baginya sekolah adalah mimpi buruk.
  2. Stres, trauma hingga depresi. Siswa yang menjadi penyintas bullying seringkali akan merasakan tekanan yang cukup hebat jika dirinya tidak berani melawan. Tekanan yang berlanjut dapat mengakibatkan stress, trauma, dan depresi.
  3. Hilangnya rasa percaya diri. Perubahan kepribadian yang seringkali mudah dilihat dari penyintas bullying adalah hilangnya rasa percaya diri. Penyintas akan berubah menjadi siswa penakut, pemalu, peragu dan tidak ekspresif.

Strategi Solutif untuk Mengatasi Bullying

Permasalahan bullying tidak akan selesai hanya dengan memarahi pelaku bullying. Hal ini hanya akan membuat pelaku bullying semakin menjadi-jadi dan ingin melampiaskan kekesalannya. Perlu langkah-langkah strategis untuk menyelesaikan secara win-win solution. Berikut ini beberapa alternaltif solusi yang dapat dicoba oleh sekolah.

  1. Kumpulkan latarbelakang dan informasi yang penting dari pelaku dan korban bullying. Bagaimana perilakunya di rumah, di sekolah, dan di lingkungan sosial. Kemudian lihat bagaimana pola asuh orang tua masing-masing, sehingga kita akan tahu bagaimana menyikapi mereka.
  2. Berikan bimbingan dan pendampingan secara tidak langsung kepada penyintas/korban bullying untuk berani melawan perilaku tersebut. Ajarkan anak untuk lebih asertif dan komunikatif untuk menyampaikan pembelaannya.
  3. Berikan sosialisasi mengenai bullying dan dampak negatif dari perilaku bullying secara berkala. Hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan siswa ketika akan melakukan bullying.
  4. Berikan treatment secara tidak langsung kepada pelaku bullying mengenai alasan dan kebutuhan apa yang sebenarnya diinginkan oleh pelaku sehingga melakukan tindakan tidak terpuji tersebut.
  5. Jika sudah tidak kondusif, bisa memindahkan pelaku atau penyintas bullying ke kelas lain. Hal ini untuk memudahkan dalam pengawasan dan mengurangi intensitas kedua belah pihak untuk bertemu.
  6. Cobalah untuk memediasi pelaku dan penyintas agar saling memaafkan dan bergaul/berteman secara lebih sehat. Bantu mereka untuk saling menyampaikan isi hati agar sama-sama bisa saling memahami.
  7. Jika pelaku bullying sudah keterlaluan./melampaui batas maka berilah hukuman yang cukup berat sehingga tidak mengulanginya lagi. Tentunya dengan landasan dan bukti yang cukup kuat untuk menghukum anak tersebut.
Baca juga:   Ice breaking solusi jenuh dalam belajar

 

Share :

Baca Juga

Karya Inovatif

Manfaat makalah best practice untuk kenaikan pangkat

Kesiswaan

Mengenal dan Strategi Mendidik Generasi Alfa di Era Pendidikan Digital

Kesiswaan

8 Hukuman yang Mendidik bagi siswa yang Nakal di Sekolah

Kesiswaan

Pentingnya Penanaman Pendidikan Anti Korupsi Sejak Dini

Kesiswaan

Bingung Ingin Melajutkan Kuliah Dimana? Yuk, Kenali Dulu Jenis-Jenis Perguruan Tinggi di Indonesia

Kesiswaan

4 Aplikasi Bacaan di Android untuk Meningkatkan Literasi pada Anak

Kesiswaan

Menyusun Program Penguatan Karakter saat Kebijakan PTM Berlangsung

Kesiswaan

Cara Mudah Membuat RPP kurikulum Merdeka