Komunikasi – Pendidik idealnya merupakan seorang komunikator yang ulung dan mumpuni dalam aspek penyampaian materi. Pun keberadaannya sebagai komunikator ulung di tengah peserta didik.
Hanya saja, keidealan tersebut tidak bisa terwujud secara nyata sebab sebagian besar peserta didik merasa bahwa keberadaan gurunya malah membuat mereka khawatir dan takut.
Kekhawatiran maupun ketakutan yang melanda tentu akan menyebabkan adanya kesenjangan antar peserta didik dan guru. Padahal harusnya, guru menjadi tempat untuk berkonsultasi dan meminta pendapat. Bukannya malah menjadi seperti monster.
Salah satu penyebab terjadinya kesalahpahaman tersebut yakni karena adanya pola komunikasi yang tidak baik. Maka dari itu, penting bagi guru untuk senantiasa mempelajari pola maupun strategi dalam membangun komunikasi yang sifatnya positif bagi guru dan peserta didik.
Mengenal Komunikasi
Secara etimologis, komunikasi dapat diartikan “menyampaikan” dari bahasa latinnya yakni “communicare”. Berdasar asal kata tersebut, maka definisi komunikasi sendiri merupakan suatu prosedur maupun proses penyampaian suatu makna dari hadirnya satu entitas kelompok menuju kelompok lainnya dengan penggunaan beberapa tanda, aturan semiotika, simbol dimana ketiganya dapat dipahami bersamaan.
Melansir dari Everett, definisi dari komunikasi yakni adanya proses pengalihan pada ide dari satu sumber menuju sumber lainnya dengan tujuan agar berubah tingkah lakunya.
Hal ini ditegaskan oleh James AF Stoner, bahwa komunikasi merupakan suatu mekanisme pada diri seseorang untuk berusaha selalu memberikan pengertian maupun informasi dengan cara penyampaian pesan pada orang lain.
Komunikasi merupakan aktivitas yang urgen dan mendasar dalam kehidupan manusia. Kehadirannya menjadi bagian yang sangat penting dan tak terpisahkan pada kehidupan, apalagi bagi manusia sebagai makhluk sosial.
Dengan komunikasi, maka individu yang satu dapat berinteraksi dengan individu lainnya entah itu di lingkungan sekolah, kerja, pusat belanja, rumah tangga, lingkungan masyarakat sampai bernegara sekalipun.
Seorang individu harus menjalani komunikasi supaya mereka terlibat dalam kehidupan sosial serta senantiasa menjalankan hidup. Jika tidak berkomunikasi, tentu manusia seringkali merasa kesulitan bahkan sampai terjadi kesalahpahaman.
Lantas, bagaimana jadinya lingkungan sekolah bila komunikasi tak terbangun baik antar guru dengan peserta didik, peserta didik dengan rekannya? Mereka pasti akan menemukan kesulitan.
Tujuan dari hadirnya komunikasi di tengah kehidupan individu yakni untuk bisa memberikan segenap pengetahuan maupun informasi pada orang sekitarnya.
Selain itu, komunikasi juga menyebabkan seorang individu dapat mempengaruhi sesama mulai dari memberikan pengetahuan, informasi pada individu lainnya. Adapun tujuan dilakukannya komunikasi sebagai berikut :
Pertama, agar pemberi informasi dapat dimengerti oleh si penerima informasi. Maka dari itu, dalam penyampaian.nya maka para komunikator harus memberikan penekanan sehingga terlihat jelas.
Kedua, komunikasi dapat membantu untuk mengenal orang lain. Jalinan komunikasi dapat berfungsi sebagai pembuka percakapan. Sehingga antar individu yang satu dengan lainnya dapat saling berkomunikasi membicarakan topik yang disenangi sekaligus mengaktifkan kemampuan dalam pendengaran dan menyimak pesan yang disampaikan komunikator.
Ketiga, komunikasi bertujuan untuk memberikan pendapat. Selain kedua tujuan diatas, komunikasi dapat digunakan sebagai bentuk penyampaian pendapat dengan argumen dan bukti yang valid. Dengan demikian, maka pelaku tak bisa emberontak.
Keempat, tujuan yang lainnya yakni agar terjadi komunikasi secara persuasif. Komunikasi tersebut dilakukan dalam rangka penyampaian gagasan pada orang lain.
Di dunia pendidikan sendiri, komunikasi bukan suatu hal yang disepelekan. Malah setiap saat peserta didik akan diusahakan untuk terlatih dalam menyampaikan pesan hingga akhirnya tak banyak terjadi kesalahpahaman di lingkungan sekolah. Skill berkomunikasi juga merupakan skill yang teramat penting dan perlu dimiliki oleh guru dan peserta didik.
Strategi Membangun Komunikasi
Untuk membangun komunikasi positif yang baik dengan peserta didik, maka terdapat beberapa strategi yang perlu dilakukan. Adapun strateginya yakni :
1. Mengumpulkan Niat
Segala tindakan maupun perbuatan pasti diawali dengan niat. Niatkan dalam hati bahwa anda akan senantiasa terus meningkatkan diri untuk bisa membangun komunikasi yang positif bersama peserta didik. Pada awalnya memang tidak mudah.
Coba bayangkan, intensitas guru dan peserta didik hanya terbatas pada jam mata pelajaran saja. Belum lagi jika mapelnya kosong. Terkadang dalam seminggu juga terpotong dengan agenda insidental yang diadakan oleh sekolah maupun instansi pendidikan.
Maka dari itu, anda sebagai guru harus memiliki strategi sederhana untuk mengajak berkomunikasi peserta didik. Tujuannya agar terbangun keakraban antar kedua pihak.
Jika akrab, maka tidak ada lagi rasa kekhawatiran maupun ketakutan jika ingin mengobrol bersama gurunya. Selain itu, dengan kebiasaan mengobrol tersebut maka harapannya peserta didik dapat melatih skill komunikasi yang baik dan berguna di masa depan.
2. Menggunakan Diksi yang Baik
Strategi selanjutnya yakni guru harus mencoba untuk memilih kata yang benar dalam merangkai kata. Di lingkungan sekolah, sebisa mungkin para guru mengajarkan pada peserta didik untuk berkata sopan dan santun berdasar adab yang sudah diajarkan.
Selain itu, anda perlu menggunakan kosa kata yang sederhana agar mampu dipahami. Pastikan, bahasa yang anda gunakan sesuai dengan jenjang yang kalian ajar.
Perlu diingat, bahwa pembiasaan dalam memilih kata – kata yang baik dapat mendukung adanya peningkatan pada perkembangan anak.
Apalagi pada saat kegiatan pembelajaran, pastikan anda menggunakan kata kunci pilihan yang bisa anda sebutkan berulang. Selain itu, perhatikan tempo pembicaraan anda. Pastikan intonasinya jelas juga.
Jika anda berbicara dengan tempo yang cepat maka dikhawatirkan akan membuat peserta didik tak memahami dengan jelas penyampaian anda. Namun bila temponya terlalu lambat, maka hal tersebut bisa menjadikan peserta didik merasa bosan dan mengantuk.
3. Memiliki Sikap yang Netral
Strategi untuk membangun komunikasi yang positif yakni cobalah untuk senantiasa bersikap netral.
Pastikan anda tidak pernah mudah dalam menyalahkan peserta didik. Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik. Menjadi pendengar yang baik bertujuan agar para peserta didik bisa menaruh kepercayaan pada diri anda.
Pada kegiatan pembelajaran, alangkah baiknya bila guru senantiasa menghindari kata – kata yang berpotensi menyalahkan, memberi label, maupun menceramahi secara langsung di depan kelas terkait kenakalan salah satu peserta didik.
Tentu hal tersebut akan menjadikan peserta didik lainnya merasa teman mereka memang merupakan hal yang buruk. Padahal, bisa saja kenakalan yang terjadi pada peserta didik lantaran mereka tidak begitu mendapatkan perhatian.
Atau bahkan tidak bisa merasakan kasih sayang orangtua mereka. Maka dari itu, anda wajib untuk melakukan penggalian terlebih dahulu sebelum akhirnya menyalahkan peserta didik dan berujung penyesalan.
Sebisa mungkin anda harus mencoba mengontrol dan menahan diri untuk tak menyalahkan peserta didik yang berperilaku demikian.
Demikian ulasan mengenai komunikasi yang harmonis dan beberapa strategi untuk membangunnya. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi rujukan. (*)
Daftarkan diri Anda sebagai anggota e-Guru.id dan dapatkan pelatihan gratis setiap bulan untuk meningkatkan kompetensi sebagai pendidik. Caranya, klik pada link ini atau poster berikut untuk gabung menjadi member e-Guru.id!
(rhm/shd)